Pada pertengahan tanggal 14 Juli lalu di tengah maraknya aksi jual asing di IHSG kami merilis analisa yang mengatakan bahwa terlepas dari aksi jual investor asing yang masih berkelanjutan, IHSG masih akan berada dalam posisi aman dari kejatuhan, selama paling tidak 1/2 bulan kedepan. Berikut kesimpulan dari artikel yang kami rilis pertengahan bulan lalu :
Kesimpulannya paling tidak untuk waktu 1 1/2 bulan kedepan IHSG dalam kondisi yang cukup aman, karena akan dijaga oleh investor asing. Sebagai investor lokal kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk mencari keuntungan jangka pendek dengan cara melakukan pembelian ketika IHSG terkoreksi, dan melakukan penjualan ketika IHSG sudah mendekati level 5.900an
Satu bulan sudah berlalu, dan analisa yang kami rilis dalam artikel tersebut terbukti benar, dalam 1 bulan terakhir IHSG terus bergerak sideways, dan dana asing juga terus keluar dari IHSG dimana total outflow di bursa kita sejak dirilisnya artikel tersebut sudah sebesar 4 Triliun rupiah, menariknya IHSG justru saat ini berada di level ‘batas’ atas masa konsolidasinya.
Melihat kondisi ini kami akan mencoba menjawab pertanyaan dari beberapa pembaca setia website kami dengan mengupdate view kami mengenai pergerakan IHSG kedepan setelah melihat investor asing sudah berhasil menjalankan masa profit takingnya dalam 1 bulan terakhir.
Dalam grafik di atas kami membagi pergerakan IHSG dalam 3 fase.
FASE 1: MASA PROFIT TAKING
Seperti sudah sering kami bahas sebelumnya, aksi profit taking investor asing sudah dimulai sejak bulan Mei sejak diberikannya Investment Grade. Sejak awal masa distribusinya sampai penutupan kemarin total dana asing yang keluar sudah senilai 12 Triliun Rupiah.
Jika membuat estimasi rata-rata IHSG di masa profit taking asing tersebut, kita mendapati bahwa dana 12.1 Triliun tersebut keluar ketika rata-rata IHSG di kisaran 5.786.
FASE 2: MASA PEMBELIAN INVESTOR ASING
Jika dalam fase sebelumnya kita membahas mengenai total dana asing yang keluar senilai 12.1 T, sekarang kita akan mendeteksi kapan dana tersebut masuk ke bursa kita dan di kisaran IHSG berapa. Seperti kita lihat dalam grafik Foreign Flow IHSG di atas dana tersebut masuk selama 20 hari perdagangan menjelang pengumuman Investment Grade sejak tanggal 21 April lalu, dari perhitungan kami total di masa akumulasinya, average IHSG ada di kisaran 5.690
Jika kita bandingkan dengan averarge penjualan sebelumnya di 5.786, kita bisa menyimpulkan kalau aksi profit taking Asing sudah berhasil dilakukan, selisih average beli dan jual berbeda 96 point dan jika kita buat persentasinya artinya keuntungan asing sebesar 1.7% atau sekitar 200M jika dikalikan dengan 12.1 Triliyun.
FASE 3: PEMBELIAN ASING YANG BELUM TERJUAL
Jika kita melihat perhitungan keuntungan investor asing di atas kita melihat keuntungan yang diperoleh investor asing sepertinya tidak terlalu fantastis hanya 1.7% untuk 5 bulan kerja dengan modal 12.1 Triliun.
Namun sudut pandang kita bisa berubah jika kita mempertimbangkan fase akumulasi yang sudah terjadi sebelum fase 2 yang kita bahas di atas, seperti bisa dilihat aksi beli Investor Asing sudah dimulai sejak akhir bulan Januari tahun ini, dan total akumulasi asing dalam fase ini sebesar 16.2 Triliun dengan Average IHSG di kisaran 5.510.
Dan jika kita bandingkan dengan level IHSG pada penutupan sesi 1 hari ini di level 5.850 artinya average akumulasi asing yang belum terjual berada 340 point atau 6.2% di atas level IHSG saat ini.
KESIMPULAN
Dari data-data pergerakan dana asing di atas kita bisa mengambil beberapa kesimpulan, bahwa Investor Asing sudah berhasil merealisasikan keuntungannya dalam 3 bulan terakhir namun jumlahnya masih terbatas, hal ini bisa berarti 2 hal, pertama Asing cukup kesulitan menjual sahamnya di harga tinggi kepada para investor lokal itu yang menyababkan marjin keuntungan asing tidak terlalu besar sejauh ini.
