Rapat yang ditunggu-tunggu berakhir di luar harapan, rencana kenaikan suku bunga yang akhirnya (kembali) ditunda, investor kembali akan menunggu rapat The Fed selanjutnya bulan November atau Desember untuk melihat langkah The Fed selanjutnya. Kembali ditundanya kenaikan suku bunga semakin mengkonfirmasi pernyataan Jim Rogers bahwa The Fed bukanlah ‘pengendali’ market tetapi dikendalikan oleh Market.
Dalam pernyataannya tadi malam Yellen banyak membahas mengenai kondisi Emerging Market, The Fed menganggap penurunan suku bunga akan membuat Dollar semakin menguat dan akan semakin menyusahkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Fokus Jenet Yellen pada Emerging Market ini menunjukan bahwa The Fed peduli pada kondisi yang dialami negara-negara berkembang termasuk Indonesia, namun di sisi lain juga menunjukan besarnya kekhawatiran Amerika terhadap kondisi di Emerging Market.
Penundaan ini juga menunjukan bahwa kenaikan suku bunga di masa yang akan datang kemungkinan hanya akan berlangsung dengan sangat lambat, penuh penundaan, dan pro market jangka pendek.
PERGERAKAN DOLLAR
USD Index (nilai tukar dollar terhadap mata uang utama dunia) mengalami penurunan cukup besar tadi malam, tetapi jika kita melihat grafiknya, tidak ada yang luar biasa dengan penurunan USD kemarin malam. USD Index masih ada dalam range yang wajar, dan bukan mustahil akan kembali rebound dalam beberapa hari kedepan.
Hal lain yang menarik kita perhatikan adalah Dollar terlihat berada dalam trend pelemahan terhadap mata uang utama dunia lainnya sejak bulan Maret lalu, artinya penguatan dollar terhadap rupiah beberapa bulan terakhir bukanlah disebabkan karena penguatan Dollar secara Global tetap karena kondisi dalam negeri yang memang belum membaik. Dengan kata lain keputusan ditundanya kenaikan suku bunga ini kemungkinan tidak akan banyak berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Rupiah kemungkinan masih akan bergerak mengarah ke level 15.000 terlepas dari keputusan The Fed.
IHSG KEDEPAN
Pernyataan Janet Yellen dan pelemahan rupiah terhadap dollar seperti dibahas di atas menunjukan bahwa kondisi dalam negeri memang jauh dari ideal saat ini. Kekhawatiran investor asing juga terlihat secara nyata dalam pergerakan Foreign Flow IHSG, sejak menyentuh level terendahnya tangaal 21 Agustus lalu, IHSG mengalami kenaikan yang cukup lumayan dari level 4.163 sampai ke level 4.378 dalam penutupan kemarin. Namun di sisi lain kenaikan tersebut justru disertai dengan aksi jual asing, tercatat sejak tanggal 22 Agustus lalu, dana asing kembali keluar sebesar 3.7 Triliyun. Kejadian seperti ini memang sudah berulang kali terjadi dan hampir selalu diakhiri dengan kejatuhan market yang lebih dalam dari level terendah sebelumnya.
Dalam Grafik di atas kita melihat kondisi yang kurang lebih sama sempat terjadi ketika IHSG naik dari 5.080 – 5.350 di bulan April – Mei tahun ini, namun seperti kita ketahui kenaikan tersebut juga disertai dengan penurunan yang lebih dalam lagi.
Sentimen positif kemungkinan masih berpotensi mengankat IHSG dalam beberapa waktu kedepan, namun melihat semakin besarnya outflow asing dari hari ke hari, memberikan kita indikasi bahwa koreksi besar di IHSG semakin dekat.
Masih ada 2 seats untuk WORKSHOP FOREIGN FLOW MEDAN – hari Sabtu ini. Daftarkan diri anda segera !! Untuk informasi lebih lanjut klik disini.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market