Setelah berhasil menembus level 6.000 bulan lalu, IHSG tampak sedikit kehilangan arah… Karena memang setelah IHSG berada di 6.000an bahkan para analis-analis yang selama ini optimis pun cukup bingung menentukan sampai sejauh mana IHSG akan melanjutkan kenaikannya, terutama karena IHSG memang sudah terus naik sejak awal tahun, dan sulit membayangkan sampai kapan IHSG akan terus naik. Apalagi jika kita melihat tidak ada hal luar biasa yang terjadi di dalam negeri dalam 8 bulan terakhir ini. Dari sisi mikro, era ‘disruptive economic’ banyak mempengaruhi bisnis-bisnis ritel, dan bisnis kecil menengah. Dari sisi makro, Ekonomi memang masih bertumbuh, namum awal bulan ini kita juga melihat bahwa GDP Indonesia gagal memenuhi target konsesus para Analis. Artinya sejauh ini bisa dikatakan tidak ada ‘alasan’ untuk IHSG terus bergerak naik dan mencetak record tertingginya.
Dari sisi Foreign Flow, inflow dana asing yang membawa IHSG menembus level 6.000 sejak bulan Oktober sampai awal November ini pun terlihat sudah mulai keluar lagi. Outflow ini membuat IHSG semakin tidak mempunya tenaga untuk bisa melanjutkan kanaikannya.
Jika kita mleihat grafik Foreign Flow IHSG di atas kita bisa melihat bahwa sejak minggu lalu, efek aksi jual asing di IHSG sudah mulai terlihat di IHSG, dengan sempat berhasil turunnya IHSG ke bawah level 6.000, sebelum kembali mengalami rebound dalam 2 hari terakhir.
Secara total dana asing yang keluar di IHSG sejak awal masa prfoti taking asing 2 minggu yang lalu sudah sebesar 2.5 Triliun, jdalam grafik di atas kita bisa melihat jumlah dana asing yang keluar sudah hampir setengah dari dana asing yang masuk dari awal Oktober yang digunakan asing untuk mengerek IHSG ke 6.000an.
Meskipun secara Fundamental dan Foreign Flow IHSG saat ini terlihat sudah kehabisa tenaga untuk naik, namun menjelang akhir tahun IHSG masih memiliki satu kartu andalan yang dipercaya akan mengerek naik IHSG, yaitu rally menjelang akhir tahun, atau yang biasa disebut Window Dressing.
Sejarah membuktikan bawah Efek Window Dressing yang selalu terjadi di akhir tahun ini umumnya lebih kuat dibandingkan dengan efek Foreign Flow IHSG atau sentimen-sentimen dalam negeri. Menjelang bulan Desember kami akan membahas mengenai efek Window Dressing terhadap IHSG, dan bagaimana strategi untuk memanfaatkannya.
PREDIKSI IHSG MENJELANG BULAN DESEMBER
Karena efek Window Dressing baru terjadi di bulan Desember, maka kita masih memiliki waktu 2 minggu di bulan November ini, dimana indeks tidak akan terpengaruh efek akhir tahun tersebut, dan jika kita melihat kondisi IHSG secara Foreign Flow, kita melihat ada potensi yang cukup besar IHSG akan terkoreksi di minggu ini, kemungkinan akan kembali support testing di level 6.000 atau mungkin sedikit turun kebawahnya.
Kenaikan IHSG 2 hari terakhir juga terlihat cukup lemah dan hanya merupakan Mark Up, dimana pada hari Kamis ketika IHSG naik cukup besar, tidak ada inflow dana asing, dan di hari Jumat IHSG dibuka Gap Up, namun ditutup membentuk candle yang mengindikasikan reversal di disertai outflow cukup besar pada hari yang sama.
Jadi kami menyarankan jika anda tersbiasa trading saham-saham bluechip yang memiliki korelasi besar terhadap IHSG, sebaikanya di awal minggu kita mengurangi posisi kita sambil wait and see dulu. Karena dengan range IHSG yang sempit seperti sekarang, strategi Sell on Resistance dan Buy on Support umumnya menjadi yang paling menguntungkan.
Selain itu ‘tarikan akhir tahung’ pun kemungkinan akan lebih menyenangnkan dan terasa jika IHSG terkoreksi dulu ke bawah 6.000 sebelum memasuki bulan Desember ini…
Sebagai tambahan kami lampirkan 10 saham yang memiliki korelasi paling besar terhadap pergerakan IHSG dalam 100 hari terakhir, berdasarkan perhitungan Team Creative Trader.
- BMRI
- BBCA
- BBRI
- BBNI
- INTP
- TARA
- JSMR
- UNTR
- UNVR
- INKP
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market