Sebanyak 13 Pengusaha perunggasan sepakat mengafkirkan atau memusnahkan 6 juta ekor bibit ayam untuk mengembalikan harga daging ayam yang saat ini jatuh di tingkat peternak.
Harga daging ayam di tingkat peternak jatuh hingga Rp 10.000/kg jauh dari harga pokok produksinya yaitu Rp 17.000/kg atau 40% di bawah modal para peternak. Penyebab anjloknya harga ini karena pasokan yang berlebihan, setelah sebelumnya pasca Lebaran harga ayam naik karena pasokan yang sempat terbatas.
“Kondisi saat ini surplus atau kelebihan suplai mencapai 50 juta ekor/minggu (nasional). Sudah lama kondisi ini terjadi tepatnya pasca Lebaran setelah sempat menikmati harga bagus,” ungkap Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Krissantono, dihubungi detikFinance, Selasa (15/9/2015).
Kris menyampaikan bahwa harga daging ayam di tingkat peternak saat ini sangat jauh di bawah HPP (Harga Pokok Produksi) atau modal mereka.
“Harga daging ayam di peternak saat ini kisaran Rp 12.000-13.000/kg. Bahkan ada yang Rp 10.000/kg. Sementara HPP nya Rp 17.000/kg. Bisa dibayangkan kerugian peternak Rp 5.000-7.000/kg dikali berapa juta ekor per minggu,” paparnya.
Sebelumnya Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyepakati langkah pemusnahan 6 juta ekor bibit ayam (PS).
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian kemudian mengumpulkan pengusaha pada Senin, (14/9/2015) malam.
Pertemuan tersebut menyepakati langkah memusnahkan 6 juta ekor PS (bibit ayam) untuk sedikit mengurangi suplai supaya harga kembali stabil ke atas HPP.
Kondisi saat ini dinilai pemerintah maupun pengusaha sudah kelebihan suplai. Pada Agustus saja, Dirjen PKH, Muladno menyampaikan produksi ayam surplus 18 juta ekor/minggu.
Kemampuan terpasang produksi bibit ayam (DOC) para peternak secara nasional hampir 55-60 juta ekor per minggu. Sementara itu, permintaannya hanya 44-45 juta ekor per minggu.
Sumber: detik.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market