Bulan Januari lalu adalah salah satu awal tahun terburuk dalam sejarah indeks dunia, yang ditandai dengan kejatuhan bursa-bursa utama dunia dan harga komoditas. Indeks Dow Jones terkoreksi lebh dari 5%, sedangkan indeks China bahkan terkoreksi 22%, IHSG menjadi indeks dengan kinerja terbaik di dunia karena sanggup naik 0.48% selama bulan Januari lalu.
Namun kinerja luar biasa IHSG tidak disertai dengan masuknya dana asing, secara foreign flow jumlah dana asing yang keluar sepanjang bulan Januari sebesar 1.8 Triliyun, jumlah yang cukup besar mengingat IHSG menguat tipis dalam periode yang sama, dalam kondisi normal dengan outflow sebesar itu IHSG seharusnya bisa turun 1-2%.
Faktor kejatuhan indeks regional dan keluarnya dana asing membuat resiko yang harus kita tanggung dalam trading menjadi lebih besar sepanjang bulan Januari lalu, karena potensi IHSG akan jatuh secara tiba-tiba akan selalu ada, ketika IHSG naik namun tidak ditopang dengan Foreign Inflow dan kenaikan Indeks regional yang selama ini menjadi kekuatan utama penggerak IHSG.
Kabar baiknya, dalam minggu terakhir bulan Januari harga komoditas dan pergerakan indeks dunia terlihat memberikan indikasi recovery, di beberapa indeks utama dunia seperti Dow Jones, FTSE dan juga pada pergerakan harga komoditas indikasi adanya perubahan trend dan pergerakan yang lebih baik di bulan Februari ini menjadi lebih besar. Satu-satunya indeks yang sepertinya masih dalam masalah adalah indeks China, namun semakin dekatnya kita dengan Chinese New Year dimana bursa China akan libur 1 minggu yang akan dimulai sejak hari Kamis nanti membuat pelaku pasar dunia tidak perlu khawatir terhadap pergerakan indeks China di awal bulan Februari ini.
KONDISI IHSG
Sejak bulan November lalu IHSG terlihat terus bergerak flat sideways di kisaran 4.400 – 4.600, namun beberapa hari kebelakang ada indikasi bahwa IHSG akan sanggup mematahkan trend sideways tersebut, pada perdaganan hari Jumat lalu, dan kemarin manuver yang dilakukan di masa pre closing membuat IHSG berhasil naik dan tutup di atas 4.600 meskipun hampir sepanjang hari IHSG berada dalam teritori negatif.
Kenaikan tersebut juga didukung dengan mulai masuknya dana asing ke bursa kita, sejak awal minggu lalu sampai penutupan hari Senin kemarin total inflow di IHSG sebesar 2.1 T inflow ini tercatat sebagai inflow 6 hari terbesar sejak bulan November lalu, hal ini semakin memberikan kita alasan untuk optimis akan kebangkitan IHSG di bulan Februari ini.
Masih dari sudut pandang Foreign Flow, jika dilihat secara keseluruhan memang IHSG memang masih cukup mahal, melihat besarnya outflow dana asing sejak bulan November lalu, tanpa disertai dengan penurunan IHSG, dalam kondisi seperti saat ini idealnya IHSG berada di kisaran 4.000 – 4.200.
Namun pengecualian bisa saja terjadi jika asumsi bahwa alasan tidak jatuhnya IHSG dalam 3 bulan terakhir adalah karena banyaknya aksi buyback. Karena seperti pembahasan kami sebelumnya aksi buyback yang dilakukan emiten yang menampung aksi jual asing dapat menjadi win-win solution bagi kedua belah pihak, di satu sisi Investor Asing dapat mengurangi kepemilikannya di tengah besarnya ketidakpastian yang terjadi pada kondisi ekonomi dalam negeri dan dunia, di sisi lain pihak perusahaan yang menjadi pembelinya umumnya tidak berusaha mencari keuntungan jangka pendek dari kenaikan harga sahamnya, dan sudah cukup senang jika investor bersedia mengkerek harga saham mereka lagi di masa yang akan datang, tanpa perlu melakukan profit taking. (Baca juga : Analisa buyback BBRI)
Jadi jika memang kondisi Ekonomi dalam negeri sudah membaik pada kuartal terakhir tahun lalu, dan hal tersebut tercermin pada laporan keuangan emiten yang akan keluar beberapa saat lagi bukan mustahil investor asing akan memutuskan untuk kembali melakukan aksi beli, yang dapat mengerek IHSG, mematahkan trend sidewaysnya, dimana investor asing tidak perlu khawatir para emiten akan balas melakukan aksi jual ketika mereka berusaha mengangkat harga-harga saham yang sempat mereka jual.
Melihat kondisi aktual, inilah harapan terbaik yang kita miliki, karena aksi buyback mungkin bisa menahan IHSG dari kejatuhan, namun hanya inflow dana asingnya yang dapat mengangkat IHSG, sesuatu yang hanya mungkin terjadi jika investor asing kembali optimis dengan kondisi Ekonomi dalam negeri.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Mungkin memang februarilah titik baliknya