Tanggal 14 Maret lalu sekitar jam3 sore, berita yang ditunggu-tunggu banyak rakyat Indonesia mengenai pencalonan Jokowi keluar, berita itu langsung di respon positif oleh market, IHSG naik dari posisi sebelumnya -1% dan setelahnya ditutup di atas +3%. Pada saat itu semua media masa memberitakan efek pencalonan Jokowi pada stock market dan juga investor asing. Namun seiring dengan berjalannya waktu berita itu pun berangsur-angsur hilang, meskipun sebenarnya efek pencalonan tersebut masih terus berlangsung sampai saat ini, terutama bagi Investor Asing.
Sejak penutupan tanggal 14 Maret lalu, total dana asing yang sudah masuk ke bursa kita adalah sebanyak 10.8T , jumlah yang luar biasa banyak karena seluruh dana tersebut masuk hanya dalam jangka waktu 16 hari, jadi rata-rata dana asing masuk sebanyak 680M sehari setelah Jokowi dicalonkan, yang membuat kenaikan ini menjadi lebih luar biasa lagi adalah IHSG dalam periode tersebut hanya naik sebanyak 43 point, atau hanyak 0.8%.
Jadi untuk sementara ini bisa kita simpulkan sejauh ini pencalonan Jokowi mendorong investor asing untuk melakukan pembelian, tetapi tidak mendorong kenaikan harga. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya, karena di masa lalu inflow asing selalu disertai dengan kenaikan IHSG, apalagi jika jumlahnya sampai sebesar 10T , umumnya IHSG bisa naik 7-10% dengan inflow sebanyak itu.
Kondisi ini menandakan adanya aksi akumulasi yang sangat serius yang dilakukan oleh investor asing, sehingga mereka sebisa mungkin menjaga supaya harga tidak melonjak tinggi sehingga rata-rata akumulasi mereka tetap di harga yang rendah. Jika kita melihat list saham – saham yang di akumulasi asing sejak tanggal 17 Maret lalu sampai kemarin, kita melihat saham-saham perbankan, saham-saham infrastuctur menjadi pilihan utama investor Asing.
Dalam tabel di atas kita melihat BMRI adalah saham paling banyak dibeli asing, dengan total pembelian sebanyak 2T, disusul ASII, JSMR, BBNI dan TLKM. Pada umumnya saham-saham yang dibeli adalah saham yang memiliki income dari dalam negeri, juga saham-saham infrastucture. Hal ini menunjukan adanya optimisme investor asing akan terus berlangsungnya pertumbuhan Ekonomi dalam Negeri, jika Jokowi menjadi Presiden.
Jika kita melihat track record Jokowi harapan tersebut adalah sesuatu yang masuk akal, karena seperti kita ketahui bahwa selama ini masalah Indonesia di mata Investor asing umumnya adalah buruknya infrasturktur, kurangnya kejelasan hukum (karena korupsi) dan birokrasi yang tidak jelas. Jokowi adalah satu-satunya capres yang memiliki track record dalam memperbaiiki ketiga masalah tersebut, hal tersebut secara nyata bisa kita lihat di Solo dan di Jakarta dalam 1 1/2 tahun terakhir.
Ditambah lagi popularitas Jokowi di masyarakat yang sangat tinggi, membuat harapan para Investor asing melihat Indonesia menjadi negara yang lebih baik, yang secara otomatis akan juga menggenjot ekonomi dalam negeri Indonesia tampak tidak berlebihan.
Hari ini kita semua akan menjadi saksi bagaimana hasil Pileg, yang akan memberikan pengaruh yang besar terhadap Pemerintahan yang baru tahun 2016 nanti.
Lets hope for the best….
Baca Juga :
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Harga tidak bergulir banyak, menurut saya, karena dari sisi fundamental , harga saham2 di JSX sudah premium , dibanding harga harga saham sektor yang sama di tingkat regional. Saham2 perbankan saya rasa sudah cukup mahal. Saham perbankan saat ini misalnya , dg pb ratas diatas 2,5 kali (bahkan bbri dan bbca sudah diatas 3) sya kira sduah jauh diatas harga saham perbankan di asia