Baca terlebih dahulu Bagian Pertama dari Analisa Bandarmologi TRAM
Kejatuhan harga TRAM ternyata berlangsung lebih cepat dari dugaan, Bandar saham ini kembali melanjutkan aksi cut loss besar-besaran mereka dalam perdagangan kemarin, fakta ini semakin mendatangkan kekhawatiran karena market maker saham ini tampaknya terus melakukan aksi jual rugi selagi masih banyak investor ritel yang berminat membeli saham ini. Dari pemantauan kami di berbagai sosial media sepertinya jumlah investor ritel yang menjadi korban di saham sangat besar.
Harga TRAM tutup di harga 75 dalam perdagangan, dan sama seperti yang terjadi di kasus kejatuhan luar biasa di saham-saham yang lain, kata ‘investasi jangka panjang’ di saham TRAM mulai muncul si berbagai sosial media. Banyak yang mengatakan bahwa saham ini sudah sangat murah dan sangat baik untuk investasi jangka panjang. Untuk itu kami melihat sekilas apakah asumsi tersebut benar adanya.
FUNDAMENTAL TRAM
Dengan analisa rasio keuangan sederhana, dari laporan keungan kuartal 3 2014 lalu, maka didapatkan estimasi net profit TRAM pada laporan keuangan akhir tahun 2014 adalah 7.6 rupiah per lembar saham, dan jika kita dibandingkan dengan harga penutupan kemarin di 75 rupiah maka kita dapatkan PER TRAM ada di kisaran 9.8 kali. Jika kita mengasumsikan akan ada penurunan income di kuartal keempat maka kemungkinan besar PER TRAM di harganya saat ini masih di ata 10x.
Jika kita bandingkan dengan saham SOCI yang juga bergerak di sector yang sama, dengan estimasi income 2014 ini per SOCI juga 10x, artinya jika membandingkan PER saham SOCI dan TRAM sama ‘murahnya’. Bedanya TRAM sedang dilanda begitu banyak masalah yang bukan mustahil akan menghancurkan perusahaan ini.
Melihat data keuangan tersebut kami mengasumsikan saham TRAM murah bukanlah karena laporan keuangannya, melainkan penurunannya yang dalam waktu 3 bulan turun dari 1900 sampai ke level 75, penurunan itulah yang kemungkinan membuat para investor menganggap saham ini secara fundamental sudah sangat murah. Sebagai catatan jika harganya saat ini masih di 1900 maka estimasi PER TRAM adalah 248 kali. Artinya jika anda membeli saham TRAM di harga 1.900, dan diasumsikan keuntungan perusahaan akan terus sama di kisaran 7.6 rupiah per lembar saham, maka dibutuhkan waktu 248 tahun untuk dapat kembali modal di saham ini, jika seluruh net profit perusahaan ini dibagikan pada pemegang saham.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah : Bagaimana mungkin satu saham yang hanya dalam beberapa3 bulan bisa kehilangan 96% dari nilainya diperdagankan dengan PER 248 x ?! Apakah bandar saham ini begitu ‘bodoh’ sehingga mau membeli sahamnya di harga yang begitu mahal, dan sekarang melakukan cut loss dengan kerugian sekitar 90% dari modalnya ?!
PERGERAKAN MISTERIUS SAHAM TRAM
Dalam grafik di atas kita dapat melihat pergerakan harga sejak pertengahan 2011 sampai sekarang, kita dapat melihat harga TRAM naik dari 500an sampai ke level 1900. Namun hal yang lebih menarik adalah jika anda melihat volume perdaganan di saham ini, kita melihat adanya volume kecil dan relative stabil sejak tahun 2011 sampai tahun 2014 sebelum sahamnya di suspend.
Namun jika anda menganggap bahwa saham ini bukan saham yang liquid dalam periode 2011 – 2014 tersebut, TRAM adalah salah satu saham paling liquid di bursa sepanjang tahun 2012 – sebelum sahamnya di suspend rata-rata perdaganan harian saham ini mendekati level 200 Milyar setiap harinya. Angka ini sangatalah besar karena jika anda ingat dalam periode tersebut hampir tidak ada tidak ada investor ritel yang membahas atau membeli saham ini, meskipun harganya terus bergerak naik dengan value transaksi yang sangat besar.
