Malam ini tanggal 23 Juni 2016 (waktu setempat), Inggris akan melaksanakan referendum dan warga Inggris akan memilih apakah negaranya tetap akan menjadi bagian dari Uni Eropa atau memilih akan keluar dari perhimpunan negara – negara di Benua Eropa tersebut. Referendum ini menyita perhatian para praktisi keuangan beberapa minggu terakhir.
Dari hasil survey yang dilakukan dalam sebulan terakhir oleh bebagai pihak independent, menyimpulkan bahwa jumlah masyarakat yang ingin Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa (Bremain) dan masyarakat yang ingin Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) jumlahnya cukup seimbang.
Namun berdasarkan berbagai macam sumber, banyak yang memprediksi masyarakat Inggris ingin keluar dari Uni Eropa. Hal ini juga terlihat dari dana dukungan kampanye terhadap Brexit lebih banyak dari remain.
SEMUA BINGUNG TERHADAP EFEK DARI BREXIT
Salah satu hal yang mengkhawatirkan dari peristiwa referendum ini adalah bahwa para ekonom, analis, Fund Manager bahkan bank sentral tidak mampu mengatakan dengan jelas dampak ekonomi terhadap Inggris, Uni Eropa dan dunia apabila Inggris keluar dari Uni Eropa. Mereka pun tidak mengetahui pasti bagaimana dampak mata uang Poundsterling ketika Inggris tidak lagi bagian dari Uni Eropa. Poundsterling sendiri merupakan mata uang ke-4 yang paling banyak ditransaksikan dalam Foreign Exchange Market setelah US Dollar, Euro dan Yen.
Salah satu dampak nyata dari peristiwa referendum ini adalah bahwa investor mulai mencari Safe Heaven seperti emas dan Yen. Sejak awal 2016, emas telah naik sebesar 21.6% dan Yen sendiri telah terapresiasi sebesar 13.5% terhadap US Dollar. Seperti kita ketahui Safe Heaven Asset umumnya dipilih ketika investor bingung dan khawatir akan kondisi aktual, sehingga mereka memilih asset – asset yang tidak akan berubah bagaimana pun kondisi ekonomi dunia kedepan seperti emas.
Nilai tukar EURO dan POUNDSTERLING terhadap US Dollar sendiri terlihat masih cukup stabil, Euro cenderung Flat dengan terapresiasi sebesar 4% terhadap USD. Sedangkan Poundsterling cenderung turun namun dapat dikatakan Flat dengan terderpresiasi sebesar -0.26% (meskipun dalam sebulan terakhir sempat terdepresiasi hingga -4% terhadap US Dollar). Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa Poundsterling melemah kemungkinan karena kekhawatiran akan Brexit, selain itu meningkatnya volatilitas pasar mata uang dalam seminggu terakhir juga menunjukan kekhawatiran pasar keuangan dunia terhadap referendum ini.
Mengacu dari laporan broker – broker regional, berikut adalah dampak dari Brexit dan Bremain :
INGGRIS TETAP DI UNI EROPA (Bremain)
Poundsterling dan Euro akan menguat (apresiasi), tingkat keyakinan investor domestik dan global akan membaik dan volatilitas pasar berkurang. Volatilitas pasar dalam hal ini menggambarkan tingkat kekhawatiran investor yang ditunjukkan dengan aktifitas di pasar. Adapun Safe Heaven seperti emas sangat mungkin turun karena Investor kembali mengincar Risky Asset seperti saham dan obligasi.
INGGRIS KELUAR DI UNI EROPA (Brexit)
Secara administratif, dampak dari Brexit baru terlihat dua tahun setelah tanggal 23 Juni 2016. Namun ketika sudah dipastikan bahwa mayoritas warga Inggris ingin keluar dari Uni Eropa maka volatilitas yang semakin meningkat.
Perlemahan Poundsterling terhadap US Dollar akan mempengaruhi Euro dimana Euro sangat mungkin menguat terhadap US Dollar. Terhadap mata uang lainnya seperti Yen dan Yuan dan juga serta Rupiah US Dollar juga diprediksi akan menguat.
Jadi secara tidak langsung Brexit dapat membuat Rupiah melemah (karena US Dollar menguat). Harga Emas akan semakin meningkat karena investor mengejar Safe Heaven Asset yang membuat Risky Asset terutama aset di Inggris akan melemah. Yang paling dikhawatirkan adalah bahwa keluarnya Inggris akan dapat menjadi contoh bagi negara – negara yang bermasalah dengan Uni Eropa seperti Yunani dan Spanyol.
Dampak terhadap Indonesia
Secara umum, eksposur emiten Indonesia terhadap Euro sangatlah minim karena umumnya emiten meminjam kredit dalam bentuk US Dollar dan Yen, yang artinya efek jika Inggris memilih keluar tidak terlalu besar.
Namun salah satu Analis dari Broker kenamaan memprediksi adanya dampak negatif terhadap emiten batubara apabila terjadi Brexit karena adanya potensi penguatan US Dollar (yang membuat harga batubara yang umumnya berdenominasi US Dollar lebih mahal dibanding mata uang negara lain).
Terlepas dari apapun dampak terhadap Brexit, kami mengkhawatirkan peningkatakan volatilitas harga bermacam aset serta penguatan US Dollar. Namun mayoritas analis percaya dampak Brexit akan cenderung jangka pendek.
Market Analysis by Muhamad Makky Dandytra, CFTe
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market