Saham CPRI sempat bergerak sangat fenomenal beberapa waktu yang lalu, sehingga selama beberapa hari setelah IPO saham ini berhasil menjadi saham yang paling banyak di transaksikan di bursa kita. Namun tidak lama setelah itu korban dari Bandar saham ini pun berjatuhan, dan dalam waktu kurang dari 1 bulan harga saham ini sudah turun dari level 260 ke level 60an, dan seperti kasus-kasus serupa sebelumnya, pergerakan Bandar saham ini kembali memakan korban ribuan investor ritel.
Banyaknya korban di saham ini membuat sejak beberapa minggu lalu kami berulang kali mendapat email dari rekan-rekan investor ritel yang nyangkut di saham ini dan mohon bantuan dari kami.
Salah satu investor ritel yang menjadi korban adalah Bapak HDA yang screen cap emailnya sempat kami share di channel kami beberapa waktu yang lalu dan bisa lihat di samping. Dan beliau bukanlah satu-satunya korban dari ‘kercerdikan’ Bandar CPRI, sampai kemarin kami masih mendapat email-email lainnya dari para investor ritel lainnya yang menjadi korban dari Bandar CPRI.
Dan ketika kami membuka layanan Konsultasi Saham Nyangkut minggu lalu, CPRI menjadi salah satu saham yang paling banyak diminta analisanya oleh para pembaca website kami.
Kami mendapat begitu banyak pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab satu per satu, dan oleh karena itu kami memutuskan untuk menulis artikel untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Berikut beberapa pertanyaaan yang paling banyak ditanya ke kami.
PERTANYAAN : Kapan harga CPRI akan naik lagi ?
Pertanyaan ini sebenarnya tidak pas ditanyakan kepada kami, karena kami bukan BANDAR di CPRI, dan tidak memiliki afiliasi dengan bandar yang satu ini. Jadi tentunya kami tidak tahu kapan BANDAR CPRI akan menaikan harga saham ini. Karena timing kenaikan adalah murni keputusan Bandar, jadi hanya Bandarlah yang tahu secara pasti, sebagai investor ritel tidak ada gunanya kita menebak-nebak kapan bandar memutuskan menaikan saham ini.
PERTANYAAN : APAKAH CPRI MASIH BISA NAIK LAGI ?|
Pertanyaan ini tentunya jauh lebih penting, dan lebih bisa diprediksi, karena kita semua tahu fokus Bandar adalah untuk mencari keuntungan di bursa saham, jadi kalau sampai saat ini mereka belum untung, maka cepat atau lambat CPRI akan dinaikan lagi harganya, namun jika mereka saat ini sudah untung besar, mungkin saat ini mereka sedang liburan sambil menikmati hasil kerja keras mereka beberapa waktu yang lalu, dan tidak perlu balik lagi untuk mengangkat harga saham ini.
Menurut riset yang dilakukan oleh Team Creative Trader terhadap seluruh saham yang IPO di Indonesia 4 tahun terakhir, mayoritas saham yang sudah berhasil di-distribusi ke publik, dan bandarnya sudah berhasil memperoleh keuntungan umumnya tidak bangkit lagi ke kisaran harga tertingginya, atau ke kisaran harga dimana rata-rata investor ritel nyangkut, paling tidak selama 2 tahun setelah IPO.
Untuk kasus CPRI ini kita tahu sudah ribuan sampai belasan ribu investor ritel yang nyangkut di saham ini, dan nyangkutnya di kisaran 170an, artinya bandarnya sudah berhasil mendistribusi saham ini dengan baik karena mereka sudah berhasil jualan ke ritel di atas harga IPO saham ini yang ada di level 125 artinya mereka sudah untung sekitar 40% dari setiap saham yang dijualnya ke investor ritel.
Namun pertanyaannya adalah apakah barang mereka sudah habis, atau saat ini Bandar masih punya banyak barang yang belum terjual ? Karena kalau mereka sudah selesai jualan maka nasib saham ini kedepan cukup suram, namun jika belum, maka cepat atau lambat Bandar perlu mengerek saham ini lagi, untuk bisa jualan lagi.
