Sejak satu bulan terakhir saya terus menyerukan bahwa kesempatan belanja sedang terbuka lebar, terutama ketika IHSG berada di bawah level 3.800. Hampir dalam setiap judul post yang saya tulis 1 bulan terakhir dapat terlihat jelas bahwa saya melihat peluang yang besar sedang muncul karena keyakinan saya sejak lama bahwa indeks hanya akan terkoreksi sampai level 3.750.
Sampai saat ini akurasi analisa yang saya posting selama ini terbukti cukup besar, sebulan terakhir ketika mayoritas analis besar memasang target IHSG di 3.500 atau bahkan 3.200, saya tetap mempertahankan analisa bullish saya sejak IHSG berada di kisaran 3.800an. Saat ini kondisi sudah berubah banyak analyst yang sampai beberapa minggu lalu masih bearish minded merubah analisanya dan mengatakan bullish sudah datang.
Saya pribadi sebelumnya cukup optimis bahwa masa-masa sulit akan berakhir pada bulan Juni ini, Krisis Yunani yang menjadi perhatian utama dalam 2 bulan terakhir juga terlihat sudah dilewati. Bullish pada bulan July sampai September 2012 secara technical semakin jelas terlihat. Berapa saham penggerak Big Caps juga terlihat sudah cukup murah.
Namun masih terus keluarnya dana asing ketika IHSG naik sangat signifikan dalam 2 minggu terakhir membuat saya kembali mereview analisa saya ke depannya. Menurut pengalaman trend bullish yang tidak disertai Foreign Inflow sering kali merupakan trend bullish palsu yang akan disertai koreksi yang signifikan beberapa saat kemudian.
Foreign Flow merupakan salah satu sumber informasi yang selama ini sangat saya andalkan dalam menganalisa pergerakan IHSG, dan terbukti memiliki korelasi yang besar dengan perggerakan indeks.
Jadi belum masuknya dana asing dalam pergerakan indeks dari 3.600 ke level 3.900 merupakan suatu indikasi yang tidak bisa saya abaikan. Ketika indeks dunia terlihat sudah berhasil meninggalkan masa-masa terburuknya, para investor asing terlihat masih konsisten melakukan distribusi sahamnya di Indonesia, di sisi lain investor ritel tampaknya cukup bersangat melakukan pembelian. Hal itu terlihat dengan jelas dengan betapa mudahnya IHSG naik 1-2% ketika investor asing berhenti melakukan tekanan jual, tanpa perlu melakukan pembelian besar-besaran.
Sebagai Bandarmology Analyst yang fokus memperhatikan aliran dana Big Player pada setiap saham, kenaikan seperti ini adalah kenaikan yang sering disebut “dead cat bounce” atau yang oleh para Wave Counter yang berharap terjadinya koreksi sering disebut dengan “Wave B”.
Saya pribadi tidak pernah mau menghitung wave apa yang sedang terjadi saat ini, yang pasti saya melihat ada sinyal bahaya yang besar dalam kenaikan IHSG yang terjadi dalam 2 minggu terakhir, dalam kondisi seperti ini sentiment negative sekecil apa pun dapat mendorong koreksi yang besar karena rendahnya kepentingan para big player untuk menjaga stabilitas harga saham-saham yang selama ini mereka distribusi.
Dalam grafik di atas kita melihat 2 contoh kondisi “dead cat bounce” yang terbukti menyebabkan koreksi besar beberapa saat kemudian. Kenaikan atau stabilnya indeks yang diiringi keluarnya dana asing merupakan sinyal yang buruk terhadap pegerakan IHSG.
Jika kita melihat data saham-saham yang paling banyak di akumulasi dan di distribusi asing dalam sejak tanggal 5 Juni dimana IHSG memulai kenaikannya terlihat bahwa saham-saham yang banyak diakumulasi adalah BBRI, ITMG, UNVR dan ANTM harganya naikrata-rata 15% dalam periode yang sama, sementara UNTR, BUMI, BBCA, HRUM, PTBA, dan ASII merupakan saham-saham yang paling banyak di distribusi dalam periode tersebut, namun di saat yang sama harganya tetap naik dalam masa distribusi ini.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa saham-saham Big Caps yang terlihat sudah cukup murah tampaknya belum keluar dari trend distribusi Big Player meskipun harganya mengalami rebound. Terutama saham-saham sector batubara yang terus mengalami tekanan jual seiring terus melemahnya harga batubara. Saham-saham yang mengalami akumulasi juga terlihat mengalami kenaikan yang terlalu cepat, memberikan sinyal bahwa kenaikan hanya untuk melakukan distribusi lanjutan, dan bukan merupakan awal terjadinya rally jangka panjang.
Prediksi kenaikan saham-saham ini yang saya posting pada report Trade With Us, dua minggu yang lalu terbukti benar, namun sekarang ini saya pesimis bahwa saham-saham di sector masih bisa terus nait dan menjadi motor yang akan bisa mengangkat indeks kembali ke level 4.000.
PREDIKSI IHSG SATU MINGGU KEDEPAN
Analisa di atas membuat saya pesimis bahwa IHSG akan menuju ke level di atas 4.000 dalam waktu dekat. Menurut saya:
Kemungkinan IHSG menyentuh level di bawah 3.800, lebih besar dari kemungkinan IHSG bergerak ke atas level 4.000.
