Saham BUMI memang tidak pernah habis ceritanya, saham ini pernah jadi saham dengan kapitalisasi paling besar di Indonesia, dan lalu harganya hancur sampai ke level bawah 400 lalu naik lagi ke atas level 3.000, turun lagi ke level 1.500, lalu naik lagi sampai level 3.500 dan kemarin di tutup di harga 670.
Pergerakan harga yang sangat tidak sehat, terutama kalau mengingat bahwa BUMI adalah perusahaan batubara terbesar di Indonesia, dan seharunya menjadi salah satu motor penghasil devisa negara ini. Masalahnya selalu berkaitan dengan hutang dan hutang lagi. Yang lebih mengerikan adalah, dari pengalaman 3 tahun terakhir, BUMI selalu turun ketika semua orang percaya saham ini sudah pulih, dan selalu naik saat orang sudah yakin bahwa saham ini akan bergerak menuju kehancuran.
Itu sebabnya saham ini dihindari oleh banyak investor baik yang baru ataupun yang sudah berpengalaman menjauhi saham ini. Analisa Fundamental sangat sulit untuk diterapkan di saham ini, karena selalu saja ada berita-berita luar biasa yang bisa mendorong harga saham ini menjadi naik atau turun. Sementara analisa technical juga cukup sulit untuk diterapkan karena volatilitas saham ini sangatlah besar, yang membuat kita sulit untuk disiplin dan menerapkan strategi yang kita buat.Hari ini saya akan share sedikit dari analisa yang saya gunakan dalam menganalisa saham, analisa yang saya ajarkan di Workshop Bandarmology yang sudah pernah saya adakan di Bandung dan di Jakarta pada tahun ini. Prinsip-prinsip dari analisa ini juga sering saya share di beberapa artikel yang saya tulis dan juga seminar yang pernah saya adakan.
ANALISA AVERAGE TRANSAKSI
Average transaksi berbeda dengan moving average, average transaksi diperoleh dari pembagian jumlah saham yang di-transaksikan dengan jumlah saham uang yang keluar dalam transaksi pada periode yang sama. Sementara moving average hanya mempertimbangkan harga penutupan dari satu periode perdangan.
Sebagai contoh dalam 5 hari perdagangan terakhir BUMI ditutup di level sebagai berikut (940 , 940 , 890, 760, 670), perhitungan moving average menghasilkan nilai average 5 hari terakhir di level 840.
Sementara dalam periode yang sama BUMI ditransaksikan dengan rata-rata 778/lembar saham. Nilai ini diperoleh dari jumlah saham yang ditransaksikan dengan jumlah uang yang ditransaksikan. Dalam kasus ini ada perbedaan 62 rupiah antara moving average dengan average transaksi, perbedaan sebesar 9.2% dibading penutupan kemaren sore.
Average Transaksi dapat dijadikan salah satu tolak ukur analisa bandarmology, karena Market Maker memiliki sangat banyak saham, dan satu-satunya yang mereka pedulikan adalah average dari portfolio, harga beli atau harga jual mereka, tentunya mereka tidak akan peduli dengan harga open-high-low-close.
Ketika mereka sedang melakukan aksi distribusi, dan harga sudah berada terlalu jauh dari harga average jual mereka, Market Maker akan cenderung mengangkat harga kembali, atau paling tidak menghentikan tekanan jual mereka, supaya harga minat beli pasar kembali bangkit, dengan tujuan menjual kembali saham yang mereka miliki di harga yang lebih baik. Aksi ini yang saya sebut sebagai aksi Mark Up dalam workshop-workshop saya.
Average transaksi dapat kita jadikan sebagai salah satu indikasi harga modal di market, atau harga modal bandar.
Berikut ini saya lampirkan contoh analisa average transaksi.
