Pada bulan Mei 2019 lalu, ada salah satu kejadian yang cukup fenomenal di bursa kita, yaitu akusisi BDMN oleh Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Dan dalam proses akuisisi yang banyak orang mengira akan menjadi ‘Prospek Baik’ kedepannya, ternyata malah menjadi penurunan terparah sepanjang sejarah saham BDMN.
Dan pada artikel ini dijelaskan mengapa hal yang dianggap sangat logis oleh analisa Fundamental, justru menjadi ‘kesalahan logika’ bila kita melihat menggunakan kacamata Bandarmologi. Artikel ini menjadi salah satu artikel yang paling populer di 2019 lalu karena menjelaskan secara detail, hal apa yang menjadi blind spot bagi orang – orang hanya bermodalkan berita di koran.
Silahkan baca artikel selengkapnya pada kolom dibawah:
Hari Jumat lalu kami mendapat pertanyaan yang cukup menarik dari salah satu pembaca website kami menanyakan tentang kejatuhan saham BDMN pasca rampungnya proses Akusisi BDMN oleh MUFG. Pertanyaan bisa langsung anda baca di bawah :
Ini bukan pertama kalinya kami mendapat pertanyaan seperti pertanyaan di atas :
Mengapa saham yang Fundamentalnya bagus, malah turun harganya ? Mengapa perusahaan yang sedang Rugi dan hutangnya segunung malah terbang sahamnya ? Mengapa ketika keluar berita bagus, tapi harga sahamnya malah turun ?
Kami sadar bagi investor yang masih newbie dan baru paham analisa fundamental dan technical, pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan sering sekali muncul.
Karena seperti bisa kita lihat dalam pertanyaan di atas Ibu Dita bahkan sudah medapat info dari suaminya yang bekerja di Bank Danamon kalau akusisi Bank Danamon oleh MUFG akan baik untuk masa depan Bank Danamon, itu sebabnya kemungkinan beliau menunggu-nunggu kepastian akan akusisi tersebut, karena mengira setelah proses akuisisi selesai harga BDMN akan terbang.
Namun seperti kita ketahui penantian tersebut berakhir dengan kekecewaan, harga BDMN bukannya terbang, malah terjun pasca proses akusisi. Kita tahu hanya 2 hari setelah pengumuman proses akusisi dan peleburan Bank Danamon dan BNP, harga BDMN sudah turun lebih dari 30% dari 8.900 ke 6.000.
Pertanyaanya kenapa berita yang begitu positif, justu membuat saham BDMN terjun bebas ?!
Untuk memahaminya anda harus memahami mekanisme pergerakan harga di bursa saham, dan dasar dari ilmu bandarmologi, dan kami akan coba menjelaskan dengan cara sesederhana mungkin, supaya rekan-rekan yang sampai saat ini masih bingung juga dapat mengerti.
Pertama, harga tidak pernah digerakan oleh berita, karena kalau berita yang menggerakan harga, maka trader-trader paling hebat di dunia adalah wartawan, yang mempublikasikan berita.
Harga hanya akan bergerak ketika ada transaksi antar pembeli dan penjual, harga akan bergerak naik ketika pembeli lebih kuat dari penjual, dan akan turun ketika penjual lebih kuat dari pembeli. Ingat jumlah lot yang dibeli pembeli akan salalu sama dengan jumlah lot yang dijual penjual.
Jadi kalau volume transaksi 500 ribu lot, itu itu artinya ada yang menjual 500 ribu lot, dan ada yang membeli 500 ribu lot juga. Jadi volume tidak menggambarkan kekuatan pembeli atau penjual, yang menggambarkan kekuatan adalah jumlah pembeli dan penjual.
Contohnya : Anggap saya adalah Bandar saham BDMN, dan hari ini saya menjual saham saya sebanyak 500 ribu lot ke market, dan saham yang saya jual tersebut ditampung/dibeli oleh 7.000 investor ritel. Artinya saham 1 orang ditampung oleh 7000 ribu orang. Siapa yang kira-kira lebih kuat ? Tentunya yang 1 orang ! Karena penjual lebih kuat dari pembeli maka harga BDMN akan bergerak turun.
Jika anda memahami mekanisme pergerakan harga di bursa saham tersebut anda akan menyadari kalau pergerakan harga saham dikendalikan oleh para pemain besar atau Bandar, itulah dasar dari Ilmu Bandarmologi. Sebelum ada memahami ilmu paling dasar tersebut, market akan selalu menjadi tempat yang membingungkan bagi anda.
Mari kita kembali ke kasus BDMN, jika kita menggunakan informasi dari Suami Ibu Dita di atas dan setuju kalau proses akusisi ini adalah hal yang baik untuk BDMN di masa yang akan datang, dan akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Namun terlepas dari baiknya masa depan BDMN, hal tersebut tidak merubah kenyataan bahwa kemana harga saham BDMN bergerak adalah murni keputusan Bandar BDMN, dan bukan keputusan Ibu Dita dan suaminya.
