Di akhir bulan Maret ITMG mengumumkan rencana perusahaan melakukan aksi buyback untuk memanfaatkan penurunan harga saham yang dikatakan emiten sudah di luar kewajaran, dan tidak menggambarkan kondisi fundamental perusahaan. Berikut ini potongan dari keterbukaan informasi yang diberikan manajemen kepada pihak bursa :
Di akhir minggu lalu ITMG melaporkan kepada BEI bahwa perusahaan akan melaksanakan Program buyback yang akan dilaksanakan selama 3 bulan dari hari Jumat lalu 26 Feb sampai 25 Mei 2016, jumlah dana yang dialokasikan untuk aksi buyback ini sebesar 1.3 Triliyun atau sebanyak 112.992.500 lembar saham. Selain itu Perusahaan juga menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melakukan proses buyback dalam periode yang ditentukan.
Berita di atas terlihat sangatlah positif, dimana terdapat dana yang sangat besar (1.3 T) untuk membeli saham ITMG dalam periode yang sudah ditentukan, oleh sekuritas yang sudah ditentukan.
Berita ini bahkan kami anggap ‘terlalu positif’ sehingga setelah berita ini keluar kami langsung memposting meengenai ‘Hati-hati Jebakan buyback ITMG’ karena kami tidak percaya bahwa proses buyback (kalau pun benar terjadi) akan terjadi seperti yang tertulis di atas. Menurut penelitian kami proses Bandarmologi umumnya jauh lebih complex dari itu, karena jika sesederhana itu pasti akan jadi bulan-bulanan semua pihak lain di bursa yang akan ikut memanfaatkan momentum buyback ITMG, dan harga ITMG pun akan terbang karena semua pihak ingin membeli dan tidak ada yang mau menjual.
Fast Forward 1 bulan setelahnya seharusnya harga ITMG sudah melonjak tinggi, karena idealnya 1/3 dari dana buyback sudah mengalir di bursa, dimana Danareksa Sekuritas paling tidak sudah tercatat sebagai net buyer sebesar 400M sampai saat ini.
Namun mari kita lihat perkembangannya :
Dalam grafik di ata kita bisa melihat pergerakan ITMG dimulai dari awal periode buyback yang ditentukan sampai penutupan kemarin, secara keseluruhan harga ITMG hanya naik di hari pertama dan cenderung turun setelahnya. Setelah posting kami yang memperingatkan ‘resiko jebakan buyback’ di awal bulan harga ITMG terus terkoreksi terbatas.
Dari sudut pandang Foreign Flow kondisinya jauh lebih buruk dimana investor asing terus melakukan aksi jual hampi setiap hari membuat indicator Foreign Flow di saham ini terus bergerak turun dalam sebulan ini. Hal ini sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena memang yang ditunjuk melakukan pembelian adalah sekuritas lokal (OD)
Jadi memang untuk mendeteksi aksi buyback tersebut kita tidak bisa menggunakan aksi analisa Foreign Flow, namun analisa Bandarmologi. Mari kita analisa dari sudut pandang Bandarmologi
Dalam tabel di atas kita bisa melihat perpindahan kepemilikan antara broker net buyer dengan broker net seller. Dari sisi penjual broker – brole asing mengisi 8 dari 10 besar broker penjual ITMG dalam periode buyback ini, dipimpin oleh CitiGroup yang menjual 67 ribu lot. Jika buyback benar – benar dilaksanakan idealnya Danareksa (OD) menjadi top buyer dalam sebulan ini, namun anehnya danareksa hanya menduduki peringka ke 8 dengan total pembelian hanya sebesar 8.400 lot, bahkan 3 sekuritas Asing membeli lebih banyak dari Danareksa dalam 3 hari ini ( JP Morgan, Credit suisse dan CLSA) lebih aneh lagi 2 sekuritas yang dipenuhi investor ritel seperti kita YP (Daewoo) dan PD (IPOT) bahkan membeli lebih banyak dari Danareksa.
Jadi sekilas kita bisa melihat bahwa meskipun berita buyback tersebut adalah berita resmi dan bukan rumor, namun kenyataannya masih sangat jauh dari yang diskenariokan sebelumnya. Buyback sebesar 1.3T oleh Danareksa Sekuritas, dalam sejak tanggal 26 Februari s tidak terlihat realisasinya sama sekali dalam 1 bulan pertamanya.
APA YANG TERJADI ?!
Mari kita lihat lebih dalam dari dokumen yang diberikan oleh manajemen ke bursa.
Dalam dokumen di atas dikatakan Perseroan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya sebesar 1.360 M, dengan kata lain bisa lebih sedikit atau jauh lebih sedikit, jika melihat dari transasi danareksa sekuritas saja dana yang digunakan baru sebesar 5M dalam 1 bulan pertama dari total 3 bulan yang direncanakan.
Dalam bagian ini dikatakan Perseroan ‘Menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melakukan Pembelian Kembali” menurut pengertian kami hal ini tidak secara otomatis bahwa dana yang di alokasikan akan dibeli oleh Sekuritas OD, tapi lebih mengatakan bahwa pihak Danareksa ditunjuk sebagai pemimpin project buyback ini, dari broker mana masuknya aliran dana buyback bisa macam-macam. Jika melihat broker Top Buyer di atas, kemungkinan DR (RHB) dan CC (Mandiri) justru menjadi saluran utama masuknya dana buyback dengan komando dari Danareksa, hal ini perlu dilakukan agar proses buyback tidak secara otomatis ditunggangi oleh pihak-pihak lain.
Jika kita mempelajari aksi buyback besar sebelumnya yang dilakukan oleh BBRI, kita melihat ada pola Foreign Flow yang kurang lebih sama. Dimana harga cenderung bergerak flat, namun dana asing terus keluar di saham ini dalam periode buyback tersebut.
Analisa lebih lengkap mengenai proses buyback BBRI sebelumnya pernah kami bahas disini.
KESIMPULAN
Mempelajari beberapa fakta di atas kita mendapati bahwa aksi buyback yang sebenarnya adalah persetujuan jual beli antara investor asing dengan pihak emiten di kisaran harga tertentu, itu sebabnya ketika aksi buyback dilaksanakan investor asing bukannya memanfaatkan untuk mengangkat saham yang bersangkutan namun memilih untuk melakukan aksi jual besar-besaran dan pihak emiten menjaga harga tersebut di kisaran harga yang disepakati dengan dana segar yang tersedia.
Untuk kasus ITMG sendiri sepertinya kita tidak bisa terlalu berharap akan terjadi kenaikan besar di saham ini dan dimotori oleh Danareksa, dan kita juga tidak bisa mengharapkan seluruh dana yang dianggarkan akan digunakan dalam periode 2 bulan yang tersisa. Pergerakan harga pun kemungkinan akan bergerak flat atau mengikuti pergerakan saham – saham batubara lainnya.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market