Pasar China dan Jepang yang tahun ini terus bergejolak mendorong investor global mencari area pengungsian bagi dana mereka. Pilihan mereka jatuh ke titik yang secara global masih berkilau, yakni di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Thailand.
Asia Tenggara saat ini menjadi lokasi investasi paling aman dari volatilitas (safe haven), seiring akselerasi ekonomi yang masih berjalan. Secara khusus, tahun ini Indonesia dan Thailand menjadi negara penarik limpahan dana terbesar yang berpindah dari China, dibandingkan pasar saham negara lain di Asia.
Tercatat, tahun ini kedua negara menikmati titik balik dari posisi 2015, ketika indeks acuan di Jakarta dan Bangkok anjlok lebih dari 12 persen di tengah melorotnya nilai rupiah dan baht. Untuk 2016, saham Indonesia dan Thailand terus menanjak dan gejolak mata uang – juga Asia Tenggara secara keseluruhan – mereda karena ekspektasi bank sentral Amerika Serikat,The Federal Reserve, akan menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
“Mata uang yang stabil membantu memulihkan kepercayaan di pasar saham,” ujar Alan Richardson dari Samsung Asset Management Ltd yang berbasis di Hong Kong, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/3). “Investor menuju Asia Tenggara karena mereka sudah kecewa dengan kinerja Cina. Tidak banyak peluang di Asia.”
Richardson menambahkan, pihaknya telah membeli saham perusahaan media di Indonesia sebagai proxy sari saham-saham konsumer yang melambung tinggi. Sebagai gambaran, banyak investor mengincar perusahaan media karena berharap dari belanja iklain menyusul bersinarnya sektor konsumen. Adapun untuk membeli saham sektor konsumen harganya sudah terlanjur mahal sehingga mereka beralih ke media untuk ikut menikmati belanja iklan dari sektor konsumen.
Perekonomian Indonesia dan Thailand tercatat berakselerasi lebih cepat dari estimasi pada kuartal keempat didorong langkah stimulus oleh pemerintah kedua negara guna mengatasi dampak perlambatan China. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha mempercepat pengeluaran anggaran untuk membantu petani untuk usaha kecil di tengah penurunan ekspor. Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memangkas suku bunga untuk bulan kedua pada bulan Februari dan menyisihkan sekitar Rp300 triliun rupiah ($ 23 miliar) dari anggaran 2016 untuk belanja infrastruktur.
Hal itu tentunya membantu memikat dana asing ke Indonesia dan Thailand, dua dari tiga negara yang mencatat arus masuk bersih tahun ini di antara delapan pasar Asia yang dilacak oleh Bloomberg. Sekitar USD327 juta mengalir ke saham Indonesia dan USD169 juta masuk ke saham Thailand. Indeks SET Thailand naik 8,4 persen tahun ini. Sedangkan IHSG menyeruak dari posisi bearish dan naik 17 persen dari titik terendah pada September tahun lalu.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market