Menurut tools IPO Hunter yang kami ciptakan untuk menganalisa saham-saham yang baru IPO tercatat pembelian investor ritel di saham ini sudah lebih dari 3 juta lot, namun dari data-data yang kami dapatkan dari tools tersebut kami melihat Bandar masih memiliki kepentingan untuk mengangkat harga saham ini di kemudian hari untuk melanjutkan aksi jual mereka.
PERTANYAAN : APAKAH BANDAR SUDAH MULAI MELAKUKAN AKUMULASI ?!
Kami percaya untuk saat ini sampai beberapa bulan kedepan BANDAR CPRI tidak akan berminat untuk melakukan akumulasi atau melakukan aksi untuk mengumpulkan saham ini. Karena tujuan Bandar di saham ini sudah sangat jelas, yaitu jualan sebanyak mungkin barang yang mereka miliki beli pada saat IPO ke investor ritel, dan sejauh ini mereka sudah berhasil jualan lebih dari 3 juta lot saham CPRI yang sebelumnya ada di tangan mereka.
PERTANYAAN : BANDAR XA MASIH RUGI DI SAHAM INI, APAKAH MEREKA TIDAK AKAN MENGANGKAT KEMBALI HARGA SAHAM INI
Kami mengerti masih minimnya pemahaman para investor akan dasar-dasar ilmu bandarmologi membuat ada banyak investor dan juga analis yang mencoba menggunakan analisa ini justru terjebak oleh aksi beli yang dilakukan oleh beberapa broker yang terindikasi digunakan oleh bandar, seperti broker XA salah satunya.
Memang benar broker XA melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, sejak saham ini IPO sampai saat ini. Bahkan jika kita melihat broker summary di samping bahwa sejak saham ini IPO XA sudah melakukan pembelian sebanyak 13.8 juta lot, dengan nilai pembelian sebesar 332 Milyar.
Terlihat XA merupakan satu-satunya Broker Bandar yang nyempil di antara broker-broker ritel yang merupakan korban Bandar di saham ini seperti YP, PD, KK, CC, dan NI.
Jadi memang benar XA melakukan pembelian saham ini dalam jumlah besar, namun terlepas dari besarnya pembelian yang mereka lakukan, pembelian tersebut tidak bisa kita anggap akumulasi kalau barang yang BANDAR BELI adalah barang milik mereka sendiri. Tentunya sama sekali tidak sulit untuk Bandar menyuruh rekannya untuk membeli saham mereka sendiri menggunakan broker XA, atau broker lainnya.
Aksi beli barang milik sendiri tersebut bertujuan untuk menggoreng harga CPRI dan memancing para investor ritel untuk membeli saham ini, ketika saham ini sedang digoreng-goreng bulan April lalu. Dalam ilmu bandarmologi aksi tersebut disebut sebagai aksi MARK UP dan bukan Akumulasi. Karena pada akhirnya Bandar tidak bisa menaikan harga kalau tidak ‘makan di offer’, jadi mau tidak mau mereka harus membeli barang mereka sendiri supaya harga CPRI bisa naik.
Kita tentunya masih ingat pada pertengahan bulan April lalu saham CPRI bisa naik turun puluhan persen dalam hitungan menit, karena aksi beli yang dilakukan oleh XA tersebut, tanpa ada aksi XA, para korban tentunya tidak akan berminat membeli saham ini, karena harganya tidak naik secara luar biasa di pertengahan April tersebut. Namun jangan salah dalam broker summary di atas kita juga melihat XA juga jualan saham CPRI sebanyak 15.8 juta lot. Artinya XA bahkan menjual lebih banyak dari saham yang mereka beli, kenapa demikian ? Karena XA adalah Bandar, seperti kami bilang di atas Bandar adalah pihak yang memiliki barang di saham ini, jadi tidak heran mereka bisa jual lebih banyak dari mereka beli, karena mereka punya barang di pasar Primer. Mereka bisa beli berapa pun, dan jual berapa pun, dan selama ritel pada akhirnya membeli saham ini di atas harga IPO, maka mereka sudah untung. Itulah tujuan mereka, jualan saham mereka ke kita, caranya terserah mereka.
