Di awal bulan Januari lalu kami merilis riset mengenai Market Outlook tahun 2018, salam riset setebak 108 halaman tersebut kami mencoba menyampaikan semua yang kami anggap penting untuk para pembaca setia kami, mengenai hal-hal yang perlu anda ketahui dalam menghadapi market di tahun 2018, dimulai dari prediksi dan skenario pergerakan IHSG, sampai sector dan saham-saham pilihat Team Riset Creative Trader.
Berikut tulisan kami dalam pendahulan riset tersebut :
Di bursa saham Bull (trend naik) dan Bear (trend turun) selalu berjalan bersamaan, Bull umumnya lebih kuat dari Bear, itulah yang menyebabkan dalam jangka panjang hampir semua bursa saham dunia mengalami kenaikan, namun dalam peroses kenaikan jangka panjang tersebut BULL dan BEAR selalu bergantian, terkadang BULL yang menguasai market dan membuat indeks mengalami kenaikan, lalu ketika BULL sudah kehabisan tenaga, BEAR lah yang mengambil kendali dan market mengalami koreksi.
Hukum BULL and BEAR itu selalu terjadi, trend kenaikan yang sehat adalah kenaikan dimana BULL and BEAR cukup sering bergantian. Hanya saja karena BULL lebih kuat, kenaikan yang disebabkan BULL lebih banyak dari penurunan yang disebabkan BEAR.
Market Bullish yang sehat umumnya berjalan dengan tenang tapi pasti, dimana harga saham secara perlahan dan bergantian mengalami kenaikan, dan menyebabkan indeks secara perlahan mengalami kenaikan.
Sementara trend bearsih yang sehat, biasanya berlangsung dengan cepat dan menakutkan, dimana penurunan harga yang terjadi cukup extreme dan menakutkan, namun terjadi dalam jangka waktu yang lebih pendek dari trend bullish sebelumnya.
Prinsip dasar mengenai BULL dan BEAR market tersebut kami anggap sangat penting untuk kami jelaskan karena kami melihat IHSG sudah lebih dari 2 tahun mengalami trend kenaikan, dan menurut survey lebih dari 30% pembaca website kami baru trading kurang dari 2 tahun, yang artinya mereka belum pernah mengalami masa Bearish di IHSG.
Pada halaman-halaman selanjutnya kami membahas mengenai pergerakan IHSG dari tahun 2009 sambil menunjukan bahwa BULL dan BEAR selalu tumbuh bersama di IHSG, dan tampil saling bergantian. Selain itu sejak tahun 2009 masa trend kenaikan IHSG paling lama terjadi selama 2 1/2 tahun, dari tahun 2009 – 2011, setelah itu disusul dengan kejatuhan IHSG yang cukup menakutkan di pertengahan 2011.
Kami juga menjelaskan bahwa di awal tahun lalu IHSG sudah 2 1/4 tahun tidak mengalami masa Bearish, artinya jika sejarah terulang dimana trend bearish paling lama muncul setiap 2 1/2 tahun maka trend penurunan di IHSG harusnya akan datang di awal tahun 2018.
Selain itu kami juga memberikan skenario-skenario pergerakan IHSG sepanjang tahun 2018, dan prediksi pergerakan investor asing yang selama ini menjadi pengendali pergerakan IHSG.
Berikut penjelasan mengenai Skenario IHSG yang kami anggap paling mungkin terjadi yang kami tulis dalam Riset tersebut, dalam skenario tersebut kami memprediksi IHSG akan di naik di awal tahun, namun disertai dengan keluarnya dana asing (sudah menjadi kenyataan), lalu karena investor asing terus keluar dari bursa kita, maka IHSG akhirnya mengalami koreksi cukup dalam di pertengahan kuartal pertama (sudah mulai menjadi kenyataan). Baru setelahnya IHSG bergerak seperti gambar yang ditampilkan di atas dan target IHSG di akhir tahun ada di kisaran 7.200.
Jika kita kembali ke skenario yang kami buat untuk pergerakan IHSG di atas, maka kita melihat koreksi yang diprediksi akan terjadi di IHSG pada kuartal pertama ini targetnya membuat IHSG berada di posisi rendah dibandingkan dengan kondisi IHSG di awal perdagangan hari ini, atau bahkan turun ke bawah level 6.000 sebelum akhirnya kembali rebound lagi.
Namun jika melihat kondisi IHSG sampai akhir perdagangan minggu lalu, saat ini IHSG masih berada di atas level pembukaan IHSG di awal tahun di 6.300an, artinya kami melihat IHSG masih berpotensi untuk kembali terkoreksi, apa penyebab berlanjutnya koreksi di IHSG ?! Menurut kami hanya hukum ‘bull and bear’ yang kami bahsa di atas saja sudah merupakan alasan yang cukup untuk membuat IHSG turun paling tidak ke bawah level pembuakaan di awal tahun dini.
SANGGUPKAH ASING JATUHKAN IHSG KALI INI ?
Hukum Bull and Bear memang sebuah hukum yang ‘mengikat’ seluruh indeks di dunia selama puluhan tahun, namun bukan berarti hukum tersebut akan secara otomatis dapat membuat indeks jatuh, hukum itu dapat menjadi alasan kejatuhan, namun tetap saja untuk IHSG bisa jatuh, harus tetap ada yang menjatuhkannya.
Dan dalam 10 tahun terakhir, hanya ada 1 faktor yang bisa menjatuhkan IHSG, yaitu aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh investor asing di IHSG. Dalam 10 tahun tidak pernah ada satu kasuspun dimana IHSG turun signifikan dalam waktu yang cukup lama 1-3 bulan, dan tidak disertai aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh investor asing. Tidak pernah.
