Jika anda sering mendengar ulasan para analis saham baik di media online atau di televisi, atau anda sering membaca buku-buku atau mengikuti seminar tentang saham terutama yang membahas analisa fundamental atau technical, maka anda akan sering mendengar istilah-istilah seperti :
“Follow The Market” atau “Don’t Fight The Market”
Jika anda baru belajar saham, dan masih tergolong investor yang lugu, sangat wajar jika anda percaya – percaya saja dengan ‘nasihat’ di atas, tanpa banyak mempertanyakannya. Apalagi karena quotesnya pakai bahasa Inggris dan dikatakan oleh analis, yang sering kali punya gelar panjang, jadi anda akan percaya-percaya saja.
Tapi tahukah anda jika anda adalah seorang trader/investor, anda akan menyadari bahwa quotes di atas TIDAK ADA GUNANYA SAMA SEKALI untuk anda.
Prinsip-prinsip seperti Follow The Market atau Don’t Fight The Market hanya berlaku untuk para analis atau penulis buku. Kita tahu para analis digaji untuk menjadi komentator pergerakan harga saham, dan memberi rekomendasi beli untuk nasabah-nasabah sekuritas tempatnya bekerja, jadi wajar jika pemikiran para investor yang masih baru sering kali terjebak dalam pola pikir para analis.
Sayangnya pada kenyataannya mayoritas dari Analis tidak trading, bahkan dilarang untuk trading saham, jadi sangatlah bisa dimaklumi kalau mereka tidak mengerti tentang realita sebenarnya dalam trading saham. Saya sangat percaya kalau analis-analisa tersebut adalah orang-orang baik yang punya tujuan yang baik dengan memberi nasihat-nasihat seperti tertulis di atas, namun mereka sendiri kemungkinan tidak sadar bahwa nasihat-nasihat tersebut tidak ada gunanya sama sekali, jika diberikan kepada kita yang benar-benar terjun ke market untuk trading saham, dan bukan untuk menjadi komentator pergerakan harga seperti mereka.
Bagi anda-anda yang terlanjur percaya dengan nasihat nasihat seperti Follow The Market atau Don’t Fight The Market atau istilah-istilah sejenis lainnya, bisa saja anda akan sedikit tersinggung, dan mempertanyakan perkataan saya di atas, namun biarkan saya menjelaskannya dalam beberapa paragraf kedepan. Karena saya yakin jika anda benar-benar trading saham, anda pun akan setuju dengan apa yang saya katakan di bawah.
Istilah Follow The Market atau Don’t Fight The Market memang terdengar bijak, namun sama sekali tidak bisa kita aplikasikan dalam trading, karena pada kenyataanya Market bukanlah sesuatu yang bisa kita ikuti. Bahkan jika anda berbicara kepada orang yang masih bersih dan belum mendapat doktrin-doktrin yang salah tentang market, anda akan jadi bahan tertawaan bagi mereka jika anda mengatakan anda mau follow the market.
Kalau anda mau follow the market, maka pertanyaanya adalah market itu siapa ?! Market itu apa? Bagaimana cara mem-follownya ?
Karena kalau kita disuruh Follow The Teacher, maka kita akan mengikuti guru kita, kalau kita disuruh follow the cat, maka kita akan mengikuti kucing kita. Tapi kalau kita disuruh follow the market, maka siapa yang harus kita ikuti ?
Saya akan coba buat contoh lainnya. Anggaplah kita berada pada jaman perang dunia, ketika terjadi perang antara Inggris dan Jerman. Kita mendapat nasihat don’t fight the German, maka itu artinya kita disarankan untuk tidak berperang melawan bangsa Jerman, kalau nasihatnya don’t fight the Britain’s artinya jangan berperang melawan orang Inggris. Tapi kalau nasihatnya don’t fight the war tentunya bangsa manapun akan bingung. Karena anda tidak bisa berperang melawan ‘PERANG’ itu sendiri, anda hanya bisa berperang melawan Jerman atau berperang melawan Inggris.
Istilah don’t fight the market kurang lebih sama konyolnya dengan istilah don’t fight the war.