PERTANYAANG : HARGA SAAT INI SUDAH JAUH DI BAWAH HARGA IPO, APAKAH BANDAR SAAT INI SUDAH NYANGKUT ?!
Sejauh ini menurut perhitungan TOOLS IPO HUNTER yang kami ciptakan, BANDAR IPO saham ini masih memegang cukup banyak barang yang besar kemungkinan barang tersebut akan mereka jual di kemudian hari, namun ada beberapa point yang juga harus kita mengerti sebelum kita meng-asumsikan harga saham ini akan diterbangkan lagi oleh Bandar.
Pertama, harga saat ini di 70 sementara modal bandar di saham ini ada di harga IPO di 125, artinya kalau bandar jualan lagi di harga saat ini artinya mereka jualan di bawah harga modal mereka.
Namun perlu juga kita pahami menurut perhitungan system kami sejak IPO sampai saat ini harga average penjualan bandar ada di kisaran 170an (sama dengan average nyangkutnya ritel), artinya sejauh ini Bandar sudah berhasil menjual dengan kentungan hampir 40% dibanding harga modal mereka. Jadi dalam kondisi saat ini mereka sebenarnya bisa jualan di bawah harga IPO, karena kalaupun kedepannya mereka jualan 1-2 juta lot CPRI di harga 70-80an, secara total mereka masih memperoleh keuntungan.
Pertanyaannya bagaimana bandar bisa jualan 1-2 juta lot saham ini di harga 70-80, kalau kondisi CPRI seperti saat ini?
Karena meskipun Bandarnya bisa jualan dan tetap untung, namun tetap saja untuk jualan mereka butuh pembeli, dan dalam keadaan saat ini investor ritel tidak berminat membeli saham ini (tidak mau memasang bid), jadi kalaupun bandarnya mau jualan di harga sekarang tidak akan banyak ritel yang mau beli saham ini.
Jangan lupa saat ini CPRI dikenal sebagai saham gorengan yang memakan begitu banyak korban, dan bandarnya dianggap kejam karena ‘berhasil’ membuat ribuan investor ritel rugi besar di saham ini, jadi dalam kondisi saat ini mayoritas investor ritel yang belum punya saham ini justru menjauhi saham ini. Lebih parah lagi kita juga tahu ribuan investor ritel yang saat ini sedang nyangkut di saham ini sudah tidak sabar ingin keluar dari saham ini, beberapa di antaranya bahkan sudah cut loss.
Jadi kalau bandarnya mau jualan lagi mau-tidak mau harga CPRI harus digoreng dulu, dibuat attractive dulu, supaya ritel-ritel yang tadinya tidak berminat membeli saham ini, jadi berminat lagi membeli, pasang bid lagi, sehingga bandar bisa jualan lagi.
Namun kita tahu untuk menggoreng CPRI sekarang tidak akan semudah menggoreng saham ini di hari-hari pertama IPO dulu, karena pada saat IPO dulu yang punya barang hanya bandar, dan ritel-ritel hanya bisa membeli, namun sekarang kondisinya sudah berbeda, sekarang kalau harganya diangkat lagi, maka ritel-ritel yang nyangkut justru bisa keluar lagi, artinya barang yang sudah berhasil mereka jual, bisa-bisa justru balik lagi ke tangan mereka.
Jadi dalam kondisi ini ada 2 strategi yang mungkin akan digunakan oleh BANDAR :
STRATEGI CEPAT, dimana Bandar akan menaik-turunkan harga CPRI cukup jauh di bawah rata-rata harga beli investor ritel di kisaran 170an, menurut pengalaman kami Bandar bisa menggoreng saham ini ke kisaran 90 – 120an tanpa perlu khawatir ritel yang sudah nyangkut di saham ini berbondong-bondong cut loss di level tersebut, dan barang justru kembali ke ‘tangan bandar.
