Pada masa krisis 2008 lalu Bank – Bank besar di Amerika mengalami krisis dan beberapa di ataranya sudah sangat dekat kepada kebangkrutan, namun meskipun menyadari buruknya kondisi yang dialami oleh bank-bank tersebut, para pengamat pada saat itu percaya kalau Bank-Bank tersebut ‘too big to fail’, pernyataan itu memang ada benarnya karena dalam dunia modern ini keberadaan Bank besar di suatu negara memang sangatlah essential untuk ekonomi negara tersebut.
Kejatuhan sebuah bank besar dapat menyebabkan kejatuhan ekonomi nasional, dan jika negaranya cukup besar dapat menyebabkan kejatuhan ekonomi dunia. Karena itu saham-saham perbankan relatif menjadi saham yang cukup aman untuk ‘ditradingkan’, alasan yang sama juga yang membuat semua reksadana-reksadana besar di Indonesia memiliki 3 saham besar perbankan, BBRI, BMRI, dan BBCA.
Hari ini kami akan membahas salah satu trading strategy sangat sederhana yang yang dapat diterapkan pada saham-saham tersebut, satu trading strategy yang simple dan powerful, sebuah trading strategy yang cocok diterapkan di masa koraksi saham-saham perbankan seperti yang sedang terjadi saat ini.
Strategy ini bahkan terbukti selalu berhasil memberikan keuntungan bahkan di masa krisis bursa seperti yang terjadi tahun lalu.
Pada grafik di atas kita mendapati ada beberapa candlestick yang berwana merah, warna tersebut adalah warning yang diberikan oleh system ketika saham-saham perbankan di atas sudah terkoreksi 6% atau lebih dalam 3 hari terakhir. Dalam kotak-kotak yang kami gambarkan di atas kami meng-highlight penurunan-penurunan yang terjadi di saham BBRI sejak tahun 2015, dan awal tahun 2016 ini.
Kita melihat dalam ada beberapa kotak yang hanya terdiri dari 1 candle merah, dan ada juga yang terdiri lebih dari 1 candle merah. Untuk kotak yang terdiri dari lebih dari 1 candle merah.
Dalam kotak yang terdiri dari 1 candle merah, menandakan bahwa pada penurunan tersebut hanya 1 kali terjadi penurunan lebih dari 6% dalam 3 hari, setelahnya harga langsung bergerak naik, atau bergerak stabil. Sementara untuk kotak yang terdiri lebih dari 1 candlestick menandakan bahwa meskipun harga sudah turun lebih dari 6%, harga masih mengalami penurunan tajam di hari selanjutnya.
Menariknya seperti kita lihat dengan kasat mata kita dapat melihat pada setiap kotak dimana ada candlestick merah kita melihat bahwa harga selalu mengalami rebound signifikan dalam jangka waktu yang cukup pendek, dalam 10 kejadian sejak tahun 2015 lalu, BBRI selalu berhasil mengalami rebound.
Melihat kondisi di atas kami membuat satu strategi cukup sederhana :
BUY DI HARGA PENUTUPAN KETIKA CANDLE BERWARNA MERAH, LALU TUNGGU SAMPAI UNTUNG
Strategi tersebut terbukti selalu berhasil dalam 10 kesempatan, tentunya memang ada periode dimana kita harus menunggu lebih lama untuk memperoleh keuntungan karena harga masih turun setelah candlenya berwarna merah, dan ada juga periode dimana kita langsung untung pada hari selanjutnya. Dari hasil perhitungan statistik yang kami lakukan, dari 10 periode yang di di highlight, dan 21 candle merah yang ada, beginilah hasilnya tradingnya :
- Dalam 9 kesempatan terbentuknya candle merah (42%) jika kita beli tepat di harga penutupan kita langsung untung pada harga penutupan hari selanjutnya.
- Dalam 17 kesempatan terbentuknya candle merah (80%) jika kita beli tepat di harga penutupan maka kita sudah memperoleh keuntungan paling lambat 5 hari setelah pembelian yang kita lakukan.
- Hanya 4 kesempatan (20%) dimana kita harus menunggu lebih dari 5 hari untuk memperoleh keuntungan, dengan periode paling lambat adalah 11 hari.
Artinya dengan menggunakan strategi yang begitu sederhana, secara statistik kita memiliki 80% peluang untuk untung paling lambat seminggu setelah pembelian kita, dan dari 21 kesempatan terakhir strategi tersebut selalu berhasil memberikan keuntungan paling lambat dalam 11 hari. Yang lebih menarik adalah penurunan yang terjadi kemarin, candlestick BBRI kembali berwarna merah. Beranikah anda mengambil kesempatan ini ?!
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market