Selama ini kita selalu diberi tahu kalau Investor Asing menguasai Bursa Saham di Indonesia, itu sebabnya pergerakan IHSG selalu dikaitkan dengan pergerakan investor asing di bursa ini, sebagai contoh jika kita mendengar permberitaan mengenai IHSG baik di media Cetak maupun TV, kita akan selalu medengar pemberitaan kurang lebih seperti ini,
“Pada hari ini IHSG bergerak turun sebesar 0.7%, dimana Investor Asing tercatat melakukan aksi jual sebesar 530M”
Seperti kita lihat dalam salah satu contoh pemberitaan di atas, pergerakan Investor Asing selalu diberitakan menyusul pemberitaan mengenai pergerakan IHSG, jadi bisa dikatakan jika seorang wartawan mau membuat ulasan mengenai bursa saham kita, hal paling penting adalah pergerakan IHSG, dan kedua paling penting adalah pergerakan investor asing.
Pemberitaan investor asing sangat penting terhadap pergerakan IHSG, sehingga kita tidak pernah mendengar ada seorang wartawan atau analis sekuritas yang mengatakan hal yang sebaliknya :
“Pada hari ini IHSG bergerak turun sebesar 0.7%, dimana Investor Loka; tercatat melakukan aksi beli sebesar 530M”
Padahal kita semua tahu bahwa di bursa saham kita jika ada yang beli, maka harus ada yang jualan, dan jika investor asing melakukan aksi jual sebesar 530M, itu artinya di waktu yang sama investor lokal melakukan aksi beli dalam jumlah yang sama.
Ada beberapa alasan mengapa pergerakan investor asing dianggap jauh lebih penting dibandingkan pergerakan investor lokal, pertama karena memang selama ini selalu diberitakan kalau total kepemilikan investor asing di bursa kita lebih besar dari kepemilikan investor lokal, hal itu pernah dikatakan baik oleh otoritas tertinggi di Bursa Efek Indonesia, Bapak Tito Sulistio, maupun oleh Wakil Presiden kita bapak Jusuf Kalla.
Meskipun memang benar kalau sudah sejak lama kepemilikan investor asing lebih besar daripada lokal, namun sebenarnya hal yang membuat investor asing selalu disebut-sebut adalah karena sudah menjadi rahasia umum kalau pergerakan investor asing akan mengatur arah pergerakan IHSG, jika investor asing jualan, maka IHSG umumnya naik, dan jika investor asing belanja, maka IHSG akan bergerak naik.
Kendali investor asing di bursa kita tersebut sudah terjadi sejak tahun 2007, dimana sudah lebih dari 10 tahun kita melihat bahwa IHSG hanya akan berada dalam trend bearsih jika investor asing melakukan aksi jual besar-besaran, artinya satu-satunya penyabab IHSG bisa turun dalam 10 tahun terakhir, adalah aksi jual investor asing. Sejarah membuktikan seburuk apa pun berita yang ada di market, bagaimana kondisi ekonomi kita, apa yang terjadi di bursa Global, atau bagaimanapun kondisi sosial dan politik di Indonesia, semua itu tidak akan membuat IHSG turun jika di saat yang sama investor asing sedang berada dalam fase akumulasi.
Bukan hanya dengan pengecualia apa yang terjadi di semester kedua tahun 2017 lalu, dalam 10 tahun terakhir setiap trend bullish di IHSG selalu diiringi dengan fase akumulasi investor asing, artinya IHSG juga hanya akan bergerak dalam trend bullish jika di saat yang sama investor asing sedang melakukan pembelian di bursa kita.
Namun di akhir bulan Maret lalu, tanpa banyak disadari oleh investor atau pelaku pasar lainnya, ternyata sudah terjadi perubahan peta kekuatan investor asing dan lokal di Indonesia. Aksi jual investor asing yang sudah terus menerus terjadi di IHSG sejak bulan Februari lalu membuat untuk pertama kalinya kepemilikan investor asing di Indonesia lebih kecil daripada kepemilikan investor lokal.
Dalam tabel di atas kita bisa melihat bahwa seperti dilaporkan oleh KSEI bahwa untuk pertama kalinya nilai kepemilikan investor lokal di bursa kita lebih besar dari kepemilikan investor asing. Kita juga melihat ada perubahan yang cukup signifikan dalam peta kepemilikan di IHSG sejak tahun 2018 lalu, dimana pada bulan Mei 2017 lalu di awal aksi jual investor asing di bursa kita, peta kepemilikan masih berada di level Asing 55% dan Lokal 45%, namun Outflow sebesar 55 Triliun yang terjadi di IHSG, sejak periode tersebut sampai akhir bulan Maret lalu membuat peta kemilikan berubah menjadi Asing 49.2% dan Lokal 50.8%
Lalu pertanyaan selanjutnya apakah efek dari perubahan peta kepemilikan ini terhadap pergerakan IHSG kedepan, apakah ini artinya setelah menjadi ‘tuan di rumahnya sendiri’ maka kedepannya investor lokal akan memiliki kekuatan untuk mengendalikan pergerakan IHSG seperti yang selama ini dilakukan oleh investor asing ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut sebelumnya mari kita melihat beberapa data lainnya :
Apakah alasan yang menyebabkan meningkatnya kepemilikan dan kekuatan investor lokal di bursa kita ?! Jawabannya mungkin kita semua sudah tahu, yaitu meningkatnya jumlah investor lokal di bursa kita, dalam grafik di atas kita bisa melihat bagaimana jumlah investor di bursa kita selalu meningkat dari bulan ke bulan sejak bulan Januari tahun 2017 lalu. Tercatat di awal tahun 2017 lalu jumlah rekening efek di bursa kita sebanyak 680.520 dan di akhir bulan Maret lalu jumlahnya sudah naik menjadk 842.528 artinya nilahnya sudah naik hampi 20% dalam periode tersebut. Terus meningkatnya jumlah investor di bursa kita memang menjadi alasan terus meningkatnya daya beli investor lokal di bursa kita.