Memang peluang Foreign Flow masuk pada minggu ini masih terbuka, namun jika masuknya dana asing terus diiringi dengan kenaikan indeks yang signifikan, maka sinyal bahaya masih akan terus menghantui pergerakan indeks. Dan mau tidak mau saya akan membatalkan analisa saya bahwa indeks akan bergerak ke level 4.200 an dalam July atau Agustus.
Saya percaya sinyal bullish yang sehat hanya akan terjadi jika investor asing melakukan akumulasi di saat yang sama, dan sampai saat ini tidak pernah ada trend kenaikan IHSG jangka mengengah yang disertai dengan trend distribusi oleh investor asing. Jadi menurut saya kemungkinan yang terjadi dalam 2 minggu kedepan hanyalah 2 hal.
GOOD SCENARIO
Skenario terbaik yang bisa kita harapkan adalah jika IHSG mengalami masa sidewasy paling tidak dalam 1 bulan kedepan dimana kemungkinan indeks akan bergerak di kisaran 3.750 – 4.050 dan diiringi dengan masuknya dana asing ke IHSG dalam periode yang sama.
Jika ini terjadi kemungkinan indeks akan bergerak sesuai prediksi, bahwa dalam waktu dekat kemungkinan indeks akan bergerak ke level di bawah 3.800 akan lebih besar daripada kemungkinan indeks mengalami kenaikan ke level di atas 4.000. Hal ini mungkin tidak menarin untuk jangka pendek, namun akumulasi asing dapat menjadi fondasi yang mendukung potensi kenaikan IHSG sampai akhir tahun.
BAD SCENARIO
Jika indeks masih terus naik dengan cepat atau mengalami sideways di kisaran 3.850 – 4.000, yang terus disertai dengan distribusi investor asing seperti yang terjadi dalam 2 minggu terakhir. Hal ini memang menarik dalam jangka pendek, namun peluang terjadi koreksi besar lanjutan ke level 3.600 jauh lebih besar. Kenaikan lanjutan dari level penutupan minggu lalu dapat menjadi kenaikan yang diiringi oleh bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Melihat 2 kemungkinan tersebut saya merasa scenario apa pun yang terjadi level harga saat ini sudah cukup mahal untuk jangka menengah, jadi sebaiknya kita mengurangi posisi kita di market, saham-saham yang sedang hot seperti saham-saham pakan ternak seperti CPIN, dan JPFA juga Bhakti Group memang masih menarik untuk trading, scenario apa pun yang akan berjalan minggu ini.
Ikuti Workshop Bandarmology di Bandung , tanggal 7 Juli 2012. Info lebih lanjut click disini.
Bergabunglah dengan kami dan dapatkan rekomendasi TRADE WITH US setiap minggunya.
Have a productive week everyone….
Quote of The Day:
Pick your battles wisely. Don’t quibble over things that don’t really matter. Spend your time on what’s really important.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
2 comments
saya setuju soal akumulasi ini..
dr minggu lalu hingga sekarang saja bingung mengapa indeks di tutup naik signifikan tetapi saham2 big cap ditutup turun tajam seperti UNTR…
saya pikir sbg contoh UNTR akah mengalami rebound jika sudah terkoreksi cukup dlm tetapi nyatanya masih mengalami penurunan…
tetapi saya ingin tny jikalau indeks ditutup naik oleh sentimen postif dr eropa ataupun as mengapa pihak asing melakukan distribusi saham2 big cap ???
dan lagi yg anda mksud ” namun jika masuknya dana asing terus diiringi dengan kenaikan indeks yang signifikan, maka sinyal bahaya masih akan terus menghantui pergerakan indeks.” ini bisakah lbh dijelaskan ??
dr EW harga sudah hampir dititik akhir wave 2 dan akan memasuki wave 3 yg merupakan gelombang terpanjang…indeks skrng mungkin cocok hanya untuk jangka pendek tetapi saham2 konsumsi menjelag lebaran mungkin bisa menjd market mover..
mohon infonya…
” tetapi saya ingin tny jikalau indeks ditutup naik oleh sentimen postif dr eropa ataupun as mengapa pihak asing melakukan distribusi saham2 big cap ??? ”
Pertanyaan yang sama juga saya miliki, selama ini yang saya perhatikan akumulasi Asing di saham-saham big caps dilakukan sebelum trend bullish itu terlihat kuat, bahkan umumnya ketika market masih menunggu kejelasan, namun yang terjadi sekarang sebaliknya. Tampak tidak ada niat investor asing untuk mengakumulasi saham, dan menggunakan berita positif untuk jualan.
“dan lagi yg anda mksud ” namun jika masuknya dana asing terus diiringi dengan kenaikan indeks yang signifikan, maka sinyal bahaya masih akan terus menghantui pergerakan indeks.” ini bisakah lbh dijelaskan ??”
Jika indeks naik signifikan, namun harga juga naik signifikan maka jumlah dana yang masuk tidak akan besar, indeks bisa saya sudah kembali ke level 4.200 dengan jumlah dana asing yang masuk di bawah 3T. Kenaikan indeks seperti itu memiliki fondasi yang lemah, dan sangat rawan terhadap koreksi, ketika investor ritel sudah terlena dengan euforia market.
Contoh Fondasi IHSG yang kuat sering saya bahas pada kuartal pertama dan awal2 kuartal kedua tahun ini.
Semoga membantu
Regards
Argha