Pilkada Jakarta akhirnya datang juga, pemilihan Gubernur DKI kali ini memang special dan menarik perhatian publik di seluruh Indonesia. Sebuah Pilkada yang bernuansa Pilpres, diiringi dengan adu kekuatan antara 3 kubu besar di dalam negeri. Paslon 1 didukung kekuatan dari Cikeas yang dikomandoi Mantan Presiden SBY, Paslon 2 didukung oleh PDI-P yang merupakan gabungan kekuatan dari Megawati dan Presiden Jokowi, dan Paslon 3 didukung oleh poros Gerindra Pimpinan Prabowo.
Jika dilihat dari janji-janji politiknya, ketiga pasangan calon berpotensi membawa pertumbuhan ibukota ke arah yang berbeda.
PASANGAN AGUS – SYLVI menjanjikan Ekonomi AutoPilot, dengan mengedepankan janji-janji yang sepertinya tidak dimengerti oleh mereka sendiri, pasangan ini menjanjikan pemerintahan ala SBY dalam pemerintahannya. Dimana pemimpin akan lebih sibuk untuk membangun image pribadi, dengan menulis buku, membuat lagu, curhat, dan membangun hubungan dengan koalisi-koalisi terdekat mereka baik di dunia politik atau usaha. Penduduk DKI sendiri akan dijanjikan berbagai Bantuan Langsung Tunai yang meskipun sangat berpotensi di korupsi, namun dapat menjadi solusi instan untuk menggairahkan laju Ekonomi.
Meskipun bagi rekan-rekan yang berada di kalangan menengah ke atas yang lebih paham politik, rencana Paslon 1 ini terlihat buruk, namun hasilnya belum tentu seperti itu, Agus – Sylvi menjanjikan kestabilan, dimana Ekonomi akan dikendalikan oleh pengusaha koalisi dekat blok Cikeas, tanpa anda peraturan atau perubahan macam-macam yang meskipun tujuannya untuk memajukan Jakarta dalam jangka penjang, namun dalan jangka pendek bisa mendatangkan perubahan-perubahan yang dapat merugikan beberapa pihak, termasuk pengusaha, dan juga emiten-emiten di IHSG.
Kurangnya pengalaman dan pengetahuan AHY dalam memimpin Jakarta dipercaya tidak akan menjadi faktor yang menggangu, karena Ekonomi AutoPilot memang tidak membutuhkan pemimpin yang seperti itu, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang kuat secara politik, memiliki banyak koalisi di kalangan usaha, dan adanya sosok SBY di belakang pencalonan ini, membuat kedua faktor itu bisa terpenuhi jika AHY menang.
PASANGAN AHOK – DJAROT menjanjikan Jakarta yang terus berubah ke arah yang lebih baik , yang akan dicapai dengan ketegasan pemimpin, dan berbagai reformasi birokrasi di berbagai level. Sebagai Incumbent, Paslon 2 ini sudah terbukti membuat Jakarta menjadi lebih baik paling tidak dalam sisi reformasi birokrasi, dan infrastuktur. Selain itu jika pasangat ini terpilih, maka pemerintahan yang sedang berjalan akan memiliki posisi yang semakin kuat, karena AHOK dipercaya banyak pengamat politik memiliki visi yang sama dengan Presiden Jokowi.
Terpilihanya pasangan ini akan meredakan tensi politik yang sempat sangat memanas di akhir tahun lalu. Di sisi lain seperti dibahas sebelumnya perubahan yang dikomandoi oleh pemimpin yang tegas seperti Ahok tentunya tidak dapat menguntungkan semua pihak, akan ada banyak usaha-usaha yang berpotensi terkena dampak dari kebijakan-kebijakan Pemda DKI kedepan.
Dari berbagai survey yang dibuat popularitas kedua pasangan ini dianggap yang tertinggi, namun pertanyaan terbesarnya adalah apakah Ahok – Djarot sanggup menang 1 putaran, atau harus masuk ke putaran kedua, karena jika masuk ke putaran kedua, ada kemungkinan 2 kubu yang kalah akan menyatukan kekuatan, dan hal ini dapat membuat kondisi Politik dalam negeri menjadi memanas kembali.
PASANGAN ANIES – SANDIAGA UNO, pasangan nomor urut 3 ini dianggap sebagai poros tengah dalam Pilkada ini, karena menjanjikan perubahan dan juga kestabilan. Sandiaga Uno yang merupakan pengusahan sukses jelas memiliki banyak mitra pengusaha lainnya yang dapat dijadikan Koalisi seperti Paslon 1. Sementara Anies selama ini memiliki image tokoh yang medatangkan perubahan kurang lebih seperti Paslon 2. Selain itu jika terpilih kedua pasangan ini kemungkinan lebih bisa diterima oleh baik kubu pendukung Paslon 1 atau Paslon 2 artinya dapat meredakan panasnya situasi politik saat ini.
Pasangan mana yang lebih baik untuk Ekonomi Jakarta dan Indonesia kedepan kami serahkan keputusannya kepada para penduduk Jakarta, kami hanya berusaha membahas sisi positif yang dijanjikan masing-masing Paslon. Karena kantor kami tidak berada di Jakarta, jadi kami tidak memiliki hak untuk memilih Paslon manapun.
Satu hal yang kami yakini akan berdampak buruk kepada Ekonomi adalah jika kondisi politik dan sosial menjadi semakin memanas, jadi harapan kami adalah supaya Pilkada DKI ini berlangsung dengan lancar dan jujur dan supaya pasangan manapun yang akan menang nanti, akan diterima dengan lapang dada oleh semua penduduk Jakarta, dan simpatisan di luar Jakarta.
Pasangan mana yang anda pilih atau anda dukung dalam Pilkada DKI besok? Masukan pilihan anda pada voting di bawah, voting ini juga menyediakan kolom khusus yang dapat diikuti oleh para simpatisan salah satu Paslon yang bukan merupakan penduduk Jakarta.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market