
Saham ABBA kembali menjadi pusat perhatian para Investor Ritel beberapa minggu terakhir, terlihat dari banyaknya investor ritel yang memborong saham ini menjelang dan pasca Pilpres 17 April lalu.
Jika kita pantau di berbagai forum saham, kita mendapati banyak investor ritel yang percaya kalau pasangan Jokowi – Amin menang dalam Pilpres maka saham ABBA akan diterbangkan harganya.
Kepercayaan bahwa saham ABBA akan terbang jika pasangan 01 menang dalam Pilpres memang sudah menyebar kemana-mana. Menurut pengamatan kami beberapa minggu terakhir kami melihat mulai DARI pakar saham, mahasiswa sampai Ibu Rumah semuanya terlihat sudah menelan bulat-bulat rumor ini.
Bagi anda yang belum mengerti apa hubungannya kemenangan pasangan 01 di Pilpres dengan diterbangkannya saham ABBA. Jadi sederhanya seperti ini, saat ini lebih dari 50% kepemilikan saham ABBA ini dimiliki oleh perusahaan bernama Beyond Media yang dimiliki hampir 100% oleh Erick Thohir. Kita tahu Erick Thohir adalah ketua dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf Amin.
Jadi logikanya adalah kalau Jokowi Menang artinya Erick Thohir berhasil menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ketua TKN, dan karena kemenangan itu saham ABBA akan terbang dengan sendirinya, dan semua investor ritel yang memahami logika tersebut akan mendapat kebahagiaan, kentungan yang luar biasa besar.
Kalau ceritanya hanya seperti itu, sebenarnya logika berpikir tersebut sangat-sangat lemah, bahkan hampir tidak masuk akal. Mengapa tidak masuk akal ? Pertama saya akan jelaskan dulu dari sudut padang Fundamental, baru setelahnya kita bahas dari sisi Bandarmologinya.
Alasan Pertama, yang dikontrak Jokowi adalah Erick Thohir (ET) dan bukan Mahaka Media. Artinya meskipun Jokowi menang dan itu merupakan bukti keberhasilan ET, namun itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Mahaka Media alias ABBA.
Kalaupun ET akan mendapat bonus dari keberhasilannya tersebut, maka bonusnya akan masuk ke kantong ET, bukan kas ABBA. Jadi secara financial ABBA tidak akan mendapat apa-apa dari kemenangan Jokowi.

Kedua, Nama ET mencuat ke permukaan di tahun 2013 lalu ketika dia secara mengejutkan membeli Klub Sepak Bola Inter Milan dari tangan Presiden Klub sebelumnya yang Legendaris Massimo Morrati. Prestasi ET tidak berhenti di situ, di tahun 2015 beliau ditunjuk menjadi ketua panitia dari Asian Games 2018, karena kesibukannya mengurus Asian Games di tahun 2016 dia memutuskan untuk menjual kembali Inter Milan ke perusahaan investasi asal China. Dari sisi prestasi dan popularitas hampir tidak ada perubahan yang dialami oleh Inter Milan di masa kepemimpinan ET.
Kita semua tahu tahun 2018 lalu Asian Games berhasil dilaksanakan dengan sukses besar baik dari sisi prestasi dan pelaksanaanya yang mengundang pujian dari seluruh dunia.
Kesuksesan menjadi ketua Panitia Asian Games itulah yang menjadi alasan mengapa adik dari Garibaldi Thohir ini akhirnya dipilih menjadi ketua TKN di bulan September 2018 lalu.
Namun terlepas dari berbagai kesuksesan tersebut kita justru bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam 5 tahun terakhir ET sangat sibuk, dan mungkin kesibukannya tersebut membuat dia ‘lupa’ kalau dia punya perusahaan bernama Mahaka Media.
Jadi sangat aneh jika kita secara tiba-tiba mengkaitkan kinerja dan masa depan ABBA saat ini dengan kesuksesan Erick Thohir 5 tahun terakhir.

Ketiga, Tahukan anda Mahaka Media itu perusahaan apa ?! Tahukah anda bagaimana kinerja perusahaan ini 5 tahun terakhir ?! Kemungkinan tidak banyak yang tahu.
Bagi yang belum tahu Mahaka Media adalah pemilik dari koran Republika, kita tahu bisnis koran di seluruh dunia sudah hanya menunggu kematiannya saja, di bisnis Online News Republika juga kalah bersaing dengan koran-koran online raksasa lainnya.
