Pasca kejatuhan IHSG di awal minggu lalu yang disertai dengan outflow terbesar sepanjang sejarah, kondisi market kita terlihat sudah lebih tenang, dari beberapa group dan komunitas saham yang menjadi pantauan kami, fokus para trader ritel sudah beralih dari IHSG ke saham-saham yang sedang hot saat ini. Menurut pengalaman kami dalam mengamati berbagai group dan komunitas saham yang ada. IHSG hanya menjadi fokus pembahasan ketika kondisi indeks dalam masa kritis seperti yang terjadi di awal minggu lalu dimana IHSG turun dari 5.400an ke 5.050 hanya dalam waktu 2 hari. Setelah kondisi lebih tenang, fokus para trader umumnya kembali berpindah ke saham-saham yang sedang hot pada hari tersebut.
Namun meskipun saat ini IHSG terlihat sudah lebih tenang, faktor-faktor yang menyebabkan kejatuhan IHSG 2 minggu yang lalu tampak tidak membaik, malah bisa dikatakan justru semakin memburuk dari hari ke hari. Kita tentunya masih ingat bahwa kejatuhan IHSG disebabkan oleh keluarnya dana asing secara besar-besaran, dan pada saat itu melemahnya nilai tukar rupiah dianggap sebagai faktor penyebab keluarnya dana asing. Dan selama 2 minggu masa tenang ini investor asing terlihat terus melanjutkan aksi jualnya di bursa kita, dan nilai tukar rupiah masih terus melemah.
Secara total Outflow dana asing sudah sebesar 12.8 T sepanjang bulan November, sementara rupiah sudah melemah dari level 13.000 ke 13.600 dalam periode yang sama. Namun meskipun kedua indikator tersebut terus melemah, kita bisa melihat bahwa optimisme di market sudah berangsur-angsur pulih, seiring dengan ‘di mark upnya’ IHSG oleh Asing.
Pulihnya optimisme investor domestik tersebut bisa kita lihat pada data di bawah ”
Dalam 2 hari terakhir hampir semua analis memprediksi IHSG akan mengalami kenaikan, hari ini 9 dari 10 Analis memprediksi IHSG akan naik, kemarin 10 dari 10 memprediksi IHSG naik.
Hal ini menunjukan bahwa kekhawatiran para analis sekuritas memang sudah mulai hilang. Meskipun di saat yang sama 2 faktor pendorong yang menyebabkan kejatuhan IHSG masih terus berlangsung, bahkan sudah lebih buruk dibandingkan dengan kondisi ketika IHSG mengalami jatuh di awal minggu lalu.
Dari survey yang kami buat sebelum pembukaan market tadi pagi terhadap follower Line Official kami, 51% percaya bahwa IHSG masih bisa melanjutkan penguatannya dalam 2 minggu kedepan, dan bisa naik ke atas 5.250.
Artinya bukan hanya Analis Sekuritas yang percaya kalau kondisi IHSG sudah terlepas dari bahaya koreksi, para investor ritel pun sudah cukup nyaman dan optimis dengan kondisi saat ini, paling tidak sampai tadi pagi sebelum IHSG mengalami koreksi dalam pada sesi 1 ini.
Hal yang juga menarik dijadikan pertimbangan adalah, survey dilakukan pada follower Line Official kami yang sudah setiap hari kami warning akan bahaya berlanjutknya koreksi IHSG kedepan. Dan karena total follower Line kami baru sekitar 5.500 orang, jadi kemungkinan jumlah tersebut hanya merepresentasikan 5-10% trader aktif di Indonesia, sisanya kemungkinan masih akan berpendapat yang sama dengan para analis sekuritas.
Kenapa analisa sentimen market penting dalam kondisi seperti saat ini, karena dalam ilmu Foreign Flow,
outflow yang besar hanya bisa terjadi di masa optimisme, karena untuk investor asing melakukan net sell, harus ada investor lokal yang berani melakukan pembelian, dan keberanian tersebut umumnya hilang ketika IHSG mengalami penurunan signifikan 2-3 hari berturut-turut seperti yang terjadi di awal minggu lalu.
