PT Indosat Tbk masih membukukan rugi bersih sepanjang tahun lalu mencapai Rp1,31 triliun, turun sebesar 34,76 persen dari rugi bersih di tahun 2014 yang mencapai Rp2 triliun karena penaikan pendapatan terhambat melonjaknya rugi selisih kurs.
Berdasarkan laporan keuangan Indosat pada Kamis (24/3), tercatat perseroan mampu mencatatkan penaikan total pendapatan hingga 11,13 persen menjadi Rp26,76 triliun sepanjang 2015, dari Rp24,08 triliun pada 2014.
Dalam pos pendapatan tersebut, pendapatan seluler perseroan tercatat naik tertinggi, hingga 11,82 persen menjadi Rp21,89 triliun pada 2015, dari Rp19,58 triliun di tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet (MIDI) menanjak 6,98 persen menjadi Rp3,75 triliun pada 2015, dari Rp3,5 triliun di tahun 2014. Adapun pendapatan telekomunikasi tetap naik 2,09 persen menjadi Rp1,11 triliun pada tahun lalu, dari Rp1,09 triliun pada 2014.
Di sisi lain, total beban Indosat naik 4,13 persen menjadi Rp24,4 triliun pada sepanjang tahun lalu, dari Rp23,43 triliun di tahun 2014. Dari pos tersebut, beban jasa telekomunikasi naik 7,73 persen menjadi Rp11,21 triliun pada 2015, dari Rp10,4 triliun di tahun 2014.
Sayangnya terdapat lonjakan kerugian selisih kurs bersih hingga 431,52 persen menjadi Rp1,29 triliun, pada 2015, dari Rp243,17 miliar di tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, per 31 Desember 2015 Indosat mencatatkan nilai Rp55,38 triliun, naik 3,97 persen dari Rp53,26 triliun di periode yang sama 2014. Sementara itu jumlah liabilitas perseroan tercatat Rp42,12 triliun, naik 8,09 persen dari Rp38,97 triliun. Adapun nilai ekuitas Indosat tercatat Rp13,26 triliun, turun 7,23 persen dari Rp14,29 triliun.
Pada November 2015, brand Indosat berganti nama menjadi Indosat Ooredoo. Ooredoo adalah perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar yang saat ini memegang mayoritas saham Indosat. Ooredoo mengakuisisi Indosat pada 2002 lalu saat pemerintah melepas 41,9 persen saham ke Ooredoo.
Adapun pada saat ini, pemerintah Indonesia hanya mempunyai 14,29 persen saham Indosat, sedangkan Ooredoo mengantongi 65 persen, sementara sisanya dimiliki oleh publik.
———————————-
Source : cnnindonesia.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market