Selain itu perusahaan ini memiliki Jak TV dan Gen FM keduanya beroperasi di Jakarta, dan jelas ukurannya tidak bisa dibandingkan dengan raksasa-raksasa media lainnya di Indonesia

Dan ketidaksanggupan Mahaka Media bersaing tersebut juga sudah sangat tercermin pada kinerja keuangan ABBA, seperti bisa kita lihat di atas keuntungan ABBA terus turun dalam 6 tahun terakhir, dan perusahaan ini terus rugi dalam 4 tahun terakhir. Dari sisi pendapatan pun, dalam 6 tahun terakhir pendapatan perusahaan terus turun, artinya memang perusahaan ini sudah tidak sanggup jualan lagi karena perubahan jaman dan kalah bersaing dengan pemain besar di bisnis ini.
Jadi tidak haran Erick Thohir terlihat lebih sibuk dengan project-project lainnya dalam 5 tahun terakhir, daripada harus setengah mati menolong perusahaan ini.
Melalui penjelasan di atas kita tentunya sadar bahwa kalau dipikirkan menggunakan akal sehat, rumor Jokowi menang, ABBA akan terbang sebenarnya tidak masuk akal, dan kemungkinan hanya disebar ke publik oleh para ‘suruhan Bandar’ atau simply karena adanya ulasan beberapa analis sekuritas yang memang kurang dibekali kemampuan berpikir kritis dan logis.
MENGUNGKAP STRATEGI BANDAR ABBA MEMBANTAI RITEL

Namun terlepas dari itu semua penjelasan logis yang kami bahas di atas, kita juga harus mengerti kalau pergerakan harga saham tidak harus bergerak sesuai logika berpikiri kita, karena pada praketeknya BANDARlah yang memutuskan kemana harga saham akan bergerak.
Bisa saja dalam 1 hari BANDAR memutuskan untuk menaikan harga saham ketika keluar berita positif (sesuai logika berpikir normal), namun bisa juga di hari lainnya ketika keluar berita positif BANDAR yang sama memutuskan untuk menjatuhkan harga saham tersebut (berlawanan dengan logika berpikir normal). Jadi semuanya memang tergantung keputusan Bandar, bukan keputusan kita, atau bukan karena berita positif atau negatif. (Kita semua tentunya masih ingat pembahasan beberapa bulan mengenai kasus di saham ANTAM dimana BANDARnya justru memutuskan MEMBANTING harga ANTM di saat keluar berita sangat positif yaitu kenaikan profit perusahaan yang mencapai 500%)
Kembali ke kasus ABBA, terlepas pada tidak adanya hubungan antara kemenangan Jokowi dan kesuksesan Erick Thohir dengan kemampuan perusahaan bertahan hidup di tengah ketatnya persaingan dan boboroknya kinerja keuangan perusahaan, toh pada kenyataannya saham ABBA sempat terbang cukup tinggi beberapa bulan terakhir.
Lalu mengapa saham ABBA terbang ? Jawabannya tentunya sangat sederhana, saham ABBA terbang karena BANDARnya memutuskan untuk menggoreng sahamnya setinggi mungkin, sesederhana itu. Dan bandar yang sama pun bisa memutuskan untuk membuat saham ini turun sampai Auto Reject Bawah pada perdagangan hari ini, ingat semuanya terserah mereka, bukan terserah kita.
Karena pada akhirnya satu-satunya yang bisa membuat harga saham naik adalah ketika ada pemain besar HAJAR KANAN dalam jumlah besar, dan satu-satunya yang bisa membuat harga turun adalah ketika ada pemain besar yang HAJAR KIRI dalam jumlah besar. Dan tidak ada aturan yang mengatur kapan pemain besar harus hajar kanan, dan kapan harus hajar kiri, jadi semuanya terserah mereka.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah di saham ABBA siapa kah si PEMAIN BESAR tersebut ? Jika kita melihat data kepemilikan terakhir yang dirilis Bursa Efek Indonesia, lebih dari 60% kepemilikan saham ABBA dipegang oleh 2 orang saja.
Yang paling besar tetunya Erick Thohir melalui PT Beyond Media yang menguasai 53%, dan Muhammad Lutfi yang adalah Pengusaha sukses yang juga mantan Menteri Perdagangan di Era SBY yang saat ini memiliki 7.9%.