Dan kalau saya adalah Bandar BDMN, pada hari Kamis lalu ketika beritanya keluar, sebagai Bandar BDMN saya bebas memutuskan, apa saya mau menjatuhkan harga BDMN dengan cara melakukan aksi jual besar-besaran, atau mau menerbangkan BDMN dengan cara melakukan aksi beli besar-besaran, atau saya diamkan saja. Dalam kasus BDMN minggu lalu, opsi pertamalah yang dipilih Bandar, itu sebabnya harga BDMN terjun bebas. Hanya itu penyabab kejatuhan harga BDMN, tidak ada yang lain.
Jika anda belum percaya, anda bisa melihat sendiri Broker Summary perdagangan BDMN dalam 2 hari kejatuhan harganya, di sisi penjual dari 470 ribu lot yang dijual, yang menjualnya hanya 4 broker. Sementara di sisi pembeli dari 470 ribu lot yang dibeli, jumlah broker yang membelinya sebanyak 76 broker. Artinya yang jual kuat (4 broker), yang beli lemah (76 broker), sama seperti contoh di atas dimana saya sebagai Bandar BDMN yang menjual 500 ribu lot.
Kenapa BANDAR memilih menjatuhkan BDMN padahal prospeknya bagus ?!
Kata prospek punya range waktu yang sangat panjang, bisa 3 bulan kedepan, atau mungkin baru terjadi 3 tahun kedepan. Jadi kalaupun proses akusisi ini baik untuk BDMN namun, kapan ‘kebaikan’ itu akan terealisasi masih tanda tanya.
Jadi sebagai bandar mereka tidak harus merespon prospek tersebut sekarang ketika beritanya baru keluar, masih banyak waktu untuk mereka merespon prospek tersebut. Namun bagi Bandar, prospek bisa jadi alat marketing yang menarik untuk menjual sahamnya ke publik / ritel. Karena kalau dibilang prospeknya bagus ritel biasanya suka dan ingin beli, jadi bandar pun bisa jualan. Jualan prospek, dapet duit.
Lalu kapan bandar bereaksi terhadap berita baik atau prospek yang cerah ?!
Untuk menjawab pertanyaan ini kebetulan ada saham lain yang juga sedang menarik perhatian publik sepanjang minggu lalu, dan dapat dijadikan contoh yang baik, untuk menunjukan bagaimana reaksi Bandar untuk terhadap perubahan fundamental suatu perusahaan.
Sahamnya adalah SMGR yang harganya juga turun tajam dalam beberapa hari terakhir, seperti bisa kta lihat di atas sebelum kejatuhan harga SMGR investor asing yang adalah bandar saham SMGR sudah melakukan penjualan besar-besaran di saham ini. Namun supaya di masa jualan mereka tersebut untuk beberapa waktu harga sahamnya dijaga supaya tidak jatuh dulu.
Baru pada hari Kamis harga SMGR jatuh bersamaan dengan keluarnya laporan kinerja perusahaan di Q1 2019 mengecewakan. Dari kasus di atas kita bisa melihat betapa mudahnya bandar merespon sebuah berita atau prospek yang terjadi di perusahaan. Cukup mereka jualan, atau beli beberapa hari atau beberapa minggu sebelum sebuah berita dirilis ke publik.
Begitu juga dengan BDMN kita sebagai ritel memang hanya bisa berharap kalau setelah akuisisi ini, kedepannya, suatu hari nanti, membuat kinerja dan keuntungan BDMN bisa lebih baik dari sekarang. Sementara sebagai bandar mereka tinggal menunggu saja ada tanda-tanda riil ke arah positif yang terjadi di perusahaan, dan beberapa saat sebelum berita itu dirilis ke publik barulah mereka bereaksi, pada saat itu umumnya ritel bahkan sudah lupa dan bosan menunggu, sehingga dengan senang hati menjual kembali saham mereka ke Bandar. Baru setelah harganya naik berita bagusnya baru keluar, ritelnya semangat beli lagi, dan bandarnya jualan lagi.
Kalau naik turunnya harga semua ditentukan oleh Bandar, alias suka-suka Bandar, lalu bagaimana kita memprediksi arah pergerakan Bandar ?!
Pertanyaan yang menarik, dan mungkin anda sudah menunggu-nunggu jawaban kami untuk pertanyaan di atas, karena memang kamilah yang pertama kali mempopulekan Ilmu Bandarmologi, dan kamilah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang melakukan riset secara mendalam mengenai pergerakan Bandar.
Dan setelah kami melakukan riset mengenai pergerakan Bandar selema hampir 10 tahun, akhirnya kami mengambil kesimpulan kalau tidak ada satu cara pun yang bisa dilakukan oleh investor ritel untuk menebak secara akurat hari ini bandar mau naikan harga atau mau menurunkan harga.
Karena kembali lagi, itu keputusan mereka jadi suka-suka mereka, bahkan setelah kami pelajari, Bandar yang sama, dalam satu kondisi yang sama, keputusannya bisa berbeda di 2 waktu yang berbeda.
