
Pagi ini kami mendapat pesan menarik dari salah orang yang mengaku sebagai pembaca setia ulasan-ulasan kami dalam 3 tahun terakhir. Beliau mengatakan mereka kecewa dengan sikap dan perubahan yang terjadi di Team Creative Trader dalam beberapa bulan terakhir. Beliau mengatakan sekarang CTS sudah kehilangan taringnya !!
Lebih mudahnya anda bisa membaca sendiri pesan yang kami dapatkan tersebut.

Memang benar beberapa bulan ini kami sengaja untuk mengambil sikap se-netral mungikn terutama dalam memposting analisa yang berhubungan dengan Pilpres 2019, jadi kekecewaan bapak / ibu di atas memang bisa kami pahami.
Namun sikap yang kami ambil tersebut, bukan kami ambil berdasarkan alasan ‘takut’ dengan Bandar, atau takut terhadap Capres tertentu. Alasan kami mengambil sikap se-netral mungkin adalah karena kami melihat dalam kondisi saat ini pembahasan dan perdebatan mengenai politik terutama Capres sudah menyebar berbagai aspek, dan tidak jarang malah merusak hubungan antar teman, sahabat bahkan saudara.
Padahal menurut kami terlepas dari perbedaan Pilihan Presiden namun tetap saja setiap warga negara Indonesia seharusnya ingin Indonesia menjadi lebih baik kedepannya, dan kalau kita dengar kedua Capres menjanjikan hal yang sama, menjadikan Indonesia lebih baik jika mereka terpilih.
Hal yang sama juga seharusnya terjadi di bursa saham, tujuan utama investor sebenarnya untuk mencari keuntungan, jadi seharusnya sesama investor tidak perlu saling adu kritik dan berdebat, toh kalau kedepannya Indonesia menjadi lebih baik, dan membuat investor asing asing masuk bursa kita, IHSG akan naik juga, dan peluang kita memperoleh keuntungan juga akan menjadi jauh lebih besar, kalau itu terjadi sebagai investor seharusnya semua senang terlepas dari pilihan politik kita.
Dan sejak awal berdirinya perusahaan kami, fokus kami selalu untuk membantu sebanyak mungkin investor memperoleh keuntungan di bursa saham, dan bukan untuk memenangkan Capres atau partai tertentu.
Dan dari pengamatan kami karena panasnya situasi politik saat ini, selalu ada pembaca kami yang mewakili pendukung dari kedua belah pihak umumnya marah, kecewa dan menentang semua analisa yang memiliki tedensi membahas sisi positif dari Capres yang tidak didukungnya. Dan menurut pengalaman kami untuk mengambil keputusan investasi yang baik, seharusnya berpikir se-objective mungkin, dan tidak menutup mata atau menentang adabta kemungkinan akan hal yang mungkin tidak sesuai harapan atau perasaan kta.
Dan terlepas analisa kami benar atau salah, tetap saja kalau analisa yang kami rilis justru menyebabkan pembacanya berpikir subjective, baik langsung menentang, atau justru terlalu percaya, maka hasilnya justru akan buruk bagi pembaca analisa tersebut.
Itulah alasan kami untuk memilih bersikap se-netral mungkin dalam pembahasan kami beberapa bulan terakhir. Jadi bukan karena kami takut, atau memang tidak peduli akan masa depan Indonesia, dan memilih untuk netral / golput.
APA JADINYA JIKA PRESIDEN TERPILIH TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN INVESTOR ASING ?!
Menurut saya terlepas dari para pemain besar dan investor asing sebenarnya sudah memiliki ‘jagoan’ yang mereka harapkan menang di Pilpres ini, namun saya sangat percaya kalaupun Capres jagoan mereka tidak menang, mereka tetap saja akan bisa ber-adaptasi dengan kondisi tersebut.

Satu hal yang perlu kita pahami, menurut data terakhir yang dirilis oleh OJK, nilai kepemilikan investor asing di bursa kita mencapai 1.984 Triliun. Yang mencerminkan 52% dari nilai seluruh saham bereda di IHSG.
Artinya sudah sangat jelas investor asing yang jumlahnya hanya 1% dari total investor di Indonesia adalah penguasa dan pengendali di Bursa Saham Indonesia, dan siapa pun yang akan menang di dalam Pilpres besok tidak akan merubah sama sekali fakta tersebut.
Memang benar ada ketakutan kalau Presiden terpilih tidak sesuai dengan harapan mereka, bisa saja menimbulkan kekhawatiran investor asing, yang dapat menyebabkan terjadinya aksi panic selling yang dilakukan oleh investor asing.