Artinya secara logika di saham ABBA tidak ada orang yang lebih powerful dibanding 2 orang tersebut. Namun kita juga tahu terlepas dari kepemilikan mereka yang begitu besar, dan kekuatan mereka untuk menaikan atau menurunkan harga saham ABBA, tetap saja hal tersebut tidak serta merta bisa membuat bisnis Mahaka Media menjadi untung atau bangkit dari keterpurukannya. Bahkan kepemilikan yang begitu besar di saham ABBA juga berarti kalau suatu hari Mahaka Media bangkrut, maka merekalah 2 orang yang kehilangan banyak paling banyak uang.
Dalam kondisi seperti ini sebagai pemegang saham terbesar tentunya mereka berdua hanya punya 2 opsi :
Pertama menolong perusahaan keluar dari krisisnya, tentunya dengan cara menyuntik modal dalam jumlah besar, supaya bisa kembali bersaing dengan para raksasa media yang ada di Indonesia.
Namun jika melihat sudah begitu besarnya Group Trans, Kompas, Metro dan MNC, terlepas dari kejeniusan Erick Thohir atau Muhammad Lutfi rasanya mereka pun akan takut untuk mengucurkan uang pribadinya untuk membangkinkan perusahaan ini. Aktivitas ET 5 tahun terakhir juga menunjukan kalau dia pun sudah ‘melupakan’ opsi ini.
Kalau tidak mungkin lagi ditolong, maka tentunya opsi lainnya adalah dijual. Namun melihat kondisi perusahaan saat ini tentunya sangat sulit untuk mendapatkan investor berduit yang mau meng-akusisi Mahaka Media. Artinya mau tidak mau kalau mau dijual, saham mereka ini harus dijual ke Publik alias investor ritel. Dan untungnya seperti kita ketahui investor ritel umumnya lebih mudah untuk dijebak.
Lalu bagaimana cara menjual saham perusahaan seperti ini ke publik, apalagi kita juga tahu sejak tahun 2015 sampai pertengahan 2018 lalu harga saham ABBA hampir selalu berada di batas bawah di 50. Artinya kalaupun pemilik mau jualan saham ini, jualnya harus di Pasar Nego, dan tentunya jumlah pembelinya pun sangat terbatas dengan harga yang sangat rendah. Jadi mau tidak mau sebelum mereka jualan harga ABBA harus dikerek naik dulu oleh BANDAR.
Memang benar sebagai PEMAIN BESAR atau BANDAR mereka bisa saja mengerek naik harga ABBA setinggi yang mereka mau, namun tentunya untuk mengerek naik harga dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Apalagi perlu juga dipertimbangkan bahwa saham ABBA 25%nya dimiliki publik.
Dan jika melihat kondisi saham ABBA di pertengahan 2018 lalu, publik pun sama-sama dalam kondisi nyangkut dan ingin keluar dari saham yang satu ini. Jadi kalau tidak hati-hati dalam mengerek harga, yang artinya mereka harus membeli di harga offer dari para publik nyakuters tersebut, bisa-bisa mereka justru malah menambah kepemilikan mereka bukannya jualan.
Jadi sebelum mengerek naik mereka juga harus yakin kalau setelah memborong saham dari para nyangkuters di harga 50an supaya harganya bisa naik, di harga atas nanti mereka harus bisa membuat publik atau ritel akan mau membeli kembali saham ini dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibanding yang mereka beli untuk mengerek naik harga ABBA.
Dan karena sama seperti trik tukang jualan makanan, kalau bahan makanannya kurang bagus, maka bumbunya atau micinnya harus banyak. Begitu juga dengan saham, karena bisnis ABBA kurang bagus dan susah untuk dijual ke ritel. Maka BANDAR harus menggunakan ‘micin’ special untuk menjebak ritel.
Karena dalam 8 bulan terakhir semua orang sedang fokus pada pemilu, maka sentimen pemilu itulah yang bagus untuk dijadikan ‘micin’ untuk menutupi rasa ABBA yang sesungguhnya. Kebetulan juga Erick Thohir diangkat sebagai ketua KPN jadi lebih mudah untuk membuat para ‘korban’ / ritel percaya kalau ABBA akan TERBANG kalau JOKOWI MENANG.

Yang perlu dilakukan BANDAR hanya men-cocok-cocokan waktu mereka menggoreng ABBA dengan momentum-momentum pemilu yang berkaitan dengan Erick Thohir. Dan bagi yang sudah paham Ilmu Bandarmologi kita bisa melihat dengan jelas bagaimana BANDAR sengaja mencocok-cocokan berita mengenai ET dan Pemilu dengan digorengnya saham ABBA.