Karena pada akhirnya sama seperti war, market adalah tempat atau kondisi dimana sedang terjadi pertarungan antara pembeli dan penjual, di waktu yang sama ada yang membeli dan ada juga yang menjual.
Jadi kalau analis meminta kita untuk follow the market, maka pertanyaanya adalah kita harus follow yang mana ? Karena di waktu yang sama ada yang sedang membeli, dan ada juga yang sedang menjual, jadi kalau kita disuruh follow the market kita pasti bingung harus ikut yang sedang beli atau atau yang sedang jual ?
Lalu APA atau SIAPA yang sebenarnya yang sering disebut MARKET ?
Saya banyak membaca buku-buku saham dari luar negeri, dan menurut saya penjelasan paling masuk akal mengenai THE MARKET adalah penjelasan yang diberikan oleh Maha Guru Investasi dunia, Benjamin Graham, yang juga adalah mentor dari Warren Buffett.
Dalam bukunya The Intelligent Investor, Benjamin Graham banyak mengatakan tentang sosok yang disebutnya sebagai Mr Market, lalu siapa sebenarnya sosok Mr Market yang ditulis di buku tersebut ?
Sayangnya karena Benjamin Graham sudah meninggal dunia, maka kita tidak mungkin menanyakannya langsung pada beliau. Namun satu hal yang bisa sama-sama kita tahu, Benjamin Graham adalah investor yang terjun langsung di bursa saham, dia bukan analis atau wartawan yang bertugas meliput atau menjadi komentator pergerakan harga di bursa saham.
Jadi bisa dipastikan kalau beliau mengerti benar mekanisme transaksi di bursa saham. Dia pastinya mengerti kalau dia sedang membeli saham, maka di waktu yang sama ada orang lain yang menjual saham tersebut ke dia. Jadi sudah pasti dia akan menganggap market sebagai sebuah tempat pertarungan, atau medan perang, bukan sesuatu yang bisa diikuti.
Itu sebabnya dalam bukunya dia banyak mengatakan dia membeli saham dari Mr Market, atau dia menjual saham ke Mr Market. Artinya Mr Market yang dia maksud itu manusia, bukan harga saham apalagi bentuk-bentuk candlestick.
Dalam buku The Intelligent Investor ada banyak sekali penjelasan mengenai Mr Market dari berbagai sudut pandang, namun menurut kami yang paling jelas menggambarkan identitas Mr Market, ditulis Benjamin Graham dalam kalimat di bawah :
Mr. Market creates ups and downs in stock prices all the time, and prudent fundamental investors are unfazed by them since they are looking at the larger, long-term picture
Jadi dalam statement di atas dengan jelas dikatakan Mr Market adalah sosok yang menciptakan pergerakan harga, dan bukan pergerakan harga itu sendiri. Jadi Benjamin Graham percaya terlepas dari siapa sebenarnya Mr Market, tapi dialah yang membuat harga saham di bursa Amerika bergerak, all the time.
Fakta ini sangat menarik, karena jika anda sudah belajar mengenai Ilmu Bandarmologi anda akan menyadari, apa yang dikatakan Ben Graham dalam bukunya di atas sama persis dengan yang kami selalu ajarkan dalam Ilmu Bandarmologi.
Kami selalu mengatakan :
Bandar adalah orang (atau sekumpulan) orang yang mengatur pergerakan harga saham, orang yang membuat harga saham naik, dan yang membuat harga saham turun.
Jadi dari perkataan Benjamin Graham tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan kalau Mr Market yang dia maksud sebenarnya adalah Mr Market Maker alias Bandar. Karena pada akhirnya sekarang kita tahu hanya Mr Market, Mr Market Maker atau Bandarlah bisa menciptakan pergerakan harga di bursa saham, seperti yang dikatakan Benjamin Graham di atas.
Related : Sampai saat ini kurang dari 0.5% investor di Indonesia yang memahami cara membaca pergerakan Mr Market atau Bandar, jadi tidak heran sebagain besar Investor dan Trader Indonesia gagal, dalam trading, karena fokus mereka melawan Bandar, dan bukan mengikuti pergerakan mereka. Itulah pentinya seorang Trader mempelajari Ilmu Bandarmologi.
