Dalam 2 hari terakhir dana asing keluar dari IHSG sebesar 1.3 Triliyun dan hampir setengahnya terjadi di BBRI, total outflow di saham ini dalam 2 hari terakhir sebesar 597M, aksi jual ini menyebabkan kejatuhan saham ini sampai 10% dalam 2 hari.
Aksi jual asing di saham BBRI bukan hanya besar namun diprediksi dilakukan dalam posisi rugi, seperti kita lihat pada grafik di atas investor asing kembali masuk di saham ini pada tanggal 22 Jan 2016 lalu, dan fase akumulasi tersetbu terus berlangsung sampai hari Kamis minggu lalu.
Menurut perhitungan system kami secara total jumlah saham yang dibeli asing dalam periode tersebut sebesar 1,27 Triliun dengan average pembelian di kisaran 11.718 per lembar, dan seperti kita ketahui dalam 2 hari terakhir investor asing melepas 597M dan average penjualan asing dalam 2 hari terakhir sebesar 11.244 per lembar.
Jadi jika dihitung asing sudah rugi sebesar 474 rupiah per lembar saham dan jika dikalikan dengan jumlah saham yang dijual asing 2 hari terakhir maka jumlah kerugian yang diderita asing di saham ini sudah sebesar 25M, dan kerugian ini hanya akan berlipat ganda jika asing terus melanjutkan aksi jualnya di saham BBRI dalam beberapa hari kedepan. Bayangkan jika sisa inflow sebesar 677M di saham ini harus dijual di kisaran harga saat ini dan kembali menyebabkan harga saham ini turun dalam beberapa hari kedepan menurut prediksi kami kerugian investor asing di saham ini bisa mencapai 100M.
Seperti kita ketahui media mengaitkan penurunan ini dengan berita mengenai wacana pembatasan NIM perbankan oleh OJK ke level 4%, secara fundamental jika kebijakan tersebut diterapkan memang akan memangkas keuntungan perbankan di masa yang akan datang, dan sangat logis jika valuasi saham-saham perbankan menjadi turun secara fundamental.
Namun seperti kita ketahui berita tersebut baru merupakan wacana, jadi atau tidak pelaksanaannya masih akan melewati proses yang panjang. Jika diamati tidak semua saham perbankan mengalami nasib yang sama dengan BBRI, dalam perdagangan kemarin beberapa saham perbankan justru malah dikumpulkan investor asing, BMRI dan BBCA sudah masuk dalam list saham-saham yang dibeli asing kemarin.
Secara fundamental memang BRI adalah Bank yang selama ini banyak memperoleh keuntungan dari suku bunga pinjaman ke kalangan usaha kecil menengah, jadi jika jadi dilaksanakan keputusan ini akan memberikan dampak lebih besar pada keuntungan BBRI dibandingkan dengan bank lainnya.
Namun jika kita mempertimbangkan 2 fakta di atas kita dapat melihat adanya peluang untuk memperoleh keungunan dalam kondisi saat ini.
Jika memang benar wacana tersebut membuat investor asing takut dan memutuskan untuk mengurangi posisinya di saham BBRI, maka saham ini kemungkinan akan melanjutkan penurunannya dalam beberapa minggu kedepan, namun bukan berarti investor asing akan terus melakukan panic selling di saham ini seperti yang terjadi 2 hari terakhir, seperti pembahasan kita sebelumnya tentang saham JSMR, meskipun ada berita yang buruk pada emiten, investor asing akan berusaha memanfaatkan berbagai momentum di pasar untuk mengangkat harga saham yang akan dijualnya terutama jika posisi harga sudah mendekati modal pembelian mereka, apalagi di bawah modal pembelian mereka seperti kasus BBRI saat ini.
Jadi kami memprediksi potensi saham ini akan mengalami rebound dalam 1-2 hari kedepan sangatlah besar, karena cepat atau lambat berita NIM ini akan mereda, sementara pelaksanaannya sendiri kemungkinan masih cukup jauh, itupun jika memang jadi dilaksanakan. Ketika ketakutan mulai reda dan investor mulai berfokus pada issue yang lain saat itulah waktu yang sangat ideal untuk kembali mengangkat harga BBRI.
Dalam posisi saat ini investor asing tidak punya banyak pilihan, jika kemungkinan dilaksanakannya kebijakan tersebut semakin kecil dalam beberapa waktu kedepan maka mereka akan kembali mengangkat saham ini dan mencoba menutup kerugian yang diderita dalam 2 hari terakhir dan meskipun kemungkinanya semakin besar pun mereka harus tetap mengangkat harga saham ini paling tidak untuk mengurangi kerugian yang mereka alami jika ingin melanjutkan aksi jualnya.
Sebagai investor ritel yang dapat bergerak cepat dan dinamis meresponi kondisi market, ini adalah kesempatan untuk mencari keuntungan jangka pendek di salah satu saham paling liquid di bursa kita.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market