Di luar dugaan hampir semua pengamat di awal tahun ini, saham komoditas justru menjadi sector yang paling berjaya di tahun ini, dan mendekati akhir tahun 2016 ketika IHSG berada dalam bahaya yang cukup besar akan koreksi lebih lanjut, saham-saham komoditas terlihat tetap berjaya, dan menjadi pilihan utama para trader jangka pendek di bursa kita.
Memang dalam kondisi saat ini cukup sulit untuk mencari sektor lain yang memiliki prospek semenarik sector komoditas. Di tengah kondisi dalam negeri yang kurang kondusif, baik dari sisi ekonomi maupun sosial politik, IHSG memang kekurangan katalis positif dari dalam negeri. Hal ini yang menyebabkan saham-saham sector komoditas menarik, karena lebih banyak dipengaruhi sentimen dari luar negeri (harga komoditas).
Selain itu di tengah keditakpastian pasca terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika, sektor komoditas justru mendapatkan katalis positif tambahan, terutama karena janji kampanye Trump yang berjanji akan membangun Infrastuktur di Amerika (sentimen positif untuk sector logam / metal), dan ketidakpercayaan Trump pada issue Global Warming (sentimen positif untuk sector batubara).
Dari sudut pandang lain, kenaikan harga komoditas saat ini juga bisa dibilang melawan teori pada umumnya, karena selama ini harga komoditas umumnya akan naik ketika US Dollar melemah, namun dalam beberapa bulan terakhir keduanya terus bergerak searah. Jika kondisi ini terus berlanjut tentunya akan sangat baik terutama buat emiten-emiten komoditas dalam negeri karena mendapat keuntungan ganda dari kenaikan harga komoditas, dan nilai tukar dollar. Namun jikalau kenaikan saat ini hanyalah ‘penyimpangan’ sementara dan pada akhirnya harga komoditas akan kembali bergerak bertolak belakang dengan USD maka resiko perubahan trend harga komoditas bisa terjadi kapan saja.
Namun terlepas dari beberapa kondisi tersebut kami melihat sector Komoditas masih jadi opsi terbaik untuk trading jangka pendek, terutama melihat kondisi IHSG saat ini yang menurut pandangan kami bisa turun ke bawah level 5.000 sebelum akhir tahun.
Mengapa ?
Pertama karena saham komoditas tidak banyak terpengaruh oleh kondisi dalam negeri, jadi selama harga komoditas masih ‘hot’ seperti saat ini, akan selalu ada ‘alasan’ untuk mengerek saham-saham sector ini, dan alasan tersebut sepertinya bisa diterima oleh hampir semua pihak.
Kedua ancaman utama IHSG saat ini adalah karena terus keluarnya dana asing, sebagai penggerak utama IHSG sejarah membuktikan setiap koreksi signifikan di IHSG selalu disertai dengan outflow dana asing, dan koreksi yang dimulai di awal bulan ini disertai dengan outflow terbesar sepanjang sejarah IHSG, dan sampai sekarang pun ketika IHSG dalam kondisi yang lebih tenang, setiap hari investor asing terus melakukan aksi jualnya di IHSG.
Tercatat sepanjang bulan November ini sudah 12 Triliyun dana asing keluar dari indeks kita, dari 16 hari perdagangan di bulan November, asing tercatat melakukan net sell sebanyak 15 hari, hal itu menunjukan betapa seriusnya investor asing keluar dari bursa kita sepanjang bulan ini.
Alasan kenapa massive outflow tersebut adalah alasan untuk memilih saham-saham komoditas, karena sejauh ini investor asing memang tidak menjadi penggerak saham-saham komoditas baik metal maupun batubara, partisipasi asing dalam transaksi saham – saham sangat rendah.
Berikut ini grafik Index Sector Komoditas untuk melihat rendahnya pengaruh pergerakan dana asing di saham-saham sector ini.
Dalam grafik di atas kita bisa melihat pergerakan harga saham-saham sector metal bergerak bertolak belakang dengan Foreign Flownya, ketika indikator foreign flow bergerak turun yang artinya dana asing bergerak keluar dari saham-saham sector ini, namun pergerakan harga saham-saham sector ini terus berferan naik sejak bulan September lalu.
Hal ini memang didukung oleh System Foreign Flow kami yang menghitung partisipasi asing di saham-saham sector metal, tercatat partisipasi asing di saham ANTM hanya 5.9% artinya 84% transaksi saham-saham sector ini dilakukan oleh investor dalam negeri. Hal yang sama terjadi di saham INCO (22%), TINS (6.2%) , KRAS (4%) , artinya memang pergerakan harga saham-saham sector ini tidak didominasi oleh investor asing, jadi terlepas dari outflow besar-besaran yang terjadi di IHSG, peluang sector ini melanjutkan rallynya masih terbuka.
Kondisi yang sama juga terjadi di sector batubara, investor asing juga tidak banyak berpengaruh pada pergerakan harga saham-saham sector ini, karena memang partisipasi investor domestik di saham-saham sector ini lebih besar daripada asing.
KESIMPULAN
Sejauh ini saham komoditas memang tetap menjadi pilihan utama jika anda ingin terus aktif trading di tengah bahaya kejatuhan IHSG yang hanya akan terus bertambah seiring dengan terus keluarnya dana asing, hal ini masuk akal dari sudut pandang fundamental dan juga sudut pandang Foreign Flow dan Bandarmologi.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market