Tidak terasa sudah 4 bulan IHSG berada dalam Trend Bearishnya, trend penurunan ini adalah fase penurunan IHSG paling lama dalam 2 tahun terakhir, dan sudah ‘menghanyutkan’ ribuan bahkan puluhan ribu trader ‘di dalamnya’. Bagi kami yang memang sejak awal tahun sudah mempersiapkan sekaligus mengharapkan IHSG memasuki masa bearish di awal tahun ini, kejatuhan IHSG adalah sesuatu hal yang sangat kami syukuri, namun bagi mereka yang mungkin masih baru dan belum pernah mengalami trend bearish sebelumnya, kejatuhan ini mungkin dirasakan seperti badai yang tidak kunjung berakhir.
Namun setelah 4 bulan dilalui baik kedua pihak baik mereka yang mensyukuri datangnya trend bearish di IHSG, dan mereka yang mau tidak mau terbawa hanyut dalam kejatuhan IHSG saat ini sudah sama-saham menunggu waktunya IHSG kembali bangkit.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami akan mengajak ada melihat kondisi terkini indeks kita, untuk melihat apakah ini waktu yang tepat untuk kita masuk ke market, atau kita masih harus menunggu lebih lama lagi ?!
Di awal bulan April lalu kami mengatakan bahwa jika Asing tidak segera melakukan aksi beli di IHSG maka IHSG akan turun ke level 5.700an, hal itu sudah menjadi kenyataan di bulan Mei ini, karena asing masih terus jualan, maka IHSG pun sudah turun sampai targetnya di 5.700an.
Jika kita melihat kondisi selama bulan Mei ini terlihat memang indeks kuta sudah berulang kali rebound setelah turun ke kisaran 5.700an seperti yang kami targetkan, hal ini jelas mengundang pertanyaan bagi para investor dan trader, untuk melihat apakah IHSG sudah sampai ke bottom-nya ataukah yang terjadi hanya merupakan ‘dead cat bounce’ dan IHSG akan turun lagi ke level 5.600an ?!
Berikut beberapa faktor yang bisa dijadikan pertimbangan :
SEBERAPA JAUH IHSG SUDAH TURUN ?!
Jika kita lihat dari level tertingginya di bulan Februari lalu dimana IHSG tutup di level 6.689, dan penutupan IHSG di hari Jumat lalu di level 5.783, maka tercatat IHSG sudah turun sebanyak 14%, di awal bulan April lalu kami sudah sempat membahas bahwa jikat kita mempelajari setiap penurunan IHSG sejak tahun 2010 lalu kita mendapati umumnya IHSG turun di kisaran 15% – 20% dari level tertingginya sebelum trend bearish dimulai.
Artinya saat ini penurunan indeks udah cukup wajar jika dibandingkan dengan trend-trend penurunan IHSG dalam 8 tahun terakhir, dan jika penurunan sampai ke level 5.700 makan IHSG sudah turun 15%. Jika dilihat dari sudut pandang ini cukup wajar jika kita mengharapkan kalau IHSG sudah berada di fase-fase akhir penurunannya saat ini.
KONDISI INDEKS DUNIA DAN NILAI TUKAR RUPIAH
Dalam grafik indeks Dow Jones di atas kita bisa melihat bahwa kondisi Dow Jones dalam 2 bulan terakhir terlihat meskipun belum bisa dikatakan Dow Jones sudah kembali ke trend bullishnya, namun Dow bisa dikatakan sudah berada dalam trend sideways, dan sudah jauh lebih baik dari IHSG saat ini. Namun negatifnya dalam jangka pendek Dow Jones saat ini sudah berada di kisaran batas atas trend bearisnya, dan secara technical ada kecendurungan Dow Jones kembari turun lagi di minggu ini, hal tersebut dapat memberikan tekanan tambahan untuk IHSG.
Selain itu pelemahan rupiah yang saat ini sudah berada di atas level 14.000 per Dollar Amerika juga dapat memberikan sentimen negatif untuk IHSG jangka pendek.
Jika disimpulkan ada faktor positif untuk IHSG dari sudut pandang pergerakan indeks dunia, dan negatif dari pelemahan nilai rupiah, jadi efek keduanya bisa saling menetralisir satu sama lain, namun jika Dow Jones kembali turun minggu ini, maka tekanan penurunan IHSG dalam 1 minggu kedepan akan cukup besar, dan kemungkinan bisa menguji level support di 5.700
UPDATE TERAKHIR PERGERAKAN INVESTOR ASING
Pada akhirnya kita sama-sama tahu bahwa pergerakan IHSG kedepan tetap ditentukan oleh kemana arah dana asing bergerak, dan sampai minggu lalu investor asing masih memilih untuk terus jualan, artinya indikator terkuat pergerakan IHSG masih tetap mengarah kebawah.
Sepanjang perdagangan minggu lalu dana asing yang keluar dari bursa kita sebesar 3 Triliun, hal itu menandakan bahwa investor asing masih sangat-sangat serius untuk terus melanjutkan aksi profit takingnya di bursa kita, indikator Foreign Flow dan Foreign Action juga masih terus kompak mencetak record terendahnya, yang artinya secara Foreign Flow seharusnya IHSG pun sudah siap mencetak record terendahnya lagi di tahun ini.
Sejauh ini tidak ada yang tahun apa alasan dibalik tidak henti-hentinya aksi jual asing di IHSG, namun karena mayoritas dari kita bukan analis sekuritas atau wartawan kita tidak punya kewajiban untuk memberikan alasan kepada orang lain kenapa investor asing masih terus jualan, jadi biarlah mereka-meraka saja yang pusing, fokus kita sebagai investor adalah mencari keuntungan, dan bukan mencari alasan, jadi jauh lebih mudah kita terus melihat pergerakan investor asing, dan mengikutinya, dan karena sampai saat ini investor asing masih terus jualan, jadi sebaiknya kita ikut jualan atau paling tidak, tidak belanja dulu saat ini, karena potensi IHSG kembali mencetak record terendahnya akan terus bertambah besar setiap harinya, selama investor asing masih terus jualan…
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God