Kemarin keluar berita mengejutkan mengenai saham TELE (PT Triphone Mobile Indonesia Tbk) diberitakan GAGAL BAYAR BUNGA SINDIKASI sejak bulan Maret 2020, yang membuat sahamnya di suspend per hari ini. Berita yang sangat buruk terutama bagi rekan-rekan investor ritel yang terjebak dan membeli saham ini ketika sahamnya digoreng sejak bulan Maret lalu. ⠀
⠀
Berita ini memicu kemarahan banyak investor ritel yg merasa tertipu karena berita ini baru diberi tahu ke publik kemarin sore setelah market tutup, dan hari ini sahamnya langsung di suspend. Padahal gagal bayarnya sudah sejak bulan Maret lalu ! ⠀
⠀
Jika kita menggunakan Analisa Bandarmologi (lihat pada gambar di atas), kita bisa melihat sejak April sampai perdagangan kemarin, broker-broker yang MEMBORONG saham TELE hampir semuanya diisi oleh broker investor ritel seperti YP (Mirae Assets), PD (IndoPremier), CC (Mandiri Sek), dll. Artinya Investor Ritel kompak terjebak membeli saham ini setelah perusahaannya gagal bayar bulan Maret lalu.⠀
⠀
Kondisi seperti inilah yang membuat banyak orang mengatakan bursa saham adalah tempat yang kejam, walaupun sebenarnya kami tidak terlalu setuju, menurut kami bursa saham sama ‘kejamnya’ dengan dunia usaha, atau dunia professional. ⠀
⠀
Dalam proses mencari untung (uang) sering kali harus ada yang menang dan ada yang kalah, dalam kondisi genting (seperti di TELE sejak bulan Maret) bisa jadi tidak ada yang menang, hanya ada yang selamat keluar, dan yang mati karena tidak sempat keluar.⠀
⠀
Bayangkan jika anda di posisi orang yang ada di balik BROKER TOP SELLER DH (pada gambar), yang sampai akhir bulan Maret lalu memiliki TELE sebanyak 5.3 juta lot. Mengetahui perusahaan gagal bayar, dan akan di suspend, sangatlah wajar kalau anda akan berusaha menjual saham anda. ⠀
⠀
Pertanyaannya jual 5.3 juta lot, harus jual ke siapa ? Tidak mungkin jual ke BIG PLAYER lain. Jadi tidak ada pilihan selain menjualnya ke INVESTOR RITEL yang tidak tahu apa-apa dan mudah ‘DIJEBAK’ dengan bentuk-bentuk candlestick dan rekomendasi para pakar.⠀
⠀
Jangan pernah lupa bursa saham adalah tempat adu pintar, adu modal, dan adu sabar antar investor. Bukan tempat bagi-bagi BLT.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
betul setuju pak, kekejaman bukan hanya ada dibursa, kita ritel memang tidak bisa terlalu banyak menuntut.
tapi masalahnya cara memberlakukan suspen terasa lebih kejam dari kekejaman cara bandar yang asli pak.
harusnya pihak terkait menjaga agar bandar dan ritel bertarung imbang, bukannya malah mengikat tangan dan kaki ritel saat sedang bertarung.
Kejam nian bursa ini buat newbie yg baru nyemplung di bursa awal tahun ini.
Saya nyangkut juga di tele.
Pefindo rilis downgrade rating tele jadi idsd/ idccc tgl 9/6 sore hari setelah bursa tutup.
Per tgl 10 sudah disuspen. Tdk bisa kluar.
Bahkan gocap pun susah jual sepertinya.
Pembelajarannya, akan lebih banyak lagi emiten yg kredit macet.
Hati2 untuk saham yg tidak familiar
Cek rating pefindo slalu.
Usahakan untuk tidak pegang saham dibawah rating A.
Trima kasih pak Argha sudah buat artikel ini.
Semoga sehat selalu.