Krisis ekonomi global tahun 2008 lalu, merupakan salah satu masa bearish terbesar dan terlama yang pernah ada di bursa kita. Masa Bearish tersebut berlangsung selama 18 bulan atau kurang lebih 1,5 tahun lamanya. Dan tentu ini bukanlah masa yang mudah untuk seorang Investor, dibutuhkan kesabaran yang tinggi untuk tetap bertahan di masa tersebut.
Namun Investor yang telah lama terjun di bursa saham, pasti tahu dan sangat menyukai hal ini, karena tentu di masa krisis ada saham – saham perusahaan besar dengan fundamental yang sangat baik namun harga sahamnya terdiskon luar biasa. Umumnya saham – saham seperti ini sangat baik untuk dijadikan tabungan jangka panjang, karena satu hal yang pasti, secara fundamental perusahaan tersebut jauh dari kata bankrupt.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kesabaran kita adalah biarkan mereka bergerak sesuka mereka terlebih dahulu sembari kita menikmati liburan kita dari bursa saham, lalu ikut masuk perlahan disaat mereka sudah menabung kembali.
Kondisi IHSG semakin hari terlihat semakin menkhawatirkan, terus keluarnya dana asing, dan pelemahan bursa global membuat saham-saham unggulan terus berguguran dalam 1 bulan terakhir. Karena itu kami berencana untuk mengadakan acara Investor Gathering Online, yang berjudul Market Outlook Q2: Welcoming Bearish Market. anda dapat mendaftarkan diri anda dengan klik link diatas.
Saham TLKM
Salah satu saham yang sudah terdiskon sangat besar adalah saham TLKM. Saham ini sudah turun dari Rp 4.800an sampai ke level Rp 3.600an dalam waktu yang cukup singkat yaitu 7 bulan. Outflow asing di saham TLKM ini belum juga mereda sejak Mei 2017 lalu.
Jelas sekali bahwa memang untuk saat ini pasukan bear sangat mendominasi, belum ada inflow asing yang cukup signifikan untuk mengajak kembali pasukan bull mengangkat saham ini. Dan juga nampaknya masa bearish ini masih akan berlangsung cukup lama karena tidak mudah untuk mengakumulasi barang yang sudah mereka distribusi selama setahun.
Salah satu yang kami anggap menarik dari fundamental saham ini adalah perkembangan dunia ke arah digital. Pergeseran market ini secara logika akan terus menambah pemakaian data yang merupakan main course dari perusahaan ini, dan tidak akan berkurang sampai dunia menemukan alternatif lain selain pemakaian data.
Tidak hanya mengembangkan sektor telekomunikasi yang menjadi kebutuhan suatu negara yang memiliki banyak pulau, perusahaan ini juga mengembangkan sektor infrastruktur dengan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan solusi digital lewat membangun smart city.
Smart city yang dibangun oleh TLKM sendiri sudah berada di 219 kota di Indonesia, sehingga membuat TLKM tidak berada di kategori sektor telekomunikasi saja, melainkan juga sektor infrastruktur. Ini juga merupakan salah satu faktor tambahan yang membuat bisnis TLKM semakin menjanjikan, pembangunan infrastruktur akan menjadi backbone atas seluruh kerajaan bisnis yang dimiliki Telkom Indonesia ini.
TLKM sendiri memiliki banyak entitas anak perusahaan. 22 diantaranya adalah entitas anak dengan kepemilikan langsung, dan 21 lainnya entitas anak dengan kepemilikan tidak langsung. Dan masing – masing dari anak perusahaan TLKM sendiri bergerak diberbagai segmen usaha, ada yang bergerak di segmen korporat, perumahan dan, perseorangan.
Menurut data yang kami dapat, sejauh ini yang mengalami pertumbuhan paling signifikan adalah bisnis Corporate Internet yang tumbuh sebesar 1000% lebih, walaupun bila dilihat secara garis besar, segmen perseorangan lah yang menghasilkan return tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Baca juga pembahasan kami tentang saham apa yang layak disimpan seumur hidup. Pada artikel ini kami membahas 5 saham yang menurut kami paling layak disimpan karena bisnis mereka yang sangat kuat dan akar bisnis yang sudah merambat dengan kuat di Indonesia, dan TLKM menjadi salah satu di antaranya.
TLKM vs Economic Crisis 2008
Sama halnya seperti IHSG, bearish 2008 merupakan yang terbesar dan terlama di saham TLKM. Pada masa itu TLKM terjun dari Rp 2.500an sampai ke Rp 1000an atau turun sebesar 60%.
Namun salah satu hal yang kita perlu tahu sebagai seorang investor adalah, justru di masa itulah suatu pihak yang kita kenal sebagai Market Maker atau Bandar mulai menabung. Mereka percaya akan masa depan perusahaan ini disaat ritel kebanyakan mulai pesimis akan perusahaan tersebut.
Ketika harga saham dari perusahaan sekuat TLKM turun begitu tajam, maka banyak investor berpengalaman memilih mengakumulasi saham ini atau yang sekarang biasa disebut menabung saham. Kami percaya hal itulah yang perlu kita lakukan juga jika kita menyebut diri kita Investor, karena seorang Investor melihat peluang bisnis jangka panjang dari perusahan tersebut, bukan hanya melihat pergerakan harga jangka pendek untuk mengambil keputusan.
