Dalam pasar modal kita tentu mengenal 2 tipe pelaku pasar, yaitu investor dan yang kedua adalah trader. Sebagian besar orang setuju bahwa perbedaan mendasar dari kedua tipe pelaku pasar ini adalah masalah time frame, dimana trader mempunyai view jangka pendek sedangkan investor memiliki view jangka panjang, dan saya pribadi percaya bahwa sebagian besar orang atau pelaku pasar yang ada di grup-grup saham maupun yang membaca artikel ini merupakan seorang trader 🙂
Dalam trading saham kita selalu didorong untuk belajar mengenai teknikal analisis, teknikal analisis sendiri merupakan salah satu metode analisa yang sangat populer dikalangan trader. Bagaimana tidak populer, hanya butuh waktu kurang dari 5 menit dengan menarik-narik garis dan melihat indikator kita bisa memprediksi harga akan naik atau turun, dan tanpa mengelak sayapun mengakui serta menggunakan analisa teknikal sebagai salah satu pertimbangan saya membeli dan menjual suatu saham.
Seiring berjalannya perjalanan trading saya, saya menyadari bahwa ada satu hal yang terkadang luput dari pikiran sebagian besar trader yang menurut saya cukup penting menentukan apakah kita akan sukses dipasar modal atau tidak. Hal penting tersebut adalah tentang WAKTU, ya waktu
Waktu merupakan sesuatu yang harus kita atur dalam kegiatan trading, yang diatur yaitu tentang seberapa lama kita trading dalam satu hari, hal ini menjurus pada manajemen waktu. Manajemen waktu sangat penting dalam kegiatan trading kita, jika tidak ada manajemen waktu hal yang akan muncul yang sudah saya dan mungkin beberapa rekan alami yaitu candu trading (trading addict).
Saya sendiri trading semenjak semester 4 karena mengikuti suatu perlombaan trading saham. Sewaktu baru mulai masuk ke pasar modal dengan akun real saya cukup bersemangat. Saya ingat betul setiap ada jeda perkuliahan dan jam kosong saya mengisi waktu tersebut dengan duduk di depan komputer dan trading. Hal ini secara tidak sadar membuat saya seorang yang anti sosial dan candu trading (trading addict).
Bagi anda perokok tentu anda pasti merokok setelah anda selesai makan, ketika ditanya alasannya kenapa biasanya seorang perokok akan menjawab “Ngga tau, seperti ada yang kurang”. Candu trading sama halnya dengan candu pada umumnya, candu trading sendiri merupakan kondisi dimana seorang trader yang fokusnya bukan kepada keuntungan, tetapi kepada frekuensi tradingnya. Saya ingat betul pada waktu itu transaksi harian saya selalu lebih dari 30 kali transaksi dalam satu akun yang sama. Entah kenapa dalam diri saya waktu itu merasa seperti adanya kepuasan pribadi ketika saya menekan tombol ‘buy’ dan ‘sell’. Percaya atau tidak candu trading mengakibatkan beberapa hal dibawah ini.
Modal Tergerus
Ketika saya sedang dalam kondisi kecanduan trading saya tidak memikirkan apakah saya untung atau rugi, yang saya pikirkan adalah hari ini saya harus tekan tombol ‘buy’ dan ‘sell’. Setiap saya mendapatkan uang, saya top up dan uang di portofolio saya makin banyak bukan karena keuntungan, tapi karena rajin top up. Hingga pada suatu momen saya sadar, bahwa modal saya ternyata telah tergerus akibat kecanduan trading saya. Bagaimana tidak tergerus, setiap kali transaksi saya harus membayar fee broker, dan ketika itupun yang saya pikirkan hanya trading untuk kepuasan, bukan untuk untung.
Bahkan walau kita sudah mengetahui kita rugi, kita akan terobsesi meraih keuntungan lebih besar lagi dan ujungnya akan trading terus menerus dan kecanduan trading lagi. Hal ini tentu dapat mengganggu psikologis kita di pasar.
Munculnya Pandangan Rumput Tetangga Lebih Hijau
Ketika kecanduan trading emosi kita akan ikut bermain, terutama emosi takut dan serakah. Bagi trader pemula mungkin running trader menjadi alat screening pertama bagi mereka membeli suatu saham, bahkan bagi sebagian besar trader melihat running trade adalah sesuatu yang menyenangkan,
Erat kaitannya dengan kecanduan trading, ketika kita kecanduan trading kita pasti akan selalu melhat monitor dan hampir dipastikan kita akan melihat running trade. Ketika saya dalam kondisi trading addict saya sering sekali membeli dan menjual saham yang sama kurang dari 5 menit, alasannya sederhana “Karena saya melihat saham lain yang sedang hijau di running trade”.