Dan tentunya tujuan BANDAR menggoreng harga saham ini supaya mereka bisa jualan lebih banyak, supaya ritel-ritel yang belum nyangkut di saham ini bisa ikut nyangkut. Jadi bagi kita investor yang fokus mengikuti bandar, kita bisa menunggu ada tanda-tanda Bandar mulai menggoreng lagi saham ini, sambil mengamati pergerakan para broker-broker korban dan forum-forum saham. Jika para investor ritel sudah semangat lagi membeli saham ini, artinya bandar sudah berhasil menggoreng saham ini, dan mereka sudah bisa lanjut jualan, dan itulah waktunya kita keluar.
Range harga di 90 – 120 juga bisa anda jadikan acuan sebagai range aman Bandar untuk menggoreng saham ini tanpa harus takut ada aksi cut loss massal investor ritel yang nyangkut di harga tersebut.
STRATEGI LAMBAT, melihat jumlah yang sudah berhasil dijual bandar ke investor ritel di saham ini yang sudah begitu besar, kami melihat Bandarnya seharusnya tidak punya urgensi untuk segera mengangkat harga saham ini, jadi bisa saja Bandarnya memilih strategi untuk menunggu dulu / memaksa ritel-ritel yang nyangkut untuk cut loss terlebih dahulu. Jadi ketika mereka mengerek harga CPRI tidak banyak yang bisa profit taking di harga atas, karena sebagian ritel sudah cut loss di harga bawah, sebelum harga sahamnya dikerek.
Jika strategi ini yang dipilih Bandar, dengan sedih hati saya harus mengatakan kedepannya masih ada kemungkinan BANDAR kembali me-mark down harga saham ini dan bukan mustahil menurunkan harga saham ini sampai harganya dibuat parkir di 50, supaya semakin banyak investor ritel yang nyangkut mau cut loss, baru setelahnya mereka kembali menggoreng harga saham ini.
Bagi banyak rekan-rekan yang sudah memahami ilmu bandarmologi strategi lambat ini tentunya justru lebih menarik karena jika harga kembali diturunkan atau dijaga di level seperti saat ini. Kita bisa dengan tenang mengamati pergerakan Bandar dan ritel di saham ini dan jika kita melihat mulai banyak investor ritel yang nyangkut di saham ini, itu justru merupakan momentum yang paling tepat untuk rekan-rekan mulai mengoleksi saham ini, karena tentunya fokus kita adalah mengikuti Bandar, bukan mengikuti korban yang cut loss di saham ini.
Jadi kita bisa mengikuti aksi buyback bandar, namun sebagai pengikut Bandar kita tidak perlu repot-repot menggoreng harga saham ini, biarlah bandar yang melakukan hal tersebut, dan ketika harganya sudah digoreng barulah kita profit taking. Aksi kita mengumpulkan saham ini juga sebenarnya tidak perlu kita lakukan secara terburu-buru, kita bisa tunggu dulu ritelnya mulai cut loss, bandarnya mulai buyback, dan ketika barang bandar mulai banyak baru kita ikutan membeli saham ini. Ingat ritel nyangkut di saham lebih dari 3 juta lot, jadi aksi buyback bandar juga tidak akan dilakukan dalam jangka pendek.
Sebagai investor ritel kita tidak punya kekuatan untuk memaksa Bandar melakukan strategi cepat atau lambat, yang bisa kita lakukan adalah dengan sabar membaca apa yang bandar lakukan dari hari ke hari, untuk melihat mereka memilih strategi yang mana, dan ketika pergerakan bandarnya sudah terbaca dan kesempatan datang, di situlah kita bisa ‘pukul balik’ Bandar.
Minggu ini adalah kesempatan terakhir untuk rekan-rekan yang berada di Jakarta dan sekitarnya untuk mendapatkan DISKON EARLY BIRD dimana anda bisa mendapatkan diskon sebesar 500 ribu, untuk mengikuti Workshop Bandarmologi Jakarta yang akan diadakan tanggal 29-30 Juni 2019. Bagi rekan-rekan yang juga ingin memahami cara menganalisa pergerakan Bandar dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan kita seperti contoh dalam artikel di atas, anda bisa mendaftarkan diri anda disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God