Dalam suatu acara pertengahan bulan lalu, saya mendengar seorang pembicara yang memberikan ilustrasi menarik dari sebuah pohon. Ia menjelaskan tentang apa itu tertanam, dan bagaimana perbedaan sebuah pohon yang tertanam dengan baik dan tidak.
Beliau bercerita tentang, “cara orang timur tengah ketika menanam pohon kurma adalah, mereka akan menutupi benih tersebut dengan batu, sehingga pertumbuhan pohon kurma tersebut terlebih dahulu berakar kebawah. Dan saat akarnya sudah cukup kuat, barulah ia tumbuh keatas dan menghantam batu tersebut. Itulah mengapa pohon kurma mampu tumbuh dalam cuaca apapun.” Dalam kehidupan kita sebagai trader juga demikian, apabila kita terus mencari strategi baru setiap hari, terus menambahkan indicator baru setiap hari, tanpa ada akar (money management) yang cukup kuat, maka sebaik apapun strategi atau tools kita bekerja, kita akan tetap dekat dengan resiko kebangkrutan.
Mungkin bila beliau membaca apa yang saya tulis, beliau akan mengatakan bahwa bukan itu yang ia maksud. Namun karena saya adalah seorang trader, saya aktif trading di bursa saham dan bursa valuta asing, sehingga apapun informasi yang saya dapatkan, kacamata yang saya pakai tetaplah kacamata seorang trader.
2 Orang Guru
Selama berada di market baik valuta asing maupun saham, saya hanya memiliki 2 guru yang terus saya ikuti sebagai mentor. Bukan karena profit yang mereka hasilkan, tetapi sudut pandang mereka yang otentik, yang membuat saya yakin bahwa mereka adalah mentor terbaik yang bisa membawa saya kepada pemahaman yang sempurna terhadap market.
Guru pertama
Saat saya mengikuti guru pertama, analisa teknikal & money management menjadi sarapan setiap pagi. Beliau mengajarkan bahwa history repeat itself, harga bergerak dengan sebuah pola yang terjadi berulang – ulang. Namun meskipun kita mengetahui sebuah pola tersebut, kita harus tetap mengakui bahwa salah satu identitas market adalah random, itulah mengapa kita perlu money management.
Beliau mempertontonkan apa yang sangat diinginkan seorang trader, yaitu profit besar dalam waktu singkat. Itulah cara ia untuk menarik perhatian, dan dengan itu juga ia membawa banyak trader mengikuti webminar yang ia adakan.
Hal istimewa bermula disini, saat anda mengikuti webminar yang ia adakan, tools pencetak uang yang anda inginkan, tidak akan anda dapatkan. Bukan karena mereka tidak memberikannya, tetapi karena mereka memang tidak memilikinya. Semuanya hanya pattern teknikal yang sudah ada ratusan tahun di market. Tidak ada hal baru yang akan membuat anda terkagum.
Lantas apa yang menjadikan beliau spesial? Salah satu statement terkuat yang membuat saya mengikuti beliau adalah “money management lah yang membuat portfolio bertumbuh”. Sekejap pemikiran saya seperti dibukakan kembali. Sebelumnya saya percaya bahwa ketika memiliki tools yang bisa membaca pergerakkan harga, maka portfolio pasti bertumbuh.
Selama ini yang menjadi blindspot seorang trader pemula adalah mereka tidak memulai dari apa yang paling mudah untuk dilakukan, yaitu mengatur keuangan atau money management. Mereka berpikir bahwa keberhasilan trader ditentukan apabila berhasil membaca pergerakkan pasar dan memberikan prediksi yang tepat. Padahal kita semua tahu, memprediksi pasar berdasarkan apa yang terjadi di masa lalu dan kondisi saat ini, bukanlah pekerjaan yang mudah.
Money management membuat semuanya lebih terukur. Sehingga seganas apapun market yang kita hadapi, kita tetap memiliki tembok pertahanan yang mampu membendung portfolio kita dari kehabisan uang.
Konsep ini begitu kuat, sehingga apapun sahamnya, seganas apapun marketnya, saya yakin saya tidak akan kehilangan uang. Bukan keyakinan kosong, tetapi karena kita bisa dengan mudah menghitungnya. Namun sayangnya kebanyakan trader sudah kehabisan uang sebelum mereka bahkan menyadari bahwa money management adalah hal yang termudah untuk dilakukan.