Dalam grafik yang saya munculkan dari system yang saya miliki menunjukan bahwa average transaksi bumi sejak awal tahun 2010 ada di kisaran 2350an (bisa dilihat historicalnya pada garis biru dalam grafik di samping), kisaran harga ini terlihat sering menjadi support dan resisten dalam pergerakan harga. Dengan kata lain modal pelaku pasar sejak tahun 2010 berada 1.680 point diatas harga penutupan kemarin, atau 250% diatasnya.
Harga ini sudah mencerminkan average pembelian broker-broker utama yang memegang saham ini sampai saat ini termasuk Merrill lynch dan Deutsche Bank, dengan kata lain jika kita masuk sebagai new comer di saham ini, harga saat ini sudahlah sangat-sangat murah dan bisa naik 200% untuk mencapai modal marketnya.
Indikator lainnya yang saya pakai adalah Average Transaksi 50 hari terakhir, dengan tujuan untuk mendeteksi aksi market maker, ketika harga penutupan sudah terlalu tinggi di atas average 50 harinya dimana market maker cenderung melakukan profit taking, dan ketika harga sudah terlalu jauh di bawah dimana cenderung terjadi rebound.
Dalam grafik di atas dapat dilihat bahwa sudah terjadi 2 kali pola pola pengulangan dimana harga penutupan sudah berada lebih dari 30% dibawah average 50 hari terakhirnya, maka BUMI cenderung mengalami rebound. Hal yang sama juga terjadi dalam pada penutupan harga kemarin, tercatat BUMI sudah turun 36% dari harga average 50 hari terakhirnya.
Melalui analisa ini kita bisa melihat ada potensi terjadinya rebound jangka pendek di saham ini, karena harganya sudah sangat jauh di bawah average transaksinya.
KESIMPULAN:
Melalui analisa ini average transaksi kita melihat bahwa untuk jangka panjang BUMI sudah sangat murah harganya, karena “modal pasar” di saham ini sejak tahun 2010 ada di kisaran 2.350, dan level tersebut 2.5X lebih mahal dari harga hari ini.
Dalam jangka pendek juga potensi kenaikan saham ini ada kemungkinan jika tidak terjadi hari ini dapat terjadi satu sampai 2 hari kedepan, terlebih karena harganya sudah turun sangat besar dalam 50 hari terakhir, aksi jual besar-besaran yang dilakukan terus menerus hanya membuat selisih harga jual Market Maker dengan harga saat ini menjadi semakin jauh. Sama seperti kita, jika market maker ingin menjual/membuang saham-sahamnya ke tangan publik, mereka akan berusaha menjual saham mereka di harga setinggi mungkin.
Perlu dimengerti bahwa Analisa Average Transaksi hanya merupakan salah satu dari jenis analisa bandarmology yang saya gunakan, jenis-jenis analisa lain akan saya share dalam artikel-artikel yang akan datang.
PS: Jika tertarik dengan cara analisa ini anda bisa mengikuti Bandarmology Workshop yang akan diadakan di Jakarta dan Surabaya, selain itu anda juga bisa membaca beberapa artikel yang saya tulis mengenai bandarmology.
Quote of The Day:
If you’re alive and breathing, you can still become everything God has created you to be. Share this and encourage someone today.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
3 comments
kalo di OLT itu yang sama kaya VWAP kan ya (value weighted average price) , kalo misal saham A turun jauh di bawah VWAP bisa jadi naik mendekati VWAP, atau sebaliknya cuma bedanya itu daily . kalo analisa om arga 50 harian dan tahunan.. wuih hebat ngitung nya pake apa tuh
Kalau saya punya system yang bisa merecord transaksi harian ke system saya, jadi banyak punya data yang aneh2 seperti ini, yang bisa dijadikan bahan analisa. Untuk pemakai olt normal, biasanya bisa liat average transaksi di broker summary, tinggal tentukan periodenya berapa lama.
I do not even know how I ended up here, but I thought this post was great. I don’t know who you are but certainly you’re going to a famous blogger if you are not already 😉 Cheers!