Namun kalaupun asing kecewa dan mereka ingin jualan, tetap saja harus ada investor lokal yang menjadi pembelinya, dan kalau investor lokal sadar bahwa investor asing langsung panik pasca keluarnya hasil Quick Count besok, maka tidak banyak investor lokal yang bersedia menampung aksi jual asing tersebut.
Artinya kalaupun IHSG jatuh karena asing melakukan panic selling, namun sedikit sekali kemungkinan mereka dapat menjual saham mereka dalam jumlah yang besar.
Karena kami yakin tidak peduli Investor tersebut pendukung Jokowi atau Prabowo, kalau mereka melihat asing panik, dan mengguyur IHSG, maka mereka pun akan panik, dan takut nyangkut dalam waktu yang lama.
Dan jangan lupa yang harus asing jual untuk ‘keluar’ dari Indonesia bukan 100 – 200 Milyar, atau 100 – 200 Triliyun. Tapi 1984 Triliyun yang notabene nilainya lebih besar dari seluruh dana investor lokal di bursa saham Indonesia disatukan.
Jadi bisa disimpulkan apa pun hasil Pilpres besok, memuaskan atau mengecewakan bagi Investor Asing, tetap saja mereka akan tetap berada di Indonesia, simply karena dengan dana sebesar itu mereka tidak mungkin bisa keluar dari Indonesia dalam jangka pendek, karena investor lokal tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membeli semua saham yang dijual asing.
Jadi bagi investor asing, jauh lebih mudah untuk mereka membangun kerjasama saling menguntungkan dengan Presiden terpilih, daripada harus bersusah payah mengeluarkan seluruh dana mereka dari Bursa Indonesia. Jadi tentunya sangat wajar jika sehabil Pilpres nanti, akan terjadi pertemuan antara perwakilan dari Presiden terpilih sebagai ‘penguasa’ dari Indonesia dengan perwakilan dari Investor Asing sebagai ‘penguasa’ dari bursa saham Indonesia. Karena pada akhirnya kedua belah pihak tentunya saling membutuhkan.
Investor Asing perlu menyelamatkan assetnya di Indonesia, dan ingin terus mengeruk keuntungan di bursa kita, sementara pemerintah juga tidak mau investor asing pergi dari Indonesia yang akan menyebabkan IHSG hancur, yang notabene juga akan buruk untuk citra dan kenerja pemerintahan.
Jadi kalaupun asing memilih untuk mengurangi sedikit kepemilikannya di bursa kita pasca Pilpres nanti, dan tidak tertutup kemungkinan aksi tersebut bisa menjatuhkan IHSGsekitar 10% dari level saat ini, namun tetap saja aksi tersebut hanyalah aksi sementara, dan kedepannya setelah kondisi lebih kondusif untuk Investor Asing, ereka akan kembali melakukan akumulasi lagi dan IHSG akan naik lagi., Dan terlepas dari siapa yang memimpin Indonesia dalam 5 tahun kedepan, kami sangat yakin, Investor Asing tetap akan memimpin IHSG sampai 5 tahun kedepan.
UNTUK KEBAIKAN IHSG APA YANG BISA INVESTOR LAKUKAN DI PILPRES BESOK
Seperti dibahas di atas, Investor Asing akan bisa beradaptasi siapapun yang akan terpilih di Pilpres besok. Namun satu hal yang kemungkinan dapat mendatangkan berita buruk dan menghancurkan IHSG, yaitu jika terjadi keributan dan kerusuhan pasca Pilpres nanti.
Karena investor asing pasti akan kabur jika melihat negara ini pecah, dan rusuh, jadi tugas kita sebagai investor adalah menjaga dan memastikan kalau Pilpres besok berjalan dengan aman, dan siapa pun yang menang, tugas kita kedepan adalah mendukung Presiden terpilih, dan mendinginkan suasana, supaya setelah Pilpres nanti Indonesia kembali bersatu, kembali rukun dan sama-sama fokus membangun negara ini.
Selamat memilih…
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
3 comments
Smart….
Beutyful…
Hasil Quick Count sudah tergambar walaupun masih menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU. Tapi pasar dalam hal ini investor asing mestinya sudah bisa melihat hasil pilpres kali ini secara lebih jelas…. siapa yang akan memimpin dalam 5 tahun ke depan….
Barangkali akan menarik kalo pak Argha mengulas kemungkinan pergerakan asing di bursa pasca Quick Count tsb….
Apakah mereka akan profit taking dulu, mendompleng optimisme retail ? Sambil IHSG di mark up sedemikian rupa, mengikuti euforia yg terjadi ?
Asing inflow ala kadarnya, sekedar syarat saja, tapi sebenarnya mereka melakukan profit taking ?
Atau ada kemungkinan skenario lain ?
Terima kasih….