Masalahnya sekarang adalah dalam 1 tahun indikator foreign flow beberapa kali gagal memprediksi kejatuhan IHSG, kita sama sama tahun bahwa investor asing sudah melakukan aksi jual besar-besaran dalam 1 tahun namun IHSG masih baik-baik saja. Hal itu memang benar, namun itu tidak menghapus fakta kalau IHSG hanya bisa turun ketika terjadi aksi jual besar-besaran di IHSG, karena memang dalam 1 tahun terakhir memang IHSG tidak mengalami penurunan yang signifikan. Baru kali ini terjadi penurunan yang cukup besar di IHSG, dan itu pun juga disertai oleh aksi jual besar-besaran di IHSG.
Hal tersebutlah yang membuat kami cukup pesimis terhadap pergerakan IHSG dalam 1-2 bulan kedepan, karena dua alasan yang kami jelaskan di atas. Pertama Hukum Bull and Bear, dan aksi jual investor asing yang semakin mengkhawatirkan dalam 1 1/2 bulan terakhir.
Untuk mencoba meningkatkan akurasi dari analisa Foreign Flow di IHSG, kami mencoba membuat indikator tambahan yang bertujuan untuk melengkapi indikator Foreign Flow IHSG yang selama ini kami gunakan. Pembuatan indikator tersebut ter-inspirasi dengan strategi baru yang digunakan investor asing setahun terakhir, yang berhasil membuat mereka bisa melakukan aksi jual mereka tanpa menjatuhkan IHSG. Seperti yang tahun lalu kami bahas di artikel IHSG tembus 6.000, bagaimana Asing MENIPU Analisa Foreign Flow ?!
Dalam artikel itu dijelaskan bagaimana asing menjaga supaya IHSG tidak jatuh, meskipun mereka melakukan aksi jual besar-besaran, caranya dengan melakukan aksi jual secara bergantian, dari satu blue chip ke blue chip lainnya di waktu yang berbeda. Hal itu membuat meskipun saham yang dijual asing memang bergerak turun, namun tidak banyak efeknya untuk IHSG secara keseluruhan, karena saham-saham blue chip lain dijaga harganya dengan menggunakan inflow-inflow kecil di saham tersebut.
Selama ini kami menggunakan satuan rupiah untuk menggabungkan inflow dan outflow di setiap saham di IHSG. Namun strategi yang digunakan investor asing dalam 1 tahun terkahir tersebut membuat aksi distribusi asing tersebut sulit untuk dideteksi kalau pergerakan asing di setiap saham hanya digabungkan dengan menggunakan dalam jumlahnya saja dalam rupiah. Sebagai contoh dalam 1 hari investor asing menjual TLKM besar-besaran sebanyak 700M, dan saham TLKM turun sampai 4%, namun di hari yang sama asing membeli UNVR, BBRI, BMRI dan BBCA masing-masing sebanyak 70M dan keempat saham ini naik 1%. Hasilnya karena keempat saham tersebut jika dijumlahkan punya pengaruh jauh lebih besar terhadap IHSG, jadi pada hari tersebut IHSG akan bergerak naik. Jadi hasilnya IHSG NAIK padahal jika dijumlahkan pergerakan asing pada kelima saham tersebut dalam rupiah asing masih net sell sebesar 420M.
Dengan alasan itulah kami membuat indikator IHSG Foreign Action, dalam indikator tersebut pergerakan dana asing tidak dihitung berdasarkan rupiahnya, tapi dari dari bobotnya. Saham TLKM, UNVR, BBRI, BMRI dan BBCA semuanya memiliki bobot yang sama, jadi jika 1 outflow, dan 4 inflow, maka indikator tersebut akan memberikan point +3, karena yang dihitung pergerakannya, bukan rupiahnya.
Related : Team Riset kami selalu berusaha mengembangkan sistem Foreign Flow yang kami ciptakan untuk terus bisa mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh investor asing di bursa kita. Anda juga bisa menggunakan sistem yang sama dengan mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan kami adakan di Jakarta, Surabaya dan Online. Lihat jadwalnya disini.
Setelah dilakukan proses riset oleh Team Creative Trader, indikator ini terbukti memiliki korelasi jauh lebih besar terhadap pergerakan IHSG dalam 1 tahun terakhir, dan juga tidak terjebak dengan aksi investor asing yang dilakukan tahun lalu. Karena memang aksi jual asing yang sanggup menjatuhkan IHSG adalah aksi jual yang dilakukan secara berbarengan di mayoritas saham blue chip di waktu yang sama.
Dalam grafik di atas kami membandingkan 2 indikator tersebut, dan kami bisa melihat bahwa dalam kondisi ini aksi jual asing dalam kondisi yang sangat massive dan sangat merata, karena dilakukan di hampir semua saham unggulan, hal inilah yang menurut kami dapat menjadi pendorong kejatuhan IHSG dalam 1-2 bulan kedepan, sesuai dengan skenario yang kami buat di awal tahun ini.
Kami melihat pasukan-pasukan beruang (investor asing yang jualan) sudah bangkit, dan kekuatan mereka semakin hari terlihat semakin nyata dan berpotensi untuk menjatuhkan IHSG dalam waktu dekat. Namun seperti kami juga tuliskan dalam riset skenario IHSG di atas. Skenario penurunan IHSG di awal tahun ini justru merupakan skenario yang paling ideal dan paling sehat untuk IHSG.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God