Pada perdagangan kemarin IHSG secara tiba-tiba bergerak naik, setelah dibuka Gap Up, indeks kita pun terus naik dan ditutup dengan kenaikan 1.9%. Jika anda pembaca setia website kami kenaikan ini tentunya bukanlah sesuatu yang mengagetkan. Sejak awal bulan November ini kami sudah secara tegas mengatakan bahwa The Bull is Here, untuk memberitahukan sebanyak mungkin orang, pada tanggal 7 November lalu kami bahkan sengaja tampil secara LIVE di 2 Stasiun TV IDX Channel dan CNBC supaya bisa memberitahukan kepada sebanyak mungkin investor di Indonesia kalau bahwa THE BULL IS HERE. Beberapa hari kemudian kami juga mangadakan Gathering Online untuk menjelaskan hal yang sama.
Namun dalam artikel ini kami tidak sedang bermaksud menyombongkan kebenaran dari analisa kami di awal bulan lalu, yang mau fokus kami bahas adalah bagaimana prediksi IHSG kedepan, pasca kenaikan IHSG kemarin.
Seperti mungkin sudah anda ketahui, bahwa kenaikan IHSG membuat posisi IHSG menjadi ‘attractive’ bagi para analis technical. Jika anda pernah mendalami analisa technical, tentunya ada tidak heran setelah IHSG naik begitu banyak sebulan terakhir, akhirnya para analisa technical meng-asumsikan kalau IHSG sudah masuk dalam trend bullish.
Karena analisa technical memang fungsi utamanya sebagai komentator atau pemberi nama dari pergerakan harga yang kita lihat di grafik. Jadi sangatlah wajar setelah IHSG naik begitu banyak di bulan November ini, akhirnya grafik IHSG saat ini ‘diberi nama’ BULLISH. Kita juga tentunya masih ingat di awal tahun lalu setelah IHSG turun begitu banyak dari 6.700 ke 6.100 akhirnya para analis technical mengatakan IHSG sudah masuk dalam trend bearish (grafiknya diberi nama bearish).
Dalam gambar di bawah kami melampirkan beberapa analisa yang kami dapatkan di sosial media dan forum saham yang dilakukan para analisa technical yang terlihat berlomba-lomba ingin menjadi orang yang pertama mengatakan bahwa IHSG sekarang sudah bullish.
Dan optimisme para investor ritel inilah yang justru membuat kami sedikit khawatir, karena seperti kita ketahui mayoritas trader di Indonesia saat ini masih menggunakan analisa technical untuk menganalisa pergerakan harga kedepan. Artinya mulai hari ini mayoritas investor di Indonesia percaya IHSG akan naik kedepannya.
Dan kalau para investor ritel percaya IHSG akan naik kedepannya, maka tentunya mereka akan memborong saham sebanyak yang kita bisa, artinya investor lokal akan mencoba melakukan pembelian. Masalahnya sejarah membuktikan bahwa ketika para investor lokal atau ritel SIBUK melakukan pembelian itu adalah resep penurunan IHSG. Itu juga yang menjadi penyebab IHSG terus turun sejak akhir Januari lalu sampai bulan Oktober ini, karena investor lokal terus melakukan pembelian (atau lebih halusnya dikatakan sebagai Net Sell Investor Asing).
Dan alasan sebaliknyalah yang menyebabkan IHSG naik sejak awal bulan November, karena investor lokal sibuk jualanlah, maka IHSG bisa naik, kita tahu investor asing sudah Net Buy 9 Triliun bulan ini saja, artinya investor lokal jualan 9 Triliun. Bahkan sampai hari Rabu pagi ini pun kami masih dibrondong pertanyaan yang berisi kekhawatiran terhadap pergerakan IHSG kedepan. Itu sebabnyanya pada hari Rabu pagi kami merilis statment di bawah di Channel dan Fan Page Facebook kami.
Dalam statement di atas kita bisa melihat jelas bahwa masih banyak kekhawatiran di kalangan investor lokal, itu sebabnya investor asing masih bisa dengan leluasa mengumpulkan saham dari para investor dalam negeri.
Namun kondisi ini berubah secara extreme hanya dalam waktu 2 hari saja. Seperti kita bahas di atas saat ini IHSG sudah dilanda optimisme yang luar biasa. Padahal sebenarnya bisa dibilang tidak ada yang berubah dari IHSG, dalam 2 hari terakhir. Satu-satunya yang berubah adalah dalam 2 hari terakhir investor asing sudah menambah kepemilikan sahamnya di IHSG sebanyak 578 M, yang notabene bukanlah jumlah yang fantastis, dan sudah berlangsung sejak awal bulan ini.
Di tengah optimisme ini kemungkinan investor asing akan sulit melanjutkan proses akumulasinya, karena secara tiba-tiba sekarang investor lokal ingin ikut belanja saham.
Jadi sebenarnya yang paling ideal untuk masa depan IHSG adalah kenaikan kita di rem dulu beberapa hari, tujuannya sama seperti yang kami katakan di atas.
“untuk mendinginkan optimisme investor lokal. supaya investor lokal kembali ragu, kembali takut, dan kembali mau jualan sahamnya ke Investor Asing. “
Karena kalau IHSG kembali diturunkan, atau sideways, maka para analisa technical yang sedang optimis hari ini pun akan mulai merubah analisanya untuk IHSG. Akan ada yang mengatakan ‘bullish trap’ alias ‘kenaikan jebakan’. Akan ada yang bilang False Signal. Atau akan ada juga yang bilang IHSG sedang kondolidasi dan akan support testing di level barunya. Intinya keraguan akan muncul, dan semangat membeli akan secara perlahan sirna.
Idealnya sih seperti itu, kalau skenario itu berlanjut kami sangat optimis IHSG akan bisa naik dengan sehat sampai menjelang pemilu nanti, didorong oleh aksi jual investor lokal (alias aksi beli investor asing). Namun entah kenapa saya kok feeling, asing ada niat me-mark-up IHSG dalam waktu dekat (sengaja membiarkan IHSG signifikan dalam waktu dekat tanpa ada banyak Inflow Asing)
Mumpung ini akhir November, senin depan sudah Desember, dan para analis sekuritas akan berlomba-lomba menghubungkan kenaikan IHSG dengan effect window dressing, dimana IHSG pasti naik di awal bulan Desember, dll. Intinya terus memompa optimisme investor lokal untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dihajar di minggu kesatu atau ke dua bulan Desember. Karena seperti kami sudah bahas dalam beberapa hari terakhir, efek window dressing baru pasti terlaksana di akhir bulan Desember, jadi masih terbuka kesempatan para BIG PLAYER mengerjai investor ritel sekali lagi di akhir tahun ini.
Itu feeling saya saja, mudah-mudahan saya salah, karena kalau itu dilakukan saya curiga investor lokal yang sudah jualan sejak awal bulan November, dan baru mau mulai buyback di harga tinggi sekarang, dan beberapa hari kedepan, justru akan cut loss lagi di pertengahan Desember nanti.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God