Namun di sisi lain jika Investor Asing mau meningkatkan persentasi keuntungan yang mereka peroleh maka aksi jual lanjutan akan kita lihat dalam 1-2 bulan kedepan, dimana paling tidak masih ada 16 T lagi dana asing yang masuk sejak awal tahun ini yang belum dikeluarkan. Dan karena besarnya perbedaan antara average akumulasi asing dengan level IHSG saat ini, maka investor asing bisa menggunakan 2 metode untuk merealisasikan keuntungannya kedepan.
Metode pertama : Melanjutkan metode profit taking yang sudah dilakukan dalam 4 bulan terakhir, dimana IHSG dibuat bergerak sideways sambil secara perlahan dana asing keluar dari bursa kita, jika menggunakan asumsi jangka waktu profit taking sebelumnya maka diperlukan waktu sekitar 4-5 bulan lagi untuk seluruh dana asing yang masuk di awal tahun keluar dari IHSG, dengan kata lain jika memang strategi ini yang dilakukan oleh investor asing maka sampai akhir tahun ini IHSG kemungkinan akan bergerak di-situ-situ saja.
Metode kedua : Sejak awal masa profit taking asing sampai sekarang kami selalu mengatakan bahwa dalam periode tersebut IHSG TIDAK BISA JATUH, karena investor asing harus mengkondisikan supaya mereka bisa melakukan aksi jual di atas level pembelian mereka sebelumnya, dan mengingat average pembelian investor asing yang cukup tinggi, jadi memang asing tidak memiliki pilihan metode lain untuk melakukan aksi profit takingnya selain cara yang mereka gunakan dalam 4 bulan terakhir,
Namun setelah periode tersebut berlalu, dan sekarang average pembelian investor asing, sudah jauh berada di bawah level IHSG saat ini, maka investor asing dapat menggunakan strategi lainnya, yang itu melakukan aksi jual besar-besaran secara tiba-tiba. Terakhir strategi ini digunakan di bulan November tahun lalu, pada tanggal 11 dan 14 November tahun lalu secara tiba-tiba investor asing melakukan aksi jual besar-besaran dalam 2 hari total net sell asing mencapai 5.6 Triliun, IHSG pun terjun bebas dalam 2 hari tersebut dari level 5.450 sampai ke level 5.050. Sampai sekarang para analis Fundamental tidak bisa menjelaskan alasan dibalik aksi jual besar-besaran tersebut, karena memang aksi jual tersebut murni dilakukan asing untuk profit taking, dan bukan karena ada perubahan dalam fundamental IHSG.
Jika kita melihat grafik Foreign Flow IHSG bulan November lalu, dan membandingkannya dengan kondisi IHSG sekarang kita melihat ada beberapa kesamaan, pertama sebelum kejatuhan IHSG Investor asing terlebih dahulu melakukan aksi jual secara perlahan dimana IHSG hanya bergerak sideways selama 3 bulan, dan dana asing secara perlahan keluar dari bursa kita, kurang lebih sama seperti yang terjadi dalam 4 bulan terakhir ini. Setelah itu secara tiba-tiba investor asing melakukan aksi jual besar-besaran, yang menyebabkan kejatuhan IHSG.
Hal inilah yang perlu kita waspadai dalam beberapa waktu kedepan, itu sebabnya kami melihat saat ini mungkin adalah saat yang tepat untuk kita mengurangi jumlah saham di portfolio sambil menambah posisi cash yang kita miliki, untuk berjaga-jaga karena investor asing bisa menjatuhkan IHSG kapan saja.
Analisa Foreign Flow memang belum bisa memprediksi kapan waktunya IHSG akan jatuh, karena memang timing kejatuhan IHSG ditentukan sepenuhnya oleh Investor Asing, namun sebagai investor ritel yang bebas keluar masuk kapan saja, tentu tidak ada salahnya jika kita mengambil tindakan preventive, karena bagaimanapun trend bullish IHSG hanya akan terjadi jika dana asing kembali masuk, jadi meresikokan uang kita dalam masa distribusi asing seperti sekarang ini jelas kurang menarik dari sisi Risk and Reward.
Satu hal terakhir yang perlu kita perhatikan adalah level optimisme investor lokal, karena aksi jual besar-besaran hanya bisa terjadi ketika investor lokal dalam kondisi optimis kalau IHSG bisa terus naik, sehingga mereka semangat untuk melakukan pembelian, salah satu indikator yang sering kami pakai adalah outlook para analis-analis sekuritas dan independent, semakin banyak yang optimis, semakin besar pula resiko kejatuhan IHSG.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market