Lalu apa gunanya menganalisa Bandarmologi, kalau tidak bisa mengetahui apa yang akan dilakukan Bandar ?!
Pertanyaan di atas adalah satu persepsi yang salah tentang analisa bandarmologi, tujuan dari analisa bandarmologi bukanlah untuk tebak-tebakan apa yang akan dilakukan Bandar besok, lusa atau bulan depan.
Tujuan analisa bandarmologi adalah untuk mendeteksi dan mengikuti pergerakan Bandar, dan bukan tebak-tebakan hari ini dia akan hajar kanan (menaikan harga) atau buang kiri (menjatuhkan harga).
Jadi kalau Bandar adalah sebuah mobil, kita tidak perlu repot-repot menebak kalau di KM 121 nanti mobil ini akan belok kanan, belok kiri, atau lurus ? Tugas investor ritel yang sudah paham analisa Bandarmologi adalah mengikuti mendeteksi pergerakan mereka, dan mengatur strategi untuk bisa mengikutinya sampai ke tujuan akhir.
Karena pada akhirnya tujuan kita dan Bandar ujungnya sama, yaitu untuk cari untung, jadi ketika Bandar membeli saham, kita juga bisa ikut beli saham, karena kita tahu Bandar membeli saham untuk cari untung, dan cara cari untung di market adalah dengan menjual saham yang mereka miliki di atas harga beli mereka.
Memang benar saham yang sudah mereka akumulasi bisa saja mereka turunkan dulu, diamkan, atau langsung dinaikan, semua terserah mereka, namun terlepas dari tarian harga yang mereka ciptakan, tetap saja tidak akan menrubah tujuan mereka untuk mencari untung.
Kasus saham SMGR yang kita bahas di atas juga dapat menunjukan bahwa untuk mencari keuntungan kita tidak perlu menebak atau meramal apa yang dilakukan Bandar di masa datang. Yang perlu kita lakukan hanyalah mendeteksi dan mengikuti pergerakan mereka.
Pada saat ini SMGR terlihat di mark down harganya dimana harga mengalami penurunan selama 2 hari, namun investor asing masih terus melakukan akumulasi, secara foreign flow ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukan pembelian.
SMGR terlihat rebound pasca terjadinya MARK DOWN, artinya bagi yang membeli pada periode sebelumnya sudah memperoleh keuntungan, namun karena investor asing masih terus melakukan pembelian, para pengguna sistem foreign flow umumnya akan terus hold saham ini dan berharap harga sahamnya terus dinaikan asing.
Secara tiba-tiba asing melakukan penjualan besar-besaran terlihat ada 5 outflow highlight yang diberikan oleh sistem Foreign Flow Pro di atas, menandakan adanya aksi jual yang di luar kebiasaan dan menandakan bahaya kejatuhan harga. Sementara dalam periode 5 hari tersebut, asing harus tetap menjaga harga saham ini supaya tidak jatuh, supaya mereka bisa jualan di harga yang baik. Momentum ini juga bisa dimanfaatkan para pengikut analisa foreign flow untuk ikut jualan dan PROFIT TAKING bersama investor asing.
Harga SMGR akhirnya terjun bebas seiring keluarnya berita kalau kinerja SMGR pada kuartal 1 2019 lalu jauh dibawah ekspektasi, hal ini menjelaskan kenapa investor asing tiba-tiba jualan beberapa hari sebelumnya. Outflow asing di saham ini 2 hari terakhir, beruturut-turut memecahkan record outflow tersbesar dalam 2 tahun terakhir menunjukan besarnya minat jual investor asing di saham ini.
Dalam contoh kasus SMGR di atas kita bisa melihat jelas bahwa sebenarnya kita tidak perlu menjadi rekanan Bandar atau punya kemampuan meramal apa yang sedang dipikirkan bandar untuk memperoleh keuntungan, yang perlu kita lakukan adalah melihat apa yang sedang dilakukan bandar, dan mengikutinya jika kita melihat ada kesempatan. Hanya dengan cara sederhana tersebut kita bisa memperoleh keuntungan, dan tentunya bisa juga selama dari kajatuhan-kejatuhan harga mengerikan seperti yang terjadi di BDMN dan SMGR minggu lalu.
Jadi itulah kegunaan analisa bandarmologi dan analisa foreign flow, itu sebabnya kami selalu berusaha untuk mengedukasi para investor ritel baik melalui artikel-artikel kami atau melalui workshop yang kami adakan, karena kami ingin men-encourage rekan-rekan semua, untuk berhenti menjadi ‘paranormal’ dan sibuk meramal dan memikirkan apa yang sedang dipikirkan bandar, dan apa yang akan dilakukannya kedepan. Fokuslah mendeteksi pergerakan mereka, dan belajar mengikuti pergerakan mereka ketika ada kesempatan, karena itu cara lebih sederhana untuk kita mendapatkan profit, dan keputusan lebih logis bagi kita sebagai investor.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God