Masih terbuka kesempatan untuk anda yang ingin belajar secara mendalam mengenai Bagaimana cara mendeteksi pergerakan Bandar dan memanfaatkannya untuk keuntungan anda dalam Workshop Bandarmologi. Daftarkan diri anda segera dalam Workshop Bandarmologi selanjutnya
Jika kita memahami siapa sebenarnya Mr Market, maka tidak susah memahami prinsip Follow The Market karena yang sebenarnya dikatakan adalah Follow The Market Maker, maka statement tersebut tidak terdengar konyol lagi, bahkan sangat mungkin dilakukan. Karena Market Maker / Bandar adalah manusia yang bisa diikuti, dan dengan menggunakan Analisa Bandarmologi kita bisa belajar mendeteksi pergerakan mereka dan mengikutinya. Kalau Bandar beli, kita bisa ikut beli, kalau Bandar jual, kita bisa ikut jual.
Namun kita juga tahu bahwa Analisa Bandarmlogi adalah analisa yang relative baru, analisa yang diciptakan dengan proses mennganalisa jutaan data yang ada di bursa setiap harinya, seperti data Running Trade, Broker Summary, Peta Kepemilikan Saham, Foreign Flow, Antian, Bid-Offer dan lain-lain. Dan karena data tersebut tidak ada pada jaman Benjamin Graham, kita tahu dalam buku The Intelligent Investor, Ben Graham sama sekali tidak sedang membahas mengenai Analisa Bandarmologi.
Karena seperti sudah pernah kami jelaskan sebelumnya, Analisa Bandarmologi bukanlah satu-satunya metode yang bisa kita gunakan untuk mencari keuntungan di market. Kita juga bisa menggunakan strategi yang diajarkan dalam buku Intelligent Investor, yang notabene adalah strategi yang sama yang juga digunakan oleh Lo Kheng Hong, dan terbukti dengan menggunakan strateginya Benjamin Graham tersebut LKH berhasil mengalahkan Bandar saham BUMI, seperti yang sudah kami jelaskan dalam artikel Strategi Ampuh Lo Kheng Hong untuk Kalahkan Bandar Saham !! yang kami posting bulan lalu.
Hal lain yang bisa kita ambil kesimpulan adalah, buku The Intelligent Investor itu pertama kali dirilis tahun 1949, dan Benjamin Graham tidak pernah trading di bursa lain selain di bursa Amerika, artinya jika anda percaya terhadap hipotesis kami di atas, maka ini juga berarti sejak tahun 1949 lalu bursa saham Amerika sudah dikendalikan oleh sosok Mr Market yang setiap hari menaik-turunkan harga saham untuk keuntungan mereka.
Namun sayangnya karena Team Creative Trader hanya fokus mempelajari pergerakan Bandar di bursa saham Indonesia, jadi kami tidak bisa banyak berkomentar tentang aksi-aksi Mr Market dalam aktivitasnya menggerakan harga saham di Amerika.
Meskipun jika anda pelajari secara mendetail, dan mendengarkan apa yang dikatakan para trader-trader hebat atau para fund manager besar, mereka yang benar-benar terjun ke market di Amerika sebagai trader atau investor, dan bukan hanya analis. Anda akan sering menemukan potongan-potongan cerita yang menunjukan kalau mereka pun yakin kalau bursa saham Amerika juga dikendalikan oleh Market Maker.
Lalu bagaimana dengan Anda ? Apakah anda juga percaya kalau Bursa Saham Indonesia bukan satu-satunya bursa di dunia yang pergerakannya diatur oleh Bandar. Bahkan di bursa saham sebesar bursa Amerika Serikat pun ada sosok seperti yang digambarkan oleh Benjamin Graham, sosok Mr. Market creates ups and downs in stock prices all the time.
Atau anda percaya kalau Bursa Saham digerakan oleh sosok lain, orang lain, atau kekuatan yang lain, atau bahkan digerakan oleh komputer yang setiap hari di program untuk menaik-turunkan harga saham ?