Itu sebabnya di hampir semua koreksi IHSG kami menemukan bahwa setelah terjadinya outflow besar-besaran, IHSG biasanya akan masuk ke masa tenang, dimana market cenderung berjalan di tempat, atau mengalami kenaikan secara perlahan, namun pergerakan IHSG tersebut terus disertai dengan outflow asing secara continue.
Salah satu contoh masa tenang yang paling dekat terjadi di awal kejatuhan IHSG tahun 2015 (IHSG turun dari 5.400 ke 4.150), bisa kita lihat pada grafik di atas, IHSG juga memasuki ke dalam ‘masa tenang’ pasca terjadinya koreksi dan outflow signifikan di IHSG di bulan April. Masa tenang terjadi selama 1 bulan dimana IHSG secara perlahan mengalami kenaikan, disertai dengan terus bertumbuhnya optimisme investor lokal, namun juga disertai dengan terus keluarnya investor asing.
Teori Foreign Flow mengatakan :
“Semakin panjang periode masa tenang dan semakin besar dana asing yang keluar di masa tersebut, maka semakin dalam potensi kejatuhan yang terjadi setelah berakhirnya masa tenang tersebut.”
Seperti bisa kita lihat pada tahun 2015 lalu posisi IHSG di akhir masa tenang ada di level 5.300 dan dalam waktu kurang dari 6 bulan IHSG sudah turun ke level 4.150.
Related : Bagi anda yang tertarik belajar lebih mendalam mengenai aliran dana asing dan berdomisili di Surabaya dan sekitarnya di akhir tahun ini terbuka kesempatan untuk mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan pada tanggal 10 Desember 2016
Jika kita melihat kondisi sekarang kondisinya serupa dengan kondisi di tahun 2015 lalu, pasca Massive Outflow yang disertai kejatuhan IHSG di awal minggu lalu, IHSG juga masuk ke dalam masa tenang dimana dalam periode tersebut bisa terlihat bahwa IHSG secara berangsur-angsur naik, optimisme investor domestik membaik, namun dana asing terus keluar.
Tercatat selama berlangsungnya masa tenang sejak hari Rabu minggu lalu sampai pada penutupan kemarin, total dana asing yang keluar sudah sebesar 2.2 Triliyun. Padahal pada periode yang sama IHSG mengalami kenaikan dari 5.078 sampai ke 5.211. Bukan cuma itu, outflow asing juga terlihat semakin hari terlihat semakin bertambah besar, seiring dengan terus meningkatnya optimisme investor dalam negeri.
Jadi seperti rekomendasi yang kami berikan tadi pagi melalui LINE OFFICIAL, memang sejak awal perdagangan hari ini, potensi koreksi IHSG mengalami penurunan sudah semakin besar, hal itu langsung menjadi kenyataan dimana sepanjang sesi 1 ini IHSG sudah turun lebih dari 1 %, seakan-akan langsung mengakhiri masa tenang yang kita bahas di atas.
Jika skenario asing di tahun 2015 lalu kembali dilaksanakan hari ini maka besar kemungkinan IHSG akan turun ke bawah 5.000 dalam waktu dekat. Bahkan bukan mustahil untuk turun jauh lebih dalam dari level 5.000. Jadi jika anda adalah tipe trader yang suka trading dalam masa koreksi IHSG, kami melihat penurunan hari ini bukan merupakan momentum yang tepat untuk melakukan buy on weakness di IHSG.
Melihat kondisi IHSG yang semakin mengkhawatirkan, namun di saat yang sama Efek Window Dressing di bulan Desember berpotensi membuat IHSG menguat di bulan Desember. Untuk menjawab banyaknya pertanyaan dari para pembaca setia website kami dan para follower LINE kami mengenai Outlook IHSG di akhir tahun ini kami akan mengadakan INVESTOR GATHERING dengan tema : SANGGUPKAH WINDOW DRESSING MENAHAN KEJATUHAN IHSG Klik disini untuk mendapatkan undangannya.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market