Kami percaya kesuksesan program Yuk Nabung Saham adalah salah satu alasan peningkatan signifikan jumlah investor tersebut, dan kami juga percaya bahwa trend yang sama masih akan terus berlanjut sepanjang tahun ini.
Namun jika anda menganggap bahwa itu artinya kedepannya investor asing akan semakin kehilangan kekuatannya di bursa kita, maka anda perlu melihat beberapa data tersebut dari sudut pandang lainnya :
Dalam tabel di atas kami menunjukan jumlah SID di bursa kita sampai akhir tahun 2017 lalu, SID adalah Single Investor Indetification, atau dengan kata lain jumlah investor di bursa kita, jumlahnya memang lebih kecil dengan data SRE di atas, karena memang 1 investor bisa memiliki lebih dari 1 rekening efek, namun dari data lainnya kami memastikan bahwa kenaikan jumlah investor juga meningkat dengan ratio yang sama dengan kenaikan jumlah rekening efek.
Namun dalam tabel di atas kita melihat ada data yang jauh lebih menarik dari sekedar kenaikan jumlah investor, yaitu komposisi dari investor iti sendiri. Terlihat bahwa dalam tabel di atas jika dari sisi jumlah investor kompisisi Asing vs Lokal bukan lagi 49% vs 51% seperti nilai kepemilikannya, melainkan 2% vs 98%
Artinya Investor Asing yang selama ini mengendalikan pergerakan IHSG ternyata jumlahnya hanya 2% dari total investor yang ada di bursa kita, bahkan jika kita pecah dari sisi Investor Institusi yang jumlah Institusi Asing di bursa kita hanya sebanyak 7.904, atau hanya 1.26%, namun ironisnya jumlah tersebut masih lebih besar daripada jumlah institusi lokal yang baru sebesar 6.487 institusi.
Dalam data di atas terlihat jelas bahwa peningkatan jumlah investor terfokus pada peningkatan jumlah Investor Lokal Individual alias Investor Ritel dengan komposisi sebesar 96.9% yang memang tidak memiliki kendali apa-apa dalam menentukan pergerakan harga.
Jika melihat data di atas, maka kita bisa mengatakan bahwa selama ini pergerakan IHSG hanya dikendalikan oleh 1.26% atau 7.904 Institusi Asing, karena merekalah yang menguasai setengah dari nilai IHSG. Jika kita analogikan ada 2 kelompok orang, satu kelompok terdiri dari 615 ribu orang dengan total kekayaan sebesar 50 M, dan kelompok satu lagi juga memiliki kekayaan sebesar 50 M, namun jumlah anggotanya hanya 7.900 orang, kira-kira kelompok mana yang akan memegang kendali ?!
Jawabannya tentu kelompok kedua, karena kelompok yang pertama meskipun jumlah orangnya banyak namun secara perorangan rata-rata asset yang dimiliki hanya 813 ribu rupiah per orang, dan dengan jumlah segitu tentu hidup saja sudah susah, dan tidak mungkin terpikir untuk ‘menggerakan harga’, seperti kita ketahui kekuatan massa hanya akan bisa besar kalau mereka semua bergerak satu tujuan, dan tebak bagaimana massa yang begitu besar bisa setuju untuk bergerak satu tujuan ?! Jawabannya sederhana, ketika massa tersebut ditunggangi oleh pihak yang punya duit, atau dengan kata lain kelompok 1% tadi.
Jadi kami melihat kedepannya tidak akan ada banyak yang berubah, dalam peta kekuatan di bursa kita, para Institusi Investor Asing yang hanya berjumlah 1% dari investor akan tetap mengendalikan pergerakan IHSG, dan kita sebagai Investor Lokal Individual harus terus belajar mengikuti pergerakan investor asing tersebut, dan bukan mengikuti investor lokal pada umumnya.
Satu lagi, memang benar saat ini jumlah nilai kepemilikan saham investor lokal meningkat, artinya investor lokal memiliki banyak saham, jika kita memiliki banyak saham kekuatan kita memang naik, namun kekuatan tersebut tidak bisa kita gunakan untuk menaikan harga, karena untuk menaikan harga dibutuhkan uang CASH untuk membeli saham, sementara ketika kita punya banyak saham, dan sedikit cash kita justru semakin tidak berdaya untuk menaikan harga. Anda tentunya sudah tahu siapa yang memiliki banyak CASH saat ini ? Ya… Benar… Si 1% tadi !!
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God