Silahkan masukan pendapat anda pada kolom di bawah…
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
22 comments
Saya pertama kali membaca artikel yang ditulis Pak Argha beberapa bulan yang lalu, jujur awalnya saya cenderung mentertawakan apa yang ditulis dalam artikel-artikel bapak, karena perkataan bapak yang berbeda daripada yang lain.
Namun semakin saya baca, dan saya pikirkan, saya semakin sadar kalau ternyata bapaklah yang benar, harga saham tidak akan bisa bergerak kalau tidak ada kekuatan besar yang menggerakannya. Dan hanya BANDARlah yang punya kekuatan melakukan itu.
Ternyata inilah jawaban dari semua keanehan-keanehan yang ada di pikiran saya tentang bursa saham. Ironis saya baru sadar sekarang, padahal saya sudah trading selama 5 tahun.
Terima kasih untuk pencerahannya Pak Argha dan team CTS
Kalau saya percaya kalau bursa Saham di Amerika Serikat pun dikendalikan oleh Bandar, alias si Mr Market. Wong bursa kita saja Asing yang kendalikan kok. Tidak logis rasanya kalau mereka hanya mengendalikan saham di ‘Rumah Orang’, sementara di ‘Rumah sendiri’ mereka tidak kendalikan.
Jujur membaca artikel ini saya merasa BODOH SEKALI, selama ini saya percaya-percaya aja ketika mendengar nasihat You Have To Follow The Market. Padahal saya tidak mengerti sama sekali caranya gimana, dan saya yakin si orang yang ngajarin saya juga tidak mengerti. hahaha
Pantesan saya rugi terus di market, padahal selama ini udah invest banyak waktu dan uang untuk baca buku, dan ikut seminar-seminar saham…
Saya Percaya. Dan saya ikut workshop kali ini
Saya setuju dengan yang pak arga sampaikan dan juga yang tidak kalah penting “Kesabaran” sebagus apapun tool yang kita pakai.
Sabar kapan waktu yang tepat kita masuk.
Sabar untuk menunggu sahamnya naik meski sedang terjadi akumulasi (markdown).
Sabar kapan waktu yang tepat untuk jualan.
Ini pengalaman saya menggunakan tool MM
Sukses selalu buat CTS Team.
Ternyata konsep Bandar yang selalu dikatakan oleh Team Creative Trader bukanlah konsep yang baru di bursa saham, bahkan Benjamin Graham pun mengatakan hal yang sama 70 tahun yang lalu.
Ironis saya juga sudah membaca buku itu 2 kali, dan sama sekali tidak pernah mempertanyakan sosok Mr Market yang terus diulang-ulang di buku itu. Ternyata pikiran saya baru se-level analis yang tidak mengerti trading.
Kayaknya saya harus baca buku itu untuk ketiga kalinya… Terima kasih untuk artikenya yang sudah membantu menyadarkan saya Pak Argha.
Analisisnya bagus banget dan kena, Saya apresiasi dan akan berguru.
Saya juga sedang membaca dan mendalami buku The Intelligent Investor. Mungkin kita beda persepsi, namun menurut saya, Mr. Market yang dibahas di buku ini bukanlah bandar ataupun market maker.
Dalam tulisan Ben Graham. “Mr. Market lets his enthusiasm or his fears run away with him, and the value he proposes seems to you a little short of silly”.
Lalu dikomentari oleh Jason Zweig “… when stocks are going up, he happily pays more than their objective value; and, when they are going down, he is desperate to dump them for less than their true worth.” Lalu Jason memberikan contoh tindakan buy on high, sell on low by Mr. Market dalam saham Inktomi Inc.
Mr. Market yang dimaksud di sini adalah kumpulan kolektif para non-intelligent investor (not enterprising investor kalau pakai bahasanya Ben Graham). Karena sekumpulan investor ini hanya mengikuti apa kata media/analis/kata teman tanpa menganalisa sendiri, maka kecenderungannya adalah membeli saat harga mahal, dan menjual saat harga murah.
