Sampai perdagangan minggu kemarin investor asing masih terus melanjutkan aksi jualnya di bursa kita, tercatat sejak level tertingginya di tahun 2016 lalu, total dana asing yang keluar dari bursa kita sudah sebesar 26.5 Triliyun. Sejak bulan November lalu setiap minggu investor asing tercatat melakukan net sell di bursa kita.
Banyak pihak mempertanyakan kenapa investor asing terus keluar dari bursa kita, sejauh ini ada yang menghubungkannya dengan Trump Effect, namun kita tahu bahwa dana asing sudah keluar dari bursa kita sebelum Trump menang.
Ada juga yang mengatakan bahwa karena pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir, namun kenyataanua rupiah sebenarnya merupakan salah satu mata uang yang mengalami pelemahan paling dengan di asing dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu masih banyak alasan-alasan lainnya yang sering diangkat para analis yang mencoba menjelaskan motif di balik keluarnya dana asing dari Indonesia.
Namun sebenarnya jika kita meposisikan diri sebagai investor / trader dalam hal ini asing yang mindsetnya mencari keuntungan dan bukan sebagai analis / ekonom yang fokusnya adalah mencari alasan. Maka tidaklah sulit untuk kita mengetahui alasan mengapa investor asing keluar dari bursa kita.
Karena sebagai trader atau investor alasan utama kita melakukan penjualan adalah pergerakan harga, sebagai contoh beberapa bulan lalu saya membeli NIKL di harga 760 dan minggu lalu saya jual di 2.760, dari sudut pandang analis aksi jual yang saya lakukan bisa saja dihubung-hubungkan dengan turunnya harga NICKEL dunia, kenaikan Donald Trump, suku bunga The Fed atau undang-undang minerba yang keluar minggu lalu. Namun pada kenyataanya alasan saya menjual hanylah satu, yaitu karena saya sudah memperoleh keuntungan 2.000 per lembar saham dalam waktu yang relative singkat, dan itu adalah alasan utama saya menjual saham tersebut.
Namun memang karena saya adalah investor kecil jadi aksi jual yang saya lakukan tidak pernah dan tidak perlu dibahas oleh analis. Namun kalau saya bisa jual ‘tanpa alasan’ karena saya sudah untung, kenapa investor asing tidak boleh melakukan yang serupa? Karena pada dasarnya setiap investor punya tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan.
Sekarang saya akan mengajak anda melihat seberapa besar keuntungan yang kira-kira diperoleh oleh Investor Asing saat ini.
Seperti diabahas sebelumnya bahwa sejak level puncak Foreign Flow, dana asing sudah keluar sebanyak 26.5 Triliyun sejak pertengahan Agustus lalu. Seperti terlihat dalam grafik di atas, kami membagi grafiknya pergerakan dana asing ke dalam 2 bagian. Bagian pertama ketika investor asing melakukan aksi beli, dan kedua ketika melakukan aksi jual dalam bagian yang dihighlight kita lihat jumlah uang yang masuk sejak awal Maret tahun lalu sudah keluar semua sampai di awal tahun ini. Bukan hanya itu kita juga bisa melihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor asing dalam periode tersebut.
Kita bisa membuat estimasi seberapa besar keuntungan investor asing dalam periode ini :
- Inflow Asing dilakukan dari bulan Maret ke Agustus, dengan jumlah dana asing yang masuk sebesar 26.5 Trilliyun, dan dalam periode tersebut rata-rata IHSG ada di level 4.944.
- Outflow Asing dilakukan dari bulan Agustus sampai saat ini dimana average IHSG ada di level 5.311, dengan jumlah dana outflow yang sama.
Jika kita hitung selisih IHSG ketika asing beli dan ketika asing jual maka kita dapatkan selisihnya sebesar 367 point, artinya asing berhasil memperoleh profit sekitar 7.4%, atau sekitar 1.9 Triliyun (jika dibandingkan dengan total inflownya).
Potensi keutungan yang lebih besar isa kita lihat dari sudut pandang yang lain, yaitu jika kita membandingkan total inflow sejak awal tahun 2016 dengan kondisinya saat ini. Seperti kita lihat pada grafik di atas posisi Foreign Flow saat ini berada 5.8 Triliyun di atas level terendahnya tahun lalu, atau dengan kata lain masih tersisa 5.8 Triliyun dari dana asing yang masuk sejak awal tahun lalu.
Namun di sisi lain jika kita membandingkan level IHSG di bulan Januari lalu dengan saat ini maka kita melihat posisi IHSG saat ini sudah jauh lebih tinggi, dengan 803 point dibandingkan Januari tahun lalu di awal inflow dana asing. Artinya semakin lama aksi jual asing berlanjut, semakin besar pula keuntungan yang akan mereka peroleh, karena level IHSG saat ini sudah jauh berada di atas level modal pembelian mereka tahun lalu.
Jadi sama seperti contoh kasus NIKL di atas, kemungkinan besar alasan di balik aksi jual asing saat ini adalah profit taking, jadi kita tidak perlu repot-repot mencari alasan di balik keluarnya dana asing saat ini. Sebagai investor yang perlu kita lakukan saat ini adalah menunggu, menunggu asing untuk kembali masuk ke bursa kita.
Sejarah membuktikan bahwa kekuatan investor lokal memang terkadang bisa menahan kejatuhan IHSG, namun hanya masuknya dana asinglah yang dapat membuat IHSG dalam jangka waktu yang cukup panjang. Kenaikan-kenaikan yang tidak disertai dengan inflow asing umumnya hanya berlansung dalam jangka pendek, dan seringkali disusul dengan penurunan IHSG yang bahkan lebih dalam dari kenaikan sebelumnya.
Jadi pertanyaan yang paling penting adalah bukan kenapa asing keluar dari bursa kita, tapi kapan asing kembali masuk ke bursa kita. Jika asing kembali masuk ketika IHSG berada di level 5.300an seperti sekarang, maka jika seluruh dana yang sudah keluar kembali lagi, maka besar kemungkinan IHSG bisa mencapai 6.000 di tahun 2017 ini. Opsi itu tentunya bisa dilakukan oleh investor asing, namun pertanyaaanya adalah untuk apa aksi tersebut dilakukan ?
Jika asing mau melakukan aksi akumulasi lagi, tentunya tidak perlu dimulai di level 5.300, bisa saja mereka menjatuhkan IHSG terlebih dahulu, supaya bisa kembali melakukan pembelian di harga yang jauh lebih murah. Dengan posisi asingyang sudah untung besar seperti saat ini, sangatlah mudah untuk mereka melakukan aksi jual besar-besaran secara tiba-tiba untuk menjatuhkan IHSG. Dan jika dihitung modal akumulasi asing sebelumnya, maka meskipun aksi jual asing dilakukan sampai IHSG ke bawah 5.000 mereka tetap akan memperoleh keuntungan yang cukup besar dalam penjualan tersebut.
Jadi seperti pembahasan kami di awal minggu lalu, strategi yang paling ideal untuk kita lakukan adalah menunggu, menunggu investor asing kembali masuk ke bursa kita, atau menunggu ISHG dijatuhkan oleh Asing.
.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Sangat menarik analisanya Pak. Yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana jika kita pada posisi IHSG saat ini terlanjur untuk membuka posisi, sedangkan menurut analisa di atas, sangat mungkin IHSG bisa turun lagi dari posisi saat ini, dan kita menunggu kejatuhan IHSG untuk melakukan average down. Apakah hal itu dibenarkan dari sudut pandang kita sebagai investor maupun trader ? Terima kasih.