Sejak awal akumulasi asing bulan akhir bulan Februari lalu saham JSMR menjadi salah satu saham yang paling sering dibahas dalam LINE OFFICIAL dan CHANNEL TELEGRAM dari Creative Trader. Saham ini memang terbukti menjadi salah satu saham favorit bagi mereka yang menggunakan analisa Foreign Flow dalam trading karena akumulasi Asing yang terjadi sejak awal tahun, membuat harga saham ini terus naik dari harga 4.000an sampai 6.700an.
Seperti kita lihat dalam grafik di atas sekal awal pergerakan istrimewa asing di bulan Februari lalu, secara perlahan tapi pasti harga saham ini terus bergerak naik seiring dengan terus bertambahnya kepemilikan investor asing di saham ini. Jika anda ingat sampai awal tahun ini masih banyak berita-berita negatif yang bertebaran mengenai saham JSMR yang berusaha ‘menjelaskan’ kenapa saham ini turun dari 6.000an ke 4.000an sepanjang tahun 2016 lalu.
Namun seiring dengan harga saham ini yang terus naik, secara perlahan berita-berita positif mengenai saham ini pun mulai berterbaran, dikeluarkannya berita positif di suatu saham tidak selalu merupakan indikasi negatif bagi investor ritel selama investor asing tidak merubah segalanya, karena memang sudah menjadi kerjaan para analis sekuritas merilis berita-berita dan analisa-analisa positif mengenai suatu saham ketika harga saham tersebut sudah naik signifikan seperti yang terjadi di JSMR di tahun ini.
Namun terlepas dari kondisi yang tampaknya sangat baik dimana harganya masih dalam trend bullish dan berbagai rekomendasi positif terus dirilis oleh para analis sekuritas, kami melihat investor asing justru sudah mulai melakukan aksi distribusi di saham ini sejak awal bulan November ini.
Mulai keluarnya asing dari saham ini jelas terlihat dalam grafik Foreign Flow JMSR di samping. Investor Asing terlihat secara perlahan sudah keluar dari saham meskipun harga saham ini belum banyak mengalami penurunan.
Jika dijumlahkan total penjualan asing di saham ini sepanjang bulan November ini sudah mencapai 235 M, bahkan dalam fase profit taking asing di bulan ini sistem foreign flow kami sudah mencatat outflow di JSMR sudah 2 kali mencetak record pertama Outflow 5 hari terbesar dalam 1 tahun terakhir, yang terbentuk di tanggal 13 November. Kedua Outflow 1 hari terbesar dalam 1 tahun terakhir yang dicetak tanggal 14 November.
Jika anda mempertanyakan apakah alasan di balik keluarnya investor asing ini dari saham JSMR sepanjang bulan November ini.
Alasannya sebenarnya sangatlah jelas, yaitu untuk melakukan profit taking. Karena sama seperti kita yang baru akan jualan ketika sudah untung, 8 dari 10 kesempatan dimana asing melakukan aksi jual di suatu saham, aksi jual tersebut didorong oleh tujuan melakukan profit taking, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kondisi fundamental perusahaan yang memburuk, apalagi kondisi ekonomi di luar negeri seperti suku bunga The FEd, dll, yang jelas tidak berhubungan sama sekali dengan kinerja perusahaan Jasamarga.
Bedanya investor asing dengan kita-kita investor ritel adalah size pembelian dan penjualan yang mereka lakukan, kita sebagai investor ritel umumnya membeli dalam jumlah yang relatif kecil jika dibandingkan dengan liquiditas saham yang bersangkutan, itu sebabnya investor ritel umumnya menggunakan strategi jangka pendek, karena memang mereka bisa keluar masuk kapan saja, di harga berapa pun.
Namun hal yang berbeda akan dialami oleh investor asing yang melakukan pembelian dan penjualan dalam jumlah yang besar, sebagai contoh sejak awal akumulasi asing di awal bulan Februari yang sudah kami bahas di atas, total pembelian asing di saham ini sebesar 714 Milyar, dengan average harga pembelian sebesar 5.547.
Dengan jumlah pembelian sebesar itu tentu tidak mudah untuk investor asing melakukan profit taking, karena rata rata transaksi harian JSMR hanya 100M sehari, itupun 37%nya dilakukan oleh investor asing. Jika kita melihat outflow-outflow yang pernah terjadi sepanjang tahun 2017 ini rata-rata penjualan asing harian (kesanggupan beli investor lokal) hanya sebesar 30 Milyar sehari, jika kita membagi 714 M dengan 30 M per hari maka dibutuhkan waktu 24 hari dimana investor asing setiap hari melakukan penjualan sebesar 30M untuk membeli semua saham yang di akumulasi asing sejak awal tahun.
Namun pada praktenya untuk investor asing melakukan profit taking tidak bisa sesederhana itu, karena ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yaitu average harga jual mereka, dan bagaimana menjaga minat beli investor lokal dalam masa distribusi asing. Karena ketika asing melakukan penjualan, harga umumnya bergerak turun, dan kalau asing terus melakukan penjualan selama 24 hari berturut-turut, pada periode tersebut harga JSMR akan terus bergerak turun dan besar kemungkinan harga akan turun ke bawah average harga beli asing di 5.547.
Bukan cuma itu bahkan sebelum analisa Foreign Flow dikembangkan oleh team Creative Trader pun, investor lokal sudah memiliki keinginan untuk mengikuti pergerakan investor asing, karena para investor lokal menganggap investor asing lebih pintar dan lebih powerful sehingga pada dasarnya investor lokal ingin mengikuti pergerakan investor asing, jadi ketika asing beli, lokal ingin ikut beli, dan ketika asing jual lokal ingin ikut jual.