Menurut saya bandar tidak akan bertindak layaknya dekripsi Mr. Market. Sesuai ilmu dari Creative Trader bandar akan membeli saat harga murah dan menjual saat harga mahal, bahkan dia yang akan menggerakkan cycle tersebut. Mr. Market bisa disebut korbannya bandar.
Satu lagi, quote di foto itu bukan quote Benjamin Graham, namun quote dari Jason Zweig (page 215).
“Follow the Market” . Sesungguhnya penting bagi kita untuk mencari tau makna tersirat dr kata Market itu sendiri. Saya sendiri sebagai seorang trader newbie,dulu memaknai kata Market dlm kutipan tersebut sbg news, rekomendasi analisis atau grup2 yg kebanyakan ritel. Namun setelah banyak membaca artikel Creative trader saya mulai terbuka pikiran, bahwa yg lebih penting kita “follow” adalah Big Player ( bandar). Terimakasih buat Pak Argha dan tim CTS 🙏
Ini artikel yang BODOH, dan terlihat penulisnya juga BODOH karena meskipun baca buku Intelligent Investor, namun tidak mengerti apa-apa.
Saya tegaskan : Mr Market yang dikatakan oleh Benjamin Graham di bukunya itu BUKAN MANUSIA, jadi tidak bisa anda hubung-hubungkan dengan BANDAR !!
Para pembaca mohon jangan tertipu…
Terus kalau Mr Market itu BUKAN MANUSIA, seperti yang bapak katakan, jadi MR Market itu siapa pak ?
Komputer atau jangan-jangan setan… wkwkwk
Karena setahu saya hanya manusia yang bisa menggerakan harga saham, setan nggak bisa…
kalo ngga setuju ya ngga apa2 Pak, tapi jangan merasa paling pintar dan membodoh2kan orang. Ngga perlu komen jelek, tapi berikan argumen kenapa Bapak tidak setuju.
Dewasa itu pilihan, Tua itu pasti………
Semoga Bapak sudah lebih berhasil dari si Penulis ini, dan mau memperkenalkan diri baik tulisan maupun karya Bapak, jadi kami dan semua pembaca disini bisa mengagumi Bapak.
Orang yang mengata-ngatai orang lain BODOH, biasanya dia TIDAK LEBIH PINTAR dari yang dia kata-katai bodoh. Bahkan lebih BODOH dari kebanyakan orang.
Simple aja. Kalau nggak setuju, ngapain jg ikuti artikel dari creative-trader.com? Nggak usah dibaca aja artikel ini Mr.T. Segera cari analis saham yg cocok dg bpk. Gitu aja kok repot heheheee..
Sebenarnya apa sih definisi bandar. Bagaimana kalau pergerakan suatu saham itu karena asing… kita sebut dibandari asing. Kalau lokal kita sebut dibandar lokal. Bagaimana kalau digerakkan oleh ritel apa kita sebut bandar ritel. Apakah untuk bandar ritel kita sebut dibandari ritel?;Karena analogi bandar di dalam analisa disini dianalogikan sebagai kekuatan non ritel yang bisa menggerakkan pasar…. kalau memang itu definisi bandar maka akan sangat berbeda dengan apa yg disampaikan oleh Benjamin Graham karena ritelpun bisa menjadi mr. Market. Kalau memang didalam analisa bandarmologi kekuatan ritel juga bisa dianggap bandar. Maka mungkin analisa bandarmologi ini sebenarnya ya analisa market… cuma mungkin bahasa kerennya aja jadi bandarmologi. Semoga tukar pikiran ini bisa ikut membantu semuanya….
