IHSG dalam sesi pertama ini turun cukup dalam 1.5%, jika selama ini anda percaya bahwa penggerak IHSG adalah Dow Jones, bursa regional atau pergerakan rupiah maka anda akan bingung mengapa IHSG bisa terkoreksi begitu dalam pada sesi 1 ini.
Karena tadi malam indeks Dow Jones hanya mengalami koreksi kecil, bursa asia pada perdagangan siang ini hanya masih beragam, ada yang naik kecil ada juga yang turun kecil, namun tidak ada satupun yang menyerupai pergerakan IHSG.
Jika kita melihat pergerakan rupiah sampai siang ini juga tidak terjadi pergerakan yang luar biasa yang dapat membuat IHSG sampai turun 72 point.
Berikut ini kondisi terakhir market-market yang sering kali dipercaya sebagai penggerak IHSG.
Dapat dilihat pada grafik-grafik di atas tidak ada satupun yang memberikan sentimen negatif signifikan yang dapat mendorong penurunan IHSG, namun mengapa IHSG turun ?
Penjelasannya ada pada sudut pandang Bandarmologi (atau untuk IHSG cukup dibilang Foreign Flow atau aliran dana asing), karena IHSG dalam jangka menengah dan panjang akan selalu dimotori oleh pergerakan dana asing, dan bukan oleh sentimen regional bahkan pergerakan nilai tukar rupiah.
Memang benar dalam jangka pendek sentimen-sentimen dari luar sering kali menyebabkan IHSG bereaksi positif, maupun negatif, market seringkali ‘over reacted’ terhadap kondisi market. Sentimen tersebut terkadang dimanfaatkan oleh Bandar untuk memuluskan rencananya, sehingga IHSG bergerak searah dengan kondisi eksternal.
Namun terkadang kondisi regional justru berlawanan dengan ‘kehendak’ bandar, pada saat itulah bandar sering kali menunjukan kekuatannya untuk bergerak melawan market, kita pasti masih ingat akhir bulan September lalu hampir semua analis percaya bahwa IHSG akan turun ke bawah 4.000 karena buruknya kondisi aktual dan regional.
Namun pada saat tersebut kami melihat dari sudut padang Foreign Flow, IHSG sudah terlalu murah penurunan lebih lanjut justru akan merugikan bandar, karena daya beli investor ritel sudah sangat rendah. Itu sebabnya pada tanggal 29 Oktober lalu, kami mengatakan bahwa dari sudut pandang Bandarmologi IHSG akan ‘KUAT DI ATAS 4.000’
Sehari setelahnya Rupiah tiba-tiba menguat luar biasa, kami tidak tahu apakah pergerakan rupiah juga berada di bawah kendali ‘pihak’ yang sama dengan yang menggerakan IHSG, atau hanya sebuah kebetulan saja.
Sentimen Rupiah membuat IHSG naik secara luar biasa, dan fakta bahwa rupiah sampai sekarang tidak turun lagi, juga membuat pelaku pasar kembali optimis. Laporan keuangan perusahaan pada kuartal ketiga juga menunjukan bahwa kondisi saat ini tidak seburuk yang sebelumnya dibayangkan.
Melihat kondisi itu Investor Asing memutuskan untuk mengganti strateginya dari sebelumnya terus melakukan penjualan, dan berbalik melakukan akumulasi di Market Indonesia. Sampai tadi pagi sudah 4.8T dana asing yang masuk ke bursa kita, pasca perubahan trend rupiah dan IHSG.
TREND BULLISH DAN FASE AKUMULASI PADA IHSG
Kita tahu bahwa investor asing di tahun ini melakukan aksi jual terbesarnya sepanjang sejarah, dari bulan Maret sampai September investor asing melakukan penjualan sebesar 35T. Namun pada akhir Oktober lalu mereka memutuskan untuk berbalik arah, mereka berhenti menjual-saham-saham yang dimilikinya dan memutuskan untuk kembali melakukan buyback. Kemungkinan karena informasi dan data-data yang mereka dapatkan, mereka optimis bahwa kondisi krisis di Indonesia sudah berakhir, sehingga mereka memutuskan kembali masuk ke bursa kita.
Ketika bandar merubah strateginya dari fase distribusi ke fase akumulasi, maka adalah sesuatu yang sangat logis jika bandar berusaha mengumpulkan barang di harga serendah mungkin. Semakin banyak saham yang mereka miliki dan semakin rendah average pembeliannya maka akan semakin besar pula keuntungan yang deperoleh oleh Bandar ketika IHSG sudah berada dalam fase ‘euforia’ nanti.
Saat ini itulah yang terjadi di IHSG dimana bandar sedang berusaha mengumpulkan saham sebanyak mungkin di harga serendah mungkin. Pada awal datangnya trend bullish IHSG beberapa minggu yang lalu dimana indeks mengalami kenaikan yang luar biasa disebabkan euforia sesaat karena penguatan rupiah, strategi tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan mulus.
Namunkenaikan rupiah bukanlah fondasi dari IHSG atau pergerakan harga saham, saham tidak otomatis berpindah tangan ke bandar, ketika rupiah menguat, fondasi IHSG adalah akumulasi yang dilakukan oleh investor asing.
Itu sebabnya dalam 1-2 minggu terakhir IHSG mulai bergerak melambat dan disertai aksi mark down seperti yang terjadi hari ini dan kemarin, dimana bandar berusaha menurunkan harga tanpa melakukan penjualan besar supaya mereka bisa melakukan pembelian di harga yang murah.
Sebagai investor ritel kita bisa menikmakti kondisi ini untuk melakukan akumulasi bersama-sama dengan Bandar. Sebagai investor ritel tugas kita adalah mengikuti gerakan bandar dan bukan menggangunya. Selama IHSG tetap ada dalam kendali Bandar, dan Bandar melakukan akumulasi keadaan akan baik baik saja.
Keep Calm, IHSG is UNDER CONTROL
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
thank you bro pencerahannya….. GBU….