Sebagai ilustrasi, saya pada waktu itu membeli saham MPPA karena alasan teknikal, namun karena saya tidak mengatur waktu saya trading dan selalu melihat monitor muncul lah di running trade saham ELSA yang sudah naik 1% dan terlihat ramai transaksinya. Alhasil muncul pikiran dari otak saya “ini MPPA ga naik naik, lebih baik saya jual dulu beli ELSA, nanti sudah untuk baru beli MPPA lagi”.
Pemikiran seperti itu selalu muncul ketika saya dalam kondisi candu trading, kita merasa takut kehilangan kesempatan untung di saham ELSA yang sedang ramai, dan bertindak serakah. Akhir dari cerita diatas mungkin bisa ditebak oleh rekan-rekan, ketika saya jual MPPA dan membeli ELSA yang terjadi adalah saham ELSA turun dan akhirnya saya cut loss, dan terkadang saya akan buyback lagi MPPAnya :).
Kecanduan trading dapat menyebabkan kita memiliki pandangan “Rumput tetangga selalu lebih hijau” (Artikel Terkait : Kenapa Saham Tetangga Selalu Lebih Hijau ). Padahal kita tidak tau sudah berapa lama trader/tetangga tersebut menunggu disaham tersebut. 🙂
Seluruh Analisa Teknikal Akan GAGAL
Waktu adalah kunci penting dalam analisa teknikal. Intisari dari sebuah analisa teknikal menurut saya pribadi adalah tentang kapan beli dan kapan jual atau biasa kita kenal dengan istilah trading plan. Dalam sebuah trading plan pada umumnya terdiri dari 3 elemen yaitu Entry Point, Target Price, dan Stop Loss. Seberapa ampuh metode analisa teknikal kita ditentukan oleh seberapa banyak target price kita tersentuh dibandingkan dengan stop loss. Dalam menguji satu metode analisis teknikal tentu membutuhkan waktu, sangat jarang dan hampir tidak mungkin ketika kita beli satu saham harga akan langung bereaksi dan bergerak. Terkadang kita harus menunggu lebih dahulu.
Ketika kita kecanduan trading dan mengalami 2 hal yang sudah dbahas sebelumnya maka hampir dipastikan analisa teknikal apapun tidak akan bisa membuat kita untuk di pasar modal. Ketika kita kecanduan trading dan mengalami kedua hal yang sebelumnya dibahas maka kita tidak akan bisa disiplin, dan akan dipastikan semua metode analisis teknikal akan GAGAL.
Dari 3 akibat diatas kita melihat bahwa manajemen waktu sangat berperan penting dan dapat membuat metode analisa apapun akan kacau dan gagal. Manajemen waktu dapat mempengaruhi analisis teknikal kita, membuat kita ragu akan trading plan kita karena emosi dan psikologi kita terganggu. Untuk lebih mudahnya silakan lihat flow dibawah ini :
Itulah beberapa alasan menurut saya mengapa manajemen waktu dalam trading sangat penting dalam menentukan untung tidaknya seseorang di pasar modal. Segala hal yang terdapat dalam artikel ini murni berdasarkan pengalam saya yang saya rasakan dan saya alami, perbedaan pendapat sengat mungkin terjadi. Sangat terbuka bagi rekan-rekan yang ingin berdiskusi atau ingin menambahkan atau mungkin sharing pengalaman melalui kolom komentar. Terima Kasih.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Buseeettttt kok pengalamanya sama persis dengan saya, bahkan saya saking kecanduanya sampai-sampai besok ujian pun lebih mentingin trading. Apalagi efek rumput tetangga lebih hijau, bener banget wkwkw. waktu itu aku dah analisa teknikal saham DGIK pasti bakalan naik akan tetapi gara-gara naiknya kelamaan akhirnya pindah ke PADI pas besoknya saham DGIK naik 10% dan saham PADI turun 1%. Hati ini rasanya nyesek banget mana pake semua modal lagi.
Bagi saranya dong cara agar menghilangkan trading addict ini. Saya sudah ketagihan trading sejak tiga bulan lalu