Aksi pertama dilakukan sehari setelah ET diangkat menjadi ketua TKN (seperti bisa dilihat dalam grafik di atas), Aksi kedua dilakukan seminggu menjelang Pilpres, sambil mempopulerkan tagline Jokowi Menang, ABBA Terbang, di kalangan investor ritel.
Dan seperti kita tahu pada aksi pertama strategi tersebut sudah berhasil memakan banyak korban investor ritel, dan kalau dilihat polanya aksi kedua yang saat ini masih akan berlangsung pun sepertinya dapat berujung sama, karena memang bagaimanapun kemungkinan memang BANDAR tidak punya pilihan lain selain membantai investor ritel.
Namun terlepas dari artikel panjang lebar kami ini, semuanya hanya sekedar analisa dan cerita kalau tidak disertai dengan data yang mendukung. Untungnya dalam melakukan Analisa Bandarmologi memang harus selalu mendasari analisa kita dengan menggunakan data.
Oleh karena itu berikut kami lampirkan data perubahan kepemilikan Erick Thohir (melalui Beyond Media) dan Muhammad Lutfi di saham ini sejak bulan September lalu, sejak saham ini mulai digoreng, sampai saat ini.

Dalam data tersebut terlihat jelas bahwa kedua orang tersebut terus melakukan penjualan saham ABBA dalam periode October 2018 sampai data terakhir yang dilaporkan hari Jumat lalu.
Related : Ilmu Bandarmologi adalah ilmu yang mengajarkan kepada anda cara menganalisa strategi Bandar dan bagaimana kita memanfaatkannya untuk keuntungan kita sebagai investor ritel. Itu sebabnya setelah memahami ilmu bandarmologi, seorang investor atau trader biasanya akan bisa trading jauh lebih baik, dan lebih logis dalam mengambil keputusan tanpa mudah dijebak bandar. Jika anda juga mau mengalami hal yang sama, masih terbuka kesempatan untuk anda mengikuti Workshop Bandarmologi yang dalam kuartal kedua ini akan diadakan di Surabaya (27 – 28 April 2019) , Bali (4 – 5 Mei 2019), Online (17 – 20 Mei 2019) dan Jakarta (29 – 30 Juni 2019).
Melihat data tersebut mungkin banyak dari rekan-rekan investor ritel merasa terjebak, dan ditipu oleh aksi Bandar di saham ini, namun kali ini saya akan coba mengajak anda berpikir dengan lebih objective.
Coba posisikan diri anda di posisi mereka, mari kita ber-andai-andai kalau anda adalah Erick Thohir, kira-kira apakah yang akan anda lakukan jika anda dalam kondisi yang beliau alami bulan September lalu.
- Apakah anda akan mengeluarkan seluruh uang yang anda miliki untuk menyunyik Mahaka Media supaya bisa bersaing dengan raksasa-raksasa media di Indonesia, dimana kemungkinan gagalnya sangat besar.
- Atau anda hanya akan duduk, diam sambil berharap keajaiban akan datang, dan secara tiba-tiba tanpa perubahan apa-apa Mahaka Media bisa mengalahkan Trans Group, MNC, dll. Dengan resiko kalau keajaiban tersebut tidak datang, tamat sudah… Perusahaan ini bubar, dan uang yang saya miliki di perusahaan ini akan saya relakan saja hilang.
- Atau kira-kira anda akan melakukan hal yang sama seperti ‘dongeng’ kami di atas ?!
Saya tidak tahu apa pilihan anda, tapi kalau saya, saya akan memilih opsi ketiga. Anda boleh mengatakan saya jahat, kejam atau penipu. Tapi pada akhirnya ini adalah usaha saya, uang saya, dan nasib saya. Saya lah yang bertanggung jawab. Dan selama saya tidak memaksa investor ritel membeli saham saya, saya merasa semuanya sah-sah saja.
Terakhir, jika banyak investor ritel percaya dengan analisa saya ini, maka kemungkinan pembahasan ini akan sedikit mempersulit ‘pihak bandar’ untuk melanjutkan aksinya kedepan.
Dan karena saham yang mereka miliki kemungkinan masih banyak, mungkin kedepannya mereka justru akan melakukan aksi promosi yang lebih besar lagi, untuk mencari pembeli lebih banyak lagi. Yang pasti kami berkomitmen bahwa dalam 6 bulan kedepan kami tidak akan membahas lagi mengenai pergerakan atau strategi BANDAR ABBA di website ini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God