Mulai tanggal 6 Januari 2014 nanti, Bursa Efek Indonesia akan menerapkan 2 kebijakan baru, keduanya memiliki tujuan memajukan pasar modal Indonesia, perubahan yang dilakukan kemungkinan akan mendatangkan banyak perubahanl di bursa kita, akan ada pihak yang diuntungkan tetapi ada juga pihak yang dirugikan. Satu hal yang pasti semua pihak harus beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
Dalam weekend ini CreativeTradingSystem.com akan membahas efeknya untuk para investor, dan untuk pertubuhan bursa kita.
KEBIJAKAN PERUBAHAN 1 LOT SIZE DARI 500 LEMBAR MENJADI 100 LEMBAR
TUJUAN – Mengurangi jumlah dana minimal yang diperlukan untuk dapat berivestasi di Pasar Modal, sehingga menambah jumlah investor yang ada di pasar modal kita, yang diharapkan akan meningkatkan liquiditas dan ketahanan market lokal terhadap krisis.
INVESTOR KECIL DAN PEMULA AKAN DIUNTUNGKAN
Dengan berkurangnya jumlah lembaran saham minimal yang harus dibeli dari 500 lembar menjadi 100 lembar otomatis modal minimal yang diperlukan untuk membeli suatu saham juga akan berkurang 80% nya. Hal ini sangat membantu bagi para trader pemula dengan modal yang minim, jika selama ini para trader dengan modal terbatas umumnya terpaksa membeli saham – saham gorengan, karena modalnya hanya cukup untuk membeli saham-saha tersebut, dengan kebijakan ini maka peluang para pemain baru tersebut untuk membeli saham-saham blue chip menjadi jauh lebih besar.
Sebagai contoh, jika selama ini untuk membeli saham PGAS di harga 5.000 dibutuhkan biaya minimal sebesar 2,5 juta per lot, artiya pemodal kecil dengan modal hanya 10 juta kemungkinannya sangat kecil untuk membeli saham ini karena seluruh modalnya hanya cukup untuk membeli 4 lot saham ini.
Trading strategi dan diversivikasi portfolio akan sangat sulit dilakukan oleh trader tersebut karena terlalu mahalnya harga saham. Itu sebabnya saat ini para trader-trader dengan modal di bawah 10 juta umumnya hanya bermain di saham-saham di kisaran 1.000 bahkan 500 ke bawah yang notabene pergerakanya lebih liar dan lebih sulit untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Dengan kebijakan baru maka minimal dana yang dibutuhkan untuk memberli PGAS berkurang menjadi 500 ribu, artinya para trader dengan modal 10 juta bisa membeli 20 lot saham ini, atau mengalokasikan sebagian portfolionya ke saham ini dan masih memiliki dana untuk memilih saham lain.
LIQUIDITAS DAN KEKUATAN INVESTOR LOKAL TIDAK AKAN BANYAK BERUBAH
Kebijakan ini kemungkinan besar akan berhasil menambah jumlah investor di bursa karena alasan yang saya jelaskan di atas, namun penambahan jumlah investor pemula tersebut kemungkinan tidak akan banyak berpengaruh pada jumlah transaksi dan liquiditas saham-saham di bursa kita.
Karena yang menjadi penyebab rendahnya presentase jumlah penduduk di Indonesia yang ber-investasi di pasar modal jelas bukan karena terlalu tingginya jumlah lembar saham dalam 1 lot, tetapi karena minimnya edukasi untuk investor, dan image bisnis ini di mata masyarakat Indonesia umumnya masih kurang baik. Banyak kalangan menengah ke atas yang tidak berminat invest di pasar modal, adalah penyebabab liquiditas dan kekuatan market kita masih rendah dibanding bursa-bursa utama dunia lain.
Kebijakan ini kemungkinan akan baik untuk jangka panjang. karena akan banyak mahasiswa dan para investor muda yang akan aktif di market, dan dalam 5-10 tahun kedepan investor tersebut secara ekonomi akan menjadi lebih mapan dan secara otomatis dapat meningkatkan modalnya.
Namun untuk jangka pendek pengaruhnya sangat kecil, saya akan tunjukan perhitungannya :
Sebut saja dalam 3 bulan pasca kebijakan tersebut di setiap sekuritas akan muncul 1.000 nasabah baru yang memiliki modal 10 juta, investor investor ini adalah mereka yang diuntungkan oleh kebijakan yang baru dan sebelumnya tidak sanggup trading saham karena kekurangan modal. Di Indonesia sendiri maksimal hanya ada 30 sekuitas yang memiliki akses yang luas pada investor ritel sehingga bisa mencapai target 1.000 nasabah dalam 3 bulan.
Jika kita jumlahkan maka hasilnya : 1.000 nasabah x 30 sekuritas x 10 juta = 300 M dana segar yang masuk ke bursa, jika kita asumsikan rata-rata transaksi masing-masing investor sebesar 10 juta per minggu artinya dalam 1 minggu akan ada penambahan dana transaksi sebesar 300M.
Jika kita bandingkan dengan rata-rata transaksi mingguan di bursa kita yang sebesar 20T artinya jumlah tersebut, maka 300M hanyalah 1,5% dari total transaksi mingguan di bursa.
Jangan lupa jika kita berasumsi para investor tersebut terdiri dari mahasiswa, dan para professional muda yang memiliki keterbatasan waktu dan modal, jika tidak diberikan edukasi yang baik maka besar kemungkinan dalam 1 tahun kedepan investor-investor tersebut akan berguguran oleh kejamnya market, jadi kemungkinan hanya 10-20% nya akan bertahan di sampai akhir tahun pertama.
RUNNING TRADE AKAN SEMAKIN CEPAT
Frekuensi transaksi kemungkinan akan meningkat signifikan dengan kebijakan, efek yang akan kita rasakan adalah semakin cepatnya running trade karena semakin banyaknya transaksi, namun di luar tampilan yang lebih cepat pengaruhnya running trade sendiri untuk market hampir tidak ada, karena memang running trade sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang menyediakan fasilitas running trade, di bursa-bursa besar dunia umumnya running trade tidak ada, karena memang kegunaanya yang hampir tidak ada.
KESIMPULAN
Kebijakan ini adalah kebijakan yang baik, dan menguntungkan investor ritel, namun kita tidak bisa banyak berharap perubahan tersebut akan memberikan perubahan untuk IHSG di tahub depan atau investor-investor yang sudah lebih dahulu trading.
(Kebijakan akan perubahan fraksi akan memberikan jauh lebih banyak perubahan untuk investor pembahasannya akan kami posting besok)
Quote of the Day :
People who are not open to change find it difficult to be successful in life.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market