Kami secara rutin terus melakukan update dari program Yuk Nabung Saham yang dicanangkan oleh Bursa Efek Indonesia. Kami terus mengembangkan dan melakukan riset dari metode yang pernah kami presentasikan di Gedung Bursa tentang bagaimana menabung saham dapat menghasilkan return yang sangat tinggi jika kita berhasil memilih saham yang tepat untuk menjadi saham yang layak ditabung.
Beberapa waktu lalu, sebagai bentuk upaya kami untuk mencari saham yang layak tabung, kami mengadakan Survey tentang saham apa yang masih layak untuk ditabung dalam jangka panjang. Dan tentu yang menjadi target survey kami adalah trader dan investor yang follow official line dan telegram kami. Hasilnya tidak terlalu mengejutkan, karena memang kami juga sebagai Investor Ritel sangat yakin bahwa saham TLKM memang masih sangat layak tabung. Kita tidak perlu effort yang terlalu besar untuk mengetahui bagaimana bisnis dari perusahaan ini, kita sendiri melihat bagaimana Telkomsel menguasai market telekomunikasi dengan jangkauan BTS yang tersebar merata diseluruh Indonesia dan membuktikan dirinya sebagai market leader.
Dari data ini kami mengambil tindakan untuk mencari tahu, bagaimana performa saham TLKM saat berada di masa Bearish. Dan tentu bukan berdasarkan harganya saja, tapi kami juga melakukan simulasi bagaimana jika seorang investor baru memulai investasi disaat market juga baru mulai bearish. Mengapa kondisi ini yang kami ambil? Tentu untuk mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang terjadi jika ternyata memang ada investor yang nyangkut di puncak.
Beberapa pertanyaan muncul, apakah bijak jika kita tetap menabung disaat TLKM yang sedang bearish, bagaimana jika ternyata TLKM terus turun lebih dalam lagi, dan berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk kembali survive dengan membawa pulang sejumlah profit jika kita terus menabung di saham ini saat masa bearish? Pertanyaan – pertanyaan tersebut yang akhirnya mendorong kami untuk melakukan riset dengan menggunakan simulasi dari kondisi diatas.
Di riset kali ini, kami menetapkan sejumlah indikator sederhana untuk membantu proses simulasi, yaitu MA 10 di candle monthly (dasarnya adalah MA 200 candle daily), dan kami juga menentukan bahwa kondisi untuk mulai nabung adalah disaat candle close dibawah MA 200 atau dengan kata lain, mulai Bearish.
Dari hasil riset yang kami dapat, kami rangkum kesimpulannya pada gambar diatas. Kami menemukan bahwa jika investor menabung per bulan dan dimulai saat masa krisis terjadi, dan kondisi tambahannya adalah saat close dibawah MA 10, maka Investor TLKM butuh waktu 16 kali menabung, atau sekitar 16 bulan sebelum akhirnya menemukan titik BEP pertama mereka. Dan investor hanya butuh waktu 2 bulan dari berakhirnya masa bearish untuk kembali merasakan untung yaitu sebesar 17%. Average akumulasi tabungannya berada di harga Rp 1.530 dan harga close di titik yang dimaksud adalah Rp 1.790.
Data ini membantu meyakinkan kami, bahwa secara historical, saham ini memang aman untuk ditabung. Saham ini hanya butuh waktu 2 bulan setelah berakhirnya masa bearish sampai akhirnya menyelamatkan kembali investor yang nyangkut di puncak.
TLKM vs Deposito 10%
Dan tidak berhenti sampai disitu, kami juga melakukan riset kecil untuk membandingkan bagaimana kinerja menabung saham TLKM jika dibandingkan dengan deposito 10% (cukup tinggi untuk standar deposito) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2012 – 2017).
Satu satunya kondisi yang dibutuhkan dalam simulasi ini adalah harga saham TLKM saja, bagaimana jika kita hanya beli sambil tutup mata setiap bulan di saham TLKM dan apakah kondisi itu memungkinkan atau tidak.
Berikut kinerjanya dalam 5 tahun terakhir:
Ternyata dari hasil tersebut pun menjelaskan bahwa kinerja saham TLKM berada jauh diatas kinerja deposito dengan return 10% sekalipun.
Kesimpulan
Dari riset yang kami lakukan, kami menemukan bahwa memang investor ritel tidak salah pilih. TLKM memang memiliki kinerja yang sangat baik. Bahkan ditengah masa bearish sekalipun, saham ini hanya butuh waktu sebentar setelah berakhirnya masa bearish, untuk kembali naik dan memberikan untung pada Investor yang menanamkan modalnya di saham ini dan salah satunya adalah Pemerintah.
Oleh karena itu, kami juga encourage untuk bapak / ibu Investor untuk mulai membidik saham – saham yang layak ditabung setelah masa bearish berakhir, sebab momen ini adalah kesempatan kita. Memang bukan langkah yang bijak untuk mulai menabung sekarang, namun tidak lebih bijak lagi jika kita tidak menyusun watchlist kita dan melewatkan masa bearish ini tanpa mengantongi 1 saham pun.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.