Saya jg membaca inteligent investor…. Sebnernya mr market tdk menunjuk pada satu individu namun menunjuk pada semua pelaku pasar secara kolektif…. Ingat pelaku pasar pada umumnya irasional karena dipengaruhi oleh fear and greed…. Oleh sebab itu dalam jangka pendek, pergerakan harga saham seringkali tdk menunjukkan fundamental sebenarnya dri perusahaan tersebut… Maka dri itulah kita sbgai investor cerdas hrs bisa memanfaatkan situasi itu… yaitu Membeli ketika harga sedang hancur2nya krn mr market ( sebgian besar pelaku pasar) sdg pesimis dan menjual ketika mr market sdg euforia…. Jadi mr market adalah smua pelaku pasar baik itu ritel, institusi, ato bandar skalipun…. Ingat bandar jg bisa rugi… Ikut bandar pun tdk menjamin keuntungan…
Banyak istilah yang sering kita dengar contohnya Mr. Market/Market maker/Bandar/Big money dll. Apapun itu harga saham tidak akan berubah jika tidak ada yg beli atau tidak ada yg jual. Siapapun yg terjun ke dunia saham ujung-ujung nya pasti pengen untung, baik itu orang yg punya uang banyak atau pun uang sedikit. Logika nya jika kita punya uang kecil apakah bisa menggerakan harga saham? Beda lagi dengan orang yg punya uang dengan jumlah besar dia bisa naik turunkan saham sesuka hati yang penting ujung nya dia tetap bisa untung. Nah…kita sebagai ritel tentunya sangat susah jika melawan orang yg punya uang besar. Oleh karena itu di sarankan kita mengikuti pergerakan orang yg punya uang besara karena mereka lah yg bisa menggerakan harga saham naik atau turun.
Halo Semua…
Terima kasih untuk rekan-rekan yang sudah selalu setia membaca tulisan-tulisan di website kami…
Mohon maaf saya baru sempat memberi response terhadap rekan-rekan yang tidak sependapat dengan artikel di atas.
Saya menghormati response rekan-rekan semua, terutama bagi para fundamentalis pencinta aliran Benjamin Graham.
Saya hanya mau share sedikit pendapat saya tentang topik di atas, dalam bukunya Ben Graham menulis tentang How To Beat The Market,Mr Market atau Market Maker atau apa pun sebutannya, intinya orang tersebut ‘bertugas’ membuat harga saham naik dan turun all the time. Seperti kata Ben Graham.
Sementara artikel di atas membahas mengenai How Market Works.
Dalam bukunya Ben Graham banyak mengatakan tentang market yang irrational, tapi kita tahu kalau market tidak bisa disatukan, mengatakan Market Irrational sama seperti mengatakan PERANG KALAH, konyol mengatakan seperti itu, karena dalam perang ada yang menang dan ada yang kalah.
Begitu juga di market, kalau dikatakan marketnya irratioanal, pertanyaannya yang irrational adalah yang sedang beli atau yang sedang jual ? Karena market seperti mata uang, selalu ada 2 sisi. Tidak bisa dikatakan market irrational, karena kalau dianggap market irrational ketika harga saham sudah terlalu murah, maka yang sebenarnya disebut irrational itu SELLER, di saat yang sama BUYERnya berarti RATIONAL.
Ironisnya kalau ternyata harga yang sudah dianggap murah, namun harga sahamnya turun lebih dalam lagi, maka yang disebut rational itu yang JUALAN SEBELUMNYA. Yang beli lah yang disebut irrational.
Market itu seperti coin, selalu ada dua sisi, jadi sangat salah kalau kita menilai market sebagai satu kondisi, irrational, atau rational, dll.
Itulah yang tidak dijelaskan oleh Ben Graham, dan tidak disadari oleh banyak pembaca bukunya…
Karena pada akhirnya hanya BANDAR yang bisa menggerakan harga, kalau Ritel bisa menggerakan harga, maka saham-saham SEJUTA NYANGKUTERS seperti BUMI, BEKS, POSA, dll harusnya terbang tinggi semua harganya, karena adapuluhan ribu investor ritel di situ, dan semua berharap harganya naik. Namun karena hanya BANDAR yang menggerakan harga, jadi RITEL umumnya hanya bisa berharap dan menebak-nebak kapan BANDAR akan memutuskan untuk menaikan harga. Thats how the market works…
Sementara Ben Graham menjelaskan how to beat the Mr Market Maker, dengan cara memborong saham, ketika BANDAR menurunkan harga terlalu rendah, dan