Seorang marketing kelas dunia, mengatakan bahwa investasi terbaik sebuah perusahaan adalah investasi kepada marketing nya. Perusahaan bisa menghasilkan 200-300% return dari apa yang mereka percayakan kepada tim marketing yang mereka miliki.
Di sisi lain, seorang investor saham, mengatakan bahwa harta karun di dunia ini bukan terletak di hutan, pulau terpencil, atau bahkan di bawah laut, semuanya ada di bursa saham. Sejumlah uang yang tidak terbilang jumlahnya lalu lalang di bursa saham setiap hari untuk memberikan potensi investasi yang tanpa batas.
Diatas adalah 2 dari banyak statement yang saya dengar saat makan malam bersama 2 orang yang cukup sukses di 2 bidang yang berbeda. Saya berpikir, bila kita ingin mencari tahu Investasi apa yang benar – benar terbaik, mungkin akan sangat mudah untuk membandingkan apa yang 2 orang ini hasilkan dalam nominal per satu periode waktu yang ditentukan, agar perbandingan bisa apple to apple dan lebih terukur.
Saat itu saya berada disatu meja makan dengan seorang mentor, yang merupakan seorang marketing di suatu perusahaan besar di Indonesia, dan juga bersama seorang manager investasi yang ia kenal. Mendengar dari apa yang mereka bicarakan, saya menemukan fakta bahwa kedua orang tersebut sangat tajam dalam masing – masing bidang yang mereka geluti. Mereka juga memiliki penghasilan yang bisa dibilang sangat jauh diatas orang kebanyakan, dan menurut saya itu merupakan salah satu makan malam terbaik yang pernah saya ikuti.
Keduanya saling menyampaikan pendapat mengapa bidang mereka adalah bidang terbaik dan sekaligus ujung tombak perusahaan, dan juga mengapa perusahaan perlu berinvestasi kepada mereka agar perusahaan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Keduanya mengutarakan pendapat yang membuat saya terkagum terhadap profesi mereka. Dan ditengah perbincangan yang semakin menarik, otak saya menarik satu benang merah, bahwa kedua orang tersebut sangat mengerti bidang mereka, namun tidak seorangpun mengerti bidang dari lawan bicaranya.
Mereka tahu bahwa mereka ‘paham’ bidang yang mereka jalani, dan mereka juga tahu bahwa mereka tidak memahami bidang dari lawan bicara mereka, sehingga proyeksi dari apa yang mereka bicarakan adalah proyeksi yang sesuai dengan kemampuan mereka saat itu. Bagi seorang marketing, akan sangat mudah untuk menjual suatu barang, bahkan kepada orang yang belum mereka kenal, namun untuk mencari peluang dari apa yang terjadi di bursa saham pasti akan membuat mereka sangat bingung. Begitu juga sebaliknya.
Investasi Pada Apa yang Anda Pahami
Dari perbincangan sore itu, saya cukup mengerti mengapa mereka bisa sangat tajam dan efesien dalam menjalani bidang yang mereka kerjakan, mengapa penghasilan yang mereka miliki bisa jauh berbeda dari kebanyak orang seusia mereka, satu kalimat yang menyimpulkan semuanya adalah, ‘mereka fokus pada apa yang mereka pahami’.
Mereka melakukan investasi waktu, tenaga, dan uang mereka, untuk suatu bidang yang mereka sudah pahami selama bertahun – tahun. Mereka memahami mengapa pasarnya meningkat atau menurun, mereka memahami setiap ‘ceruk’ yang ada pada bidang mereka masing – masing, dan yang terpenting mereka paham kondisi mana yang menghasilkan keuntungan untuk mereka.
Saya menemukan bahwa hal tersebut juga dipahami dan dilakukan oleh Warren Buffet dalam setiap tradenya, ia pernah berkata “never invest in a business you cannot understand”. Atau mungkin jika Warren Buffet adalah seorang Technical Trader, maka quotes diatas akan berbunyi “never trade with indicator you cannot understand”.
Terkadang yang terjadi pada beberapa trader adalah, mereka tidak punya kondisi yang cukup jelas untuk mereka pahami. Mereka hanya berpindah dari satu workshop ke workshop lain, satu strategi ke strategi lain, berharap menemukan solusi atas setiap permasalahan trading mereka yang ternyata adalah, diri mereka sendiri.
Justru hal seperti Psikologi Trading dan Money Management lah yang paling sering menjadi masalah bagi seorang trader. Betapa mereka belum mengenal diri mereka dengan baik, sehingga apa yang mereka lakukan di market cenderung tanpa arah dan rencana. Dalam workshop Psikologi Trading & Money Management, kami membahas bagaimana hasil riset kami terhadap kondisi psikologis yang umum terjadi pada seorang trader. Bila bapak ibu ingin mengikuti workshop ini, silahkan klik disini.
Saya juga mengalami hal tersebut diawal masa ‘pencarian’. Belajar mengenai zone seperti apa yang cocok dengan saya, sosok ‘guru’ seperti apa yang harus saya ikuti, trader seperti apa saya nantinya, hal tersebut memang membutuhkan banyak referensi, sehingga kita perlu berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Hal tersebut sangat wajar terjadi diawal – awal perkenalan kita di market. Namun apabila hal tersebut terus dilakukan karena alasan tidak puas dengan hasil yang diberikan strategi sebelumnya, bahkan sebelum kita memahami betul apa yang kita gunakan, maka anda tidak akan bergerak kemana – mana, dan hanya akan terus mengulang semuanya dari awal.
Butuh waktu dan effort yang lebih untuk memahami suatu konsep yang baru kita terima, itulah mengapa kita perlu berlatih lebih banyak agar kita bisa mendalami hal tersebut. Sama seperti kedua orang yang bersama saya pada makan malam itu, mereka sudah sekitar 15 tahun menjalani apa yang mereka jalankan sekarang. Itu juga yang membuat mereka yakin untuk berinvestasi pada bidang yang mereka percayai, mereka paham marketnya dan juga mereka paham potensinya.
Eliminasi
Mungkin secara tidak sadar, kita membuat pemahaman kita menjadi membingungkan, karena kita terus menambahkan opini dari orang lain, baca berita yang tersebar di market, lihat indicator baru yang terlihat ‘keren’ yang dimiliki salah seorang yang berada di grup saham.
Jika saya boleh memberikan ilustrasi, untuk memiliki sebuah pensil yang runcing, kita perlu Rautan untuk membuang atau meng-eliminasi lapisan pinggir yang tidak berguna, dengan demikian pensil yang kita miliki bisa lebih tajam, lebih focus, dan lebih akurat saat digunakan untuk menulis.
Sama halnya dengan trading kita, dengan kita fokus membentuk zone yang ingin kita bangun lewat indicator, tools, atau pemahaman apapun yang kita gunakan untuk melihat market, dan kita juga melakukan eliminasi atas beberapa faktor yang tidak pernah kita pahami sebelumnya dan justru membuat kita bingung, maka hal tersebut akan membentuk kita menjadi trader yang lebih tajam dan akurat.
Saya tidak mengatakan bahwa belajar menggunakan indicator baru adalah hal yang tidak baik. Yang membuat itu menjadi tidak baik adalah ketika kita tidak mengambil keputusan, pemahaman mana yang akan kita gunakan secara konsisten untuk melihat market. Jangan sampai, satu – satunya hal konsisten yang dilakukan adalah berpindah dari strategi satu, ke strategi yang lain.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.