Sejak mengeluarkan analisa bandarmolgy hari Rabu lalu, pada analisa tersebut saya sempat prediksi bahwa harga BUMI baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek sudah terlalu murah dan berpotensi untuk mengalami rebound.
Dalam analisa Average Transaction Analysis sudah terlihat 3 hari yang lalu harga bumi sudah jatuh terlalu jauh dibanding average transaksinya dalam 50 hari terakhir, dan sejarah membuktikan dalam kondisi ini sering terjadi rebound jangka pendek untuk kembali menyeimbangkan harga.
Momentum tersebut dapat kita manfaatkan untuk jangka pendek meskipun trend jangka menengah tampaknya masih bearish. Hari ini kita akan melihat update dari kedua analisa itu setelah penutupan tadi sore.
Bagi teman-teman yang belum membaca kedua post sebelumnya disarankan untuk membaca posting
AVERAGE TRANSACTION ANALYSIS dan FOREIGN FLOW sebelum membaca analisa ini.
AVERAGE TRANSACTION ANALYSISRebound yang diperkirakan hari Rabu lalu benar-benar terjadi, “bandar” BUMI memang memiliki kebiasaan untuk mengangkat harga, ketika harga saham ini sudah jauh lebih rendah daripada average harga jual saham ini dalam 50 hari terakhir, seperti dijelaskan dalam posting sebelumnya.
Saat ini average 50 hari BUMI sudah turun sampai level 991, turun dari sebesar 1.053 pada penutupan hari Selasa lalu. Hal ini menyebabkan peluang rebound berlanjut semakin kecil, kecuali memang terjadi ada indikasi bahwa saham ini sudah kembali di-akumulasi oleh Market Maker.
Jika kita jadikan sebagai satu-satunya metode analisa, Average Transaction Analysis tidak banyak memberikan indikasi pergerakan harga selanjutnya. Saat ini selisih ATA 50 dengan nilai penutupan hanya sebesar 33% dan merupakan level yang cukup wajar ketika BUMI sedang dalam masa strong bearish, seperti saat ini.
FOREIGN FLOW
Pertanyaan pertama yang muncul dalam analisa Average Transaction Analysis, adalah: Apakah terjadi akumulasi, dalam momentum rebound yang terjadi 3 hari terakhir ?
Seperti yang saya bahas dalam posting sebelumnya, ada berbagai metode dalam menganalisa terjadinya akumulasi oleh bandar dalam suatu saham, Foreign Flow merupakan salah satu yang paling sederhana yang bisa dipraktekan oleh semua orang.
Bagi para Alumni Workshop Bandarmology tentu sudah mengetahui beberapa metode lainnya yang dapat memberikan bayangan lebih jelas.
Secara Foreign Flow dapat dilihat sama sekali tidak ada inflow (akumulasi) di saham BUMI dalam pergerakan 3 hari terakhir, jadi indikasi adanya akumulasi dalam metode ini terlihat sangat kecil. Memang terjadi penurunan tekanan jual dari asing, namun hal ini merupakan hal yang normal terutama ketika terjadi rebound seperti yang terjadi 3 hari terakhir.
Contoh kasus yang kurang lebih sama bisa kita lihat dalam beberapa kasus Foreign Flow Divergence yang ditunjukan dalam grafik tersebut.
Selain itu persentasi volume total dengan volume inflow atau outflow terus bertambah kecil, seperti terlihat di kolom paling bawah. Hal ini sangat berbeda dari yang terjadi dalam 1 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa niat investor asing untuk “berpartisispasi” dalam kondisi BUMI saat ini terus berkurang, dan hal tersebut jelas bukan merupakan indikasi yang baik untuk jangka menengah.
KESIMPULAN
Perpaduan kedua analisa di atas menunjukan bahwa dalam jangka pendek harga BUMI sekarang sudah tidak “terlalu murah” lagi, potensi rebound lanjutan juga semakin mengecil. Indikasi terjadinya akumulasi di saham ini juga tampaknya belum ada, hal ini menandakan kenaikan harga yang terjadi 3 hari terakhir ini mungkin hanya sebagai “dead cat bounce”, jadi saya sudah tidak menyarankan untuk melakukan pembelian, kecuali untuk one day trading di saham ini.
Ikuti Bandarmology Workshop, dan pelajari cara menganalisa melalui pergerakan dana yang keluar masuk dalam suatu saham pada tanggal 22 September 2012 di Jakarta.
Quote of The Day:
Don’t worry about what others are thinking about you. They aren’t!
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market