Dengan money management, kita juga mampu memberikan waktu untuk kemampuan memprediksi kita berkembang, kita bisa terus belajar tanpa harus memiliki resiko kehabisan modal. Itulah yang membuat pendekatan dengan money management menjadi pilihan pertama saya di market.
Mengetahui resiko dan sizing menjadi 2 poin penting yang dipertimbangkan dalam menentukan model money management. Beberapa contoh trik sederhana namun powerful kami ajarkan di workshop Psikologi Trading & Money Management yang kami adakan. Untuk mendaftarkan diri anda, silahkan klik link disini
Guru Kedua
Dari Guru Pertama saya mengerti bahwa, cara terbaik untuk belajar adalah selalu mulai dari yang termudah. Oleh karena itu saya cukup yakin bahwa pencarian saya tidak berhenti sampai saya bertemu dengan money management. Belajar melakukan analisa menjadi tantangan selanjutnya.
Melakukan analisa bukan hal yang mudah, tetapi itu harus saya hadapi jika saya ingin naik kelas. Itulah yang membawa saya ke pertemuan dengan Guru Kedua. Beliau adalah seorang yang dihormati di pasar modal Indonesia karena padangannya yang unik tentang market.
Beliau melihat market bukan dari seperti apa perusahaannya, bukan juga pergerakkan harganya, tetapi dari apa yang terjadi dibalik pergerakkan harga. Menurut saya ini awal yang sangat baru karena analisa transaksi belum pernah saya dengar sebelumnya.
Ditengah kepastian bahwa market itu random, beliau melihat sedikit celah. Ada sekelompok pihak yang memiliki modal sangat besar dan mampu menggerakkan, sehingga tindakan yang dia lakukan (untuk mendapatkan profit) bisa kita ikuti. Boleh dikatakan lebih singkatnya adalah, Bandarmologi.
Dengan kita mengikuti pergerakkan investor besar, kita seharusnya mendapatkan kesempatan untuk profit lebih tinggi, karena tentu mereka memiliki analisa yang lebih mumpuni, sehingga tingkat keberhasilan mereka memprediksi pasar, seharusnya jauh lebih tinggi.
Dari guru kedua, saya belajar banyak mengenai bagaimana melihat market bukan dari sisi investor ritel, tetapi dari sudut pandang seorang bandar. Dengan memahami ini, penafsiran akan setiap informasi kita terima, yang mungkin justru mereka lah yang membuat informasi tersebut, bisa menghasilkan reaksi yang berbeda.
Dimasa – masa pembelajaran mengenai Bandarmologi, saya sempat bertanya kepada beliau, ‘apakah bandar akan selalu untung?’. Andai saja waktu itu beliau mengatakan bahwa ‘bandar akan selalu untung’, maka saya pasti akan berhenti mengkombinasikan analisa bandarmologi dengan analisa apapun, dan saya kan pertaruhkan semua modal saya untuk mengikuti pergerakkan bandar.
Namun sayangnya beliau mengatakan bahwa ‘Bandar tidak selalu Profit’. Perkataan beliau ini yang kembali mengingatkan saya akan apa yang Guru Pertama saya sampaikan bahwa identitas market itu random, dan itu tidak akan pernah terlepas darinya (market).
Kesimpulan
Sampai saat ini, apa yang saya cari di stock market tetap sama. Pemahaman yang terus semakin dewasa tentang bagaimana market bekerja. Dengan harapan apa yang saya pahami bisa membawa kepada profit yang tanpa batas juga.
Mencari tools baru, sudut pandang yang baru, itu boleh dilakukan di market, asalkan kita memiliki akar yang kuat, yaitu money management. Karena dengan kita mempunyai akar yang kuat, meskipun kita akan banyak melakukan trial & error, kita tetap bisa mempertahankan modal kita agar tidak habis.
Satu hal yang saya sadar, bagi banyak trader, terkadang money management adalah satu – satunya jawaban yang mereka butuhkan, tetapi menjadi satu – satunya hal yang tidak mereka cari.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.