JSMR terkoreksi yang cukup dalam pada kemarin, penurunan ini kemungkinan akibat respon dari keluarnya berita Ahok Marah dengan Manajemen Jasa Marga dan mengatakan akan mencabut diskon PBB yang diberikan Pemda Jakarta kepada Jasa Marga, keputusan yang bisa meyebabkan kerugian ratusan M pada perusahaan. Berita ini memang masih dalam tahap awal, dan kemungkinan masih dapat dilakukan proses damai, apalagi yang menyebabkan keributan ini hanya uang jaminan sebesar 4M. Namun tetap saja investor asing memutuskan langsung melakukan profit taking di saham JSMR.
Pada perdaganan kemarin investor asing melakukan aksi jual sebesar 73M, net sell kedua terbesarnya dalam 1 tahun terakhir, aksi jual inilah yang mendorong penurunan tajam JSMR, di luar berita tersebut secara Foreign Flow investor asing memang sudah dalam posisi untung cukup besar di saham ini, sampai penutupan jumat lalu, investor asing sudah untung 10% dari akumulasinya yang dimulai sejak tanggal 15 Desember lalu, dimana average akumulasi mereka ada di kisaran 5.581 sementara harga JSMR sendiri sudah berada di level 6.175.
Jadi aksi jual asing kemarin bisa dianggap sebagai proses cari aman, dan mengamankan keuntungan yang sudah diperoleh, sambil berjaga-jaga jika keributan ini berlanjut. Sampai perdaganan pagi ini, jam 9.45 jumlah akumulasi asing di saham ini sejak tanggal 15 Desember lalu sebesar 181M, dengan average pembelian sebesar 5.471 ( sudah dihitung dengan aksi profit taking kemarin).
Melihat harga JSMR saat ini ada di kisaran 5.800 harga JSMR memang sudah tidak semahal hari Jumat lalu, namun peluang koreksi menurut kami masih ada, strategi kami di saham untuk saham wait and see dulu, dan baru akan melirik saham ini jika harganya masuk ke kisaran 3-5% di atas modal akumulasi asing.
Berita lengkapnya :
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama naik pitam saat mengetahui pihak Jasa Marga, selaku pengelola tol di dekat Terminal Pulogebang, Jakarta Timur meminta jaminan kepada Pemprov DKI sebesar Rp 4 miliar supaya akses tol ke terminal tersebut bisa tersambung. Pasalnya selama ini pengoperasian Terminal Pulogebang belum dilakukan karena terkendala akses jalan menuju tol yang belum rampung.
Kemarahan Basuki beralasan, karena sebelumnya pengelola tol dan operator jalan tol di DKI meminta diskon Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada Pemprov DKI sebesar 50% yang nilainya bisa mencapai ratusan miliar Rupiah. Selain itu, permintaan mereka kepada DKI untuk membangun gate tol berikut sistemnya juga sudah dilakukan oleh DKI sendiri dengan nilai yang sama, yakni Rp 4 miliar.
“Saya bilang, ini kurang ajar banget! Kamu minta saya diskon seratusan miliar jalan tol, tapi untuk mengoperasikan ke Pulogebang kamu minta jaminan Rp 4 miliar, kamu menghina, kenapa tidak percaya sama kami (DKI)?” ujar Basuki di Balai Kota, Senin (15/2) dengan nada kecewa.
Basuki pun akhirnya mengabulkan permintaan jaminan sebesar Rp 4 miliar itu, tetapi ia menegaskan supaya permintaan Jasa Marga untuk diskon PBB dihapuskan. Oleh karena itu, mereka harus membayar penuh PBB untuk tol. Dengan demikian, pihaknya bisa lebih untung karena mendapatkan sekitar Rp 100 miliar dari PBB tol tersebut.
Selain itu, pihaknya juga ingin agar seluruh bangunan yang ada di sekitar tol dihitung ulang kembali harga appraisal-nya. Pasalnya, jalan tol juga mencari untung sehingga pihaknya pun merasa perlu untuk menaikkan PBB jalan tol itu. Bahkan bila perlu, katanya, kenaikan PBB-nya dengan nilai yang paling mahal supaya mereka tidak bisa meneruskan usahanya lagi.
“Ini saya lagi suruh hitung. Makanya kita sudah cetak (diskon PBB), saya tarik, batalkan! Semua pajak yang mau kami kasih diskon PBB untuk tol, batal! Pulogebang bukan buat kami, tapi buat umum! Sedangkan tol ini kan kamu untung, kamu kan PT. Ini buat Pulogebang, masa tidak mau dukung kami untuk terminal?” katanya.
Basuki mengatakan, rencananya memberi diskon PBB untuk tol sudah disampaikan sejak lama, baik untuk tol dalam kota maupun lingkar luar. Namun dengan adanya hal seperti ini, Basuki pun merasa kecewa sehingga ia memutuskan untuk membatalkan kebijakan tersebut. Terlebih untuk keluar masuknya kendaraan dari Terminal Pulogebang juga retribusinya masuk ke PT Jasa Marga selaku pengelola dan bukan ke DKI,
“Kami pikir, sudahlah tol supaya sama-sama baik, kami kasih diskon saja. Sekarang kalau mau hitung-hitungan ya sudah, hitung-hitungan saja. Tidak ada diskon deh! Bila perlu, kalau bisa dinaikkan semaksimal mungkin, saya lakukan biar seluruh saham tol dalam dan luar kota Jakarta jatuh, karena bisnisnya tidak memungkinkan lagi,” tegasnya.
Sumber: Suara Pembaruan
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market