Tahun 2019 bukanlah tahun yang mudah untuk IHSG, ada banyak kejadian yang kurang menyenangkan bagi banyak trader dan investor yang terjadi sepanjang tahun ini, diawali dengan trend bearish yang terjadi di mayoritas saham blue chip karena aksi jual asing yang terus berlangsung dari bulan Februari sampai bulan November tahun ini. Dan belum selesai masalah di saham Blue Chip, di pertengahan bulan November kita menemukan efek negatif lain dari penurunan saham blue chip tersebut, dalam kasus kejatuhan puluhan reksadana ‘Bandar Lokal’, krisis yang masih terus terjadi sampai saat ini.
Istilah Tenbagger/Multibagger pertama kita dengan dalam buku ‘One Up On Wallstreet’ karya Peter Lynch dan John Rothchild. Lalu saham seperti apakah Tenbagger itu? Apakah saham Tenbagger ada di bursa saham kita? Sebenarnya ini hanya kiasan untuk saham yang naik sampai 10 kali lipat dalam 1 periode waktu. Ini seperti menyematkan gelar pada saham – saham yang sudah berhasil menunjukan performa yang sangat baik, dan sayangnya memang saham seperti ini sangat sulit ditemukan.
Dan di bursa kita, hanya ada 5 saham yang berhasil menyandang status tenbagger di tahun 2019 ini. Yang mana ini artinya kelima saham ini adalah saham – saham yang naik paling tinggi di tahun 2019 ini. Dan saham – saham tersebut adalah: (kami urutkan berdasarkan yang naik paling tinggi, per 17 Desember 2019)
SLIS
Saham SLIS, baru saja IPO pada 7 Oktober 2019 lalu, bisa langsung mendobrak sejumlah saham yang sudah mengakumulasikan kenaikan sejak awal tahun, dan langsung menjadi jawara di IHSG tahun 2019 ini.
Sejak hari pertama IPO saham ini langsung masuk dalam pembahasan di Channel Telegram Creative Trader karena kami melihat saham ini memenuhi masuk ke dalam kateogri :
Saham B*****, dijual sama P*******
Sebuah kategori rahasia yang dalam Workshop Bandarmologi IPO dijelaskan sebagai kategori saham IPO yang terbukti memberikan kinerja paling luar biasa pasca IPO. Saham SLIS, baru saja IPO pada 7 Oktober 2019 lalu, namun harganya terus dikerek naik oleh BANDAR dan akhirnya menjadi menjadi jawara di IHSG tahun 2019 ini.
Harga IPO dari saham SLIS adalah 115, dan sampai sekarang tidak pernah berada dibawah level tersebut. Saat ini saham SLIS berada di level 4.130, yang mana ini artinya saham ini sudah naik lebih dari 30 kali lipat sejak awal saham ini listing di bursa. Harga IPO dari saham SLIS adalah 115, dan sampai sekarang tidak pernah berada dibawah level tersebut. Saat ini saham SLIS berada di level 4.130, yang mana ini artinya saham ini sudah naik lebih dari 30 kali lipat sejak awal saham ini listing di bursa. Bahkan di puncak tertingginya, SLIS sempat berada di level 6.350.
CLAY
Bisa dibilang saham CLAY adalah saham yang fase kenaikannya paling panjang dan konsisten dibanding 4 saham lainnya. Hampir sepanjang tahun 2019 ini, saham CLAY terus bergerak ke UTARA tanpa ada penurunan yang mengerikan.
Saham CLAY, baru IPO pada pembukaan awal tahun 2019 ini di harga 180, dan saat ini berada di level 4.450. Yang mana ini artinya kenaikan saham ini sudah lebih dari 20 kali lipat sejak awal tahun ini, atau sejak saham ini melantai di bursa saham.
SINI
Saham SINI, saham paling muda, dan bisa dibilang paling fenomenal diantara keempat saham lainnya. Pasalnya saham SINI, baru IPO pada 8 November 2019 ini di harga 108.
Saat ini, per tanggal 17 Desember 2019, saham SINI masih terus bergerak naik dan sudah berada di level 1.490, yang mana ini artinya saham ini sudah naik sebesar 12 kali lipat sejak awal saham ini melantai di bursa. Bursa juga terlihat sempat memberikan suspensi pada saham SINI, karena naik secara tidak wajar dalam waktu yang sangat singkat.
Menariknya adalah, saham SINI dalam umur yang baru sebulan, bisa naik lebih tinggi dari saham BBCA dalam 10 tahun terakhir. Padahal BBCA sediri dianggap saham dengan fundamental luar biasa dan dengan kenaikan luar biasa di sektor saham-saham dengan fundamental yang baik. Sehingga ini menjelaskan bahwa saham – saham yang tanpa fundamental pun, atau yang fundametalnya tidak jelas pun bisa naik luar biasa, karena yang manikan harga itu ‘manusia’ dan bukan ratio keuangan. SINI sendiri naik, karena sosok ‘manusia’ di balik pergerakan harga saham ini memang ingin saham ini naik setinggi mungkin. Itu aja…
PICO
Saham PICO, merupakan saham paling senior yang ada dalam kategori tenbagger 2019 ini. Perusahaanya sendiri sudah beroperasi sejak tahun 1984 dan saham ini sudah melantai di bursa sejak 1996. Dan tercatat baru tahun 2019 ini saham PICO bisa naik sampai setinggi ini.
Dari segi fundamental sendiri, sebenarnya belum diketahui apa yang membuat saham dari perusahaan produsen tabung LPG ini, bisa naik sampai setinggi ini. Tidak ada aksi korporasi besar, yang terlihat disaat kenaikan saham ini.
Sejak awal tahun, saham PICO sudah naik sampai 12 kali lipat, dari hari harga 250 ke 3.410 per tanggal 17 Desember 2019 ini.
ARTO
Salah satu saham yang sempat populer di tahun ini, ARTO, ternyata juga menjadi salah satu saham tenbagger 2019 ini. Rumor mengenai akan dijadikan Bank Gojek nampaknya sukses membuat saham ini melonjak luar biasa di tahun ini.
Awalnya berita ini lahir dari akusisi yang dilakukan oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo sebesar 51% kepada bank asal Bandung ini. Patrick Walujo sendiri, seperti yang kita tahu merupakan salah satu Investor pertama dari Gojek, sehingga ketika spekulasi mengenai kabar akuisisi ini dilempar ke publik, berita ini bisa sangat mudah dipercaya.
Saham ARTO sendiri sudah naik sebanyak 11 kali lipat sejak awal tahun. Dari harga 184 sampai ke 2.210 per tanggal 17 Desember 2019 ini.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.