Pada grafik di bawah kami merubah volume transaksi menjadi value transaksi dalam rupiah, dalam grafik ini kita bisa mendapat bayangan seberapa liquidnya saham TRAM sebelum di suspend. Seperti kita lihat dalam perdaganan kemarin total transaksi TRAM hanya 66M, padahal kita tentunya masih ingat bahwa kemarin perdaganan TRAM bisa dibilang mendominasi running trade, namun meskipun demikian total rupiah yang berputar di saham ini kemarin hanya 1/5 dari total transaksi rata – rata beberapa bulan terakhir sebelum di suspend yang sebesar 300M setiap hari.
Fakta ini membawa kita ke pertanyaan selanjutnya, siapakah yang melakukan Jual – Beli saham TRAM kita masa bullishnya dari 2011 – 2014 lalu ? Karena tentunya kita masih ingat bahwa saham ini dalam periode tersebut kita tidak banyak melihat TRAM di running trade, dan hampir tidak ada investor ritel yang ikut menikmati kenaikan saham ini.
TRANSAKSI SEMU
Untuk menjawab pertanyaan di atas maka kita akan masuk ke dalam Analisa Bandarmologi di saham ini. Analisa pertama yang akan kami tunjukan adalah dengan melihat siapa saja TOP BUYER dan TOP SELLER di saham ini. Sejak awal tahun 2012 sampai di hari terakhir perdaganan sebelum sahamnya di suspend. Top Buyer saham ini sepanjang periode tersebut menggunakan broker MU ( Minna Padi) dengan jumlah pembelian senilai 11.6 Triliyun. Posisi selanjutnya ditempati oleh SM ( Millenium Danatama) dengan jumlah pembelian senilai 8.5T. Sementara TOP SELLER ditempati oleh DH ( Sinarmas) dengan jumlah penjualan 12.5 Triliyun dan HD ( Hd Capital) sejumlah 10.2 T.
Yang menarik adalah kita dapat melihat bahwa sekuritas-sekuritas lokal mendominasi transaksi di saham ini, tidak terlihat adanya aktivitas investor asing di saham ini, rasio dana asing di saham ini kurang dari 2% dari total transaksi. Fakta ini menjadi lebih menarik karena seperti kami gambarkan dengan garis warna warni di atas kita melihat bahwa dari list 10 Sekuritas Top Buyer dan 10 Sekuritas Top Seller, 9 di ataranya adalah sekuritas yang sama. Artinya selama hampir 2 tahun perdaganan hanya ada tukar menukar barang antara 9 sekuritas yang sama, dan umumnya didominasi oleh sekuritas yang kurang populer bagi investor ritel. Jadi bisa dibilang investor asing dan ritel tidak banyak mengikuti ‘permainan’ saham ini dalam periode tersebut.
Hal ini juga yang menjelaskan mengapa dalam 2 tahun tersebut TRAM sangat jarang muncul pada running trade, karena volume perdaganan per transaksi sangatlah besar bisa mencapai 2 M per transaksi jadi meskipun value transaksinya sebesar 300M, TRAM hanya 150 kali muncul di running trade dalam hari tersebut.
Ada dua hipotesis yang bisa kita bangun dari fakta ini :
Pertama : PERANG BANDAR
Sedang terjadi perang Bandar sehingga transaksi yang terjadi sangat besar karena jika para raksasa bertarung, persejataan yang ditembakan tentunya tidak kecil seperti yang terjadi jika investor ritel yang bertarung. Dan secara kebetulan saja ‘Bandar Asing’ tidak ikut dalam pertarungan ini dan secara kebetulan juga bandar tersebut menggunakan sekuritas yang persis sama.
Kedua : HANYA TERJADI OPER MENGOPER BARANG OLEH BANDAR YANG SAMA
Di antara 9 sekuritas kemungkinan hanya terjadi oper mengoper barang, dalam jumlah yang sangat besar hal itu digunakan untuk mengerek harga dan menjaga liquiditas saham ini, sehingga harganya bisa naik tanpa banyak menarik perhatian investor ritel, dan juga menjelaskan mengapa volume perdaganan (dalam lot) saham ini hampir sama jumlahanya setiap hari, sesuatu yang tidak akan pernah kita lihat di saham normal dimana volume akan sangat berfariasi tergantung kondisi market dan sentimen di saham tersebut.
Saya akan membiarkan anda memutuskan, apa yang sebenarnya terjadi di saham ini dalam periode tersebut, dan jika anda belum menangkap APA ALASAN DARI PERGERAKAN MISTERIUS TERSEBUT, jawabanya ada di salah satu kasus yang menyebabkan kejatuhan saham ini.
Semoga Berguna….
[follow_me]
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market