Jika kita melihat dari sudut pandang yang dijelakan di atas, kita menyadari bahwa untuk investor asing melakukan profit taking bukanlah hal yang mudah.
Itu sebabnya dalam fase profit taking asing dibutuhkan kondisi yang kondusif, kondisi yang membuat para investor lokal merasa berani membeli saham ini di harga yang lebih tinggi, dari harga pembelian investor asing sebelumnya (yang juga berarti harga dimana saham ini dijual investor lokal ke investor asing), kondisi yang umumnya diciptakan adalah :
Analis akan mengatakan bahwa Fundamental perusahaan yang bersangkutan baik, karena mayoritas investor percaya bahwa perusahaan yang baik harga sahamnya akan naik, dan mayoritas investor tidak memiliki kemampuan untuk melakukan analisa fundamental sendiri, dan hanya bisa membaca berita dan atau report sekuritas, maka kondisi seperti ini hampir selalu diciptakan oleh para pemain besar ketika mereka mau melakukan penjualan. Karena saham dari perusahaan yang dipercaya punya fundamental baik adalah saham yang lebih mudah untuk dijual. Salah satu contoh nyata kondisi ini adalah apa yang terjadi di saham-saham kontruksi BUMN dalam 1 1/2 tahun terakhir, ketika semua analis membahas betapa cerahnya prospek saham-saham sektor ini, dan ketika ritel berbondong-bondong membeli saham ini karena alasan tersebut, para big player justru menjual saham ini, dan membuat harganya terus turun meskipun fundamentalnya masih bagus.
Kami tidak sedang mengatakan bahwa analisa fundamental adalah analisa yang buruk atau rawan dijadikan ‘jebakan’ para pemain besar. Namun perlu kita ketahui ada perbedaan yang sangat besar antara analisa fundamental yang dilakukan Warren Buffett atau Lo Kheng Hong, dengan analisa fundamental yang dirilis oleh para analis sekuritas.
Analisa Fundametal yang dilakukan investor seperti LKH bertujuan untuk mencari keuntungan, mencari saham yang under-value untuk dibeli di harga murah dijual di harga tinggi. Itu sebabnya analisanya biasa berfokus ke saham-saham yang baru akan bertumbuh, atau saham-saham unggulan yang sedang dalam masa krisis.
Sementara bagi para Analis Sekuritas, tujuan dari mereka mengeluarkan analisa bukanlah untuk mencari saham untuk mereka beli, melainkan untuk memberikan rekomendasi beli dan untuk menjelaskan kenapa suatu saham bergerak naik atau turun. Jadi analisa fundamental dari para analis umumnya berfokus pada saham-saham yang sedang ‘hot’ dan yang sedang naik. Baik buruknya analisa akan disesuaikan oleh kondisi harga saham yang bersangkutan, atau ‘request’ dari Big Player.
Salah satu contohnya adalah saham INDY, ketika harga sahan ini di 100 an di tahun 2016 lalu Lo Kheng Hong mengaku banyak memborong saham ini, padahal pada saat itu kondisi saham-saham batubara sedang dalam masa krisis, dan banyak berita buruk, namun LKH yakin perusahaan ini akan sanggup keluar dalam masa krisisnya. Pada saat itu tidak ada satupun analis sekuritas yang merekomendasikan atau membahas saham ini (karena harganya masih turun, dan para pemain besar ingin melakukan pembelian).
Hal yang sangat berbeda terjadi dalam 1 tahun terakhir, ketika harga INDY sudah naik secara luar biasa, dan sekarang sudah di 2.800an para analis sekuritas justru berlomba-lomba menjelaskan alasan mengapa harga saham ini naik, dan akan terus naik, dan semua berlomba memberikan target harga yang semakin hari semakin tinggi.
Harga sahamnya dibuat naik-turun di masa distribusi asing, semua saham yang terus turun harganya akan ditinggalkan oleh para investor ritel, jadi dalam melakukan aksi profit taking, asing harus bisa terus menjaga saham ini tetap menarik secara technical. Kalaupun harga sahamnya bergerak turun ketika asing melakukan penjualan besar-besaran, akan ada waktunya dimana investor asing menghentikan aksi jual mereka, dan fokus untuk kembali mengangkat harga saham ini, membuat saham ini menarik lagi, dan investor mau membeli lagi saham ini, supaya asing bisa jualan lagi.
Hal ini terlihat jelas sedang terjadi sepanjang bulan November ini, seperti kita lihat dalam grafik di atas kita melihat harga JSMR masih naik-turun meskipun asing secara konsisten sudah mulai melakukan aksi profit taking di sahami ini. Kita juga melihat bahwa setelah aksi jual besar-besaran sampai tanggal 14 November lalu, investor asing ‘sengaja’ mengerem aksi jualnya, sambil membiarkan harga JSMR pulih dan baru mulai melanjutkan aksi jualnya lagi akhir minggu lalu.
KESIMPULAN
Dalam kasus JSMR ini kita mempelajari bahwa untuk investor asing melakukan aksi profit taking bukanlah sesuatu yang mudah, jauh lebih mudah untuk kita sebagai investor ritel yang hanya memiliki sedikit saham JSMR untuk memanfaatkan momentum profit taking asing ini untuk profit taking duluan, memanfaatkan kondisi kondusif yang sedang diciptakan oleh investor asing.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
Penjelasan yg sangat menarik. Tks
nice job bos karo2