Batubara menutup akhir pekan dengan kemerosotan harga selama lima hari berturut-turut. Permintaan yang lesu jadi faktor utamanya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10) harga batubara kontrak pengiriman Desember 2015 di ICE Futures Exchange menurun 0,38% ke level US$ 52,25 per metrik ton atau level terendahnya sejak April 2015 lalu. Harga ini pun sudah merosot 2,42% dalam sepekan terakhir.
Guntur Tri Hariyanto, Analis Pefindo menuturkan, saat ini saja permintaan dari tiga besar negara konsumen utama batubara sudah terkikis. Permintaan dari China, India dan Jepang yang kian mini ini menahan harapan membaiknya harga batubara.
“China sedang dibelit masalah ekonomi dan sedang dalam masa transisi,” kata Guntur. Negeri Panda sedang berupaya menjadi negara yang mengonsumsi energi bersih namun berbenturan dengan lesunya ekonomi. Efeknya, impor batubara China pada September 2015 turun 16% dibanding September 2014.
Lanjutnya, India pun menunjukkan penurunan impor 14% YoY pada September 2015 ini. “Hal ini menandakan menguatnya pasokan internal dan pasokan energi bersih yang semakin meningkat, terutama datang dari proyek energi surya yang cukup agresif untuk dikembangkan,” kata Guntur.
Terakhir, di Jepang pun impor batubara terlihat mengempis dengan mulai ditingkatkannya kembali penggunaan pembangkit listrik nuklir. “Maka tidak heran harga terus terkikis saat pasokan terus mengalir namun permintaan kian mengecil,” papar Guntur.
Sumber: kontan.co.id
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market