Dalam beberapa minggu terakhir berita di media dipenuhi dengan berita-berita dari bursa saham, kepanikan melanda Wall Street dan banyak bursa-bursa saham dunia termasuk Indonesia. Harga-harga saham di seluruh dunia berjatuhan, kepanikan melanda di mayoritas investor dan trader yang aktif bertransaksi pasar modal.
Namun di balik koreksi tersebut, banyak hal yang bisa kita pelajari. Berikut ini adalah 6 hal yang perlu dipahami setiap investor / trader mengenai koreksi di Pasar Modal.
Koreksi pasar modal tidak seburuk yang anda bayangkan, tergantung dari sudut pandang mana anda melihat koreksi tersebut. Ini adalah 6 hal penting yang harus anda ketahui mengenai koreksi di pasar modal.
1. Koreksi pasar modal sering kali terjadi.
Hal pertama yang harus anda ketahui adalah koreksi di pasar modal cepat atau lambat pasti terjadi, dan cukup sering. Ekonomi Dunia akan mengalami masa jenuh dari waktu ke waktu, dan ketika hal itu terjadi pasar modal akan mengalami penurunan.
Mengacu pada salah satu Perusahaan Invastasi terbesar Deutsche Bank, jika melihat ke sejarah rata-rata Pasar Modal, mengalami koreksi setiap 357 hari atau sekitar sekali dalam setahun. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini koreksi terakhir terjadi sekitar 1.000 hari yang lalu, ini merupakan rekor ketiga terpanjang.
Sebagai tambahan waktu terpanjang kenaikan indeks tanpa andanya koreksi adalah 1,800 hari yang terjadi pada pertengahan tahun 90. Singkatnya, koreksi adalah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pemilik modal, dan tidak ada yang bisa anda lakukan sebagai investor perseorangan untuk menghentikan terjadinya koreksi.
2. Koreksi jangka panjang dalam pasar modal sangat jarang terjadi
Berbeda dengan masa bullish yang umumnya berjalan lambat dan dalam jangka waktu yang cukup panjang, koreksi di bursa saham umumnya terjadi dengan cepat dan dalam waktu yang lebih pendek.
Berdasarkan penelitian John Prestbo pada pergerakan Dow Jones dalam kurun waktu 1945 – 2013, Prestbo mendapatkan kesimpulan bahwa rata-rata koreksi berlangsung sekitar 71.6 hari trading, atau sekitar 14 minggu dalam kalender normal. Tanpa menghitung koreksi sekarang, dalam abad ini, rata-rata koreksi adalah 87.8 hari trading atau sekitar 17 minggu dalam kalender normal. Dengan kata lain, koreksi hanya terjadi beberapa minggu sampai 2 triwulan lamanya.
3. Kita tidak bisa memprediksi penyebab dari koreksi pasar modal
Koreksi pasar modal mungkin tidak dapat dipisahkan, dan dilain hal tidak dapat diprediksi.
Koreksi pasar modal dapat datang kapan pun (setiap beberapa bulan atau beberapa tahun) dan dapat terjadi karena alasan yang bermacam-macam. Sebagai contoh, kita tau bahwa penyebab utama dari resesi besar-besaran di Amerika Serikat di tahun 2008 adalah pecahnya bubble pada bisnis properti karena membeludaknya kredit perumahan. Namun tidak banyak yang tahu bahwa masalah tersebut sudah terjadi sejak tahun 2006 – 2007, jadi meskipun alasan kejatuhan indeks Amerika bisa diketahui namun kapan koreksi tersebut akan terjadi dan mengapa baru terjadi di tahun 2008, tetap merupakan pertanyaan yang sulit terjawab.
4. Koreksi pasar modal hanya berdampak jika anda adalah trader jangka pendek.
Poin penting lain yang harus anda sadari, koreksi di bursa saham bukan sebuah masalah bagi anda yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, bertahun-tahun sampai puluhan tahun. Satu-satunya pihak yang khawatir pada koreksi ini adalah mereka yang melakukan transaksi jangka pendek atau mereka yang trading menggunakan margin (meminjam uang dari sekuritas untuk melipatgandakan modalnya) untuk mencoba memperoleh keuntungan lebih besar.
Trader yang menggunakan margin akan mengalami kerugian yang berlipat ganda ketika market dalam masa bearish (masa penurunan), selain itu seorang trader aktif dan day-trader juga umumnya akan menderita banyak kerugian ketika market berada dalam trend turun karena mayoritas saham mengalami penurunan harga. Dalam sejarah analisa jangka panjang terbukti sebagai analisa cara paling cerdas untuk berinvestasi di pasar modal dan juga salah satu resep untuk tidur nyenyak.
5. Masa koreksi adalah waktu yang sangat baik untuk membeli saham berkualitas dengan potongan harga.
Jika kita memiliki view jangka panjang, koreksi di bursa saham adalah waktu yang sangat baik untuk membeli perusahaan berkualitas dengan harga yang murah.
Sebagai contoh adalah saham PT. Bank Central Asia Tbk, masa koreksi saat ini membuat harganya turun 21% dari harga tertingginya. Padahal tidak seorangpun meragukan kualitas salah satu bank terbesar di Indonesia ini. Secara keuangan pun kinerja BBCA masih mencatatkan laba bersih sebesar 4.4 Trilyun rupiah, naik 400 Milyar dibanding periode yang sama tahun lalu. Jika IHSG tidak terkoreksi diskon sebesar ini hampir tidak mungkin terjadi. Bukan hanya saham BCA, ketika IHSG terkoreksi masih banyak perusahaan berkualitas lain yang hargnya juga turun signifikan.
6. Masa koreksi juga merupakan reminder untuk menghitung kembali apa yang anda miliki
Terakhir, koreksi dalam pasar modal merupakan reminder terbaik bagi investor jangka panjang untuk menghitung kembali kepemilikan saham mereka.
Seperti yang tertulis diatas, kejatuhan saham tidak sepenuhnya hal yang buruk karena dapat memberikan kita kesempatan untuk membeli perusahaan dengan kualitas yang baik. Tapi sangat penting untuk menghitung kembali apa yang anda miliki untuk memastikan bahwa portofolio anda tetap utuh.
Tanyakan kembali kepada diri anda, apakah strategi investasi/trading yang anda buat masih tercermin di saham-saham yang anda miliki saat ini ? Jika masih, anda tidak perlu melakukan apa-apa dan masih bisa menahan kepemilikan anda, bila jawabannya adalah tidak, mungkin ini adalah saatnya untuk mereview ulang strategi investasi / trading anda, dan melihat apa yang perlu diperbaiiki
Koreksi pada pasar modal tidaklah semenakutkan yang anda khawatirkan selama anda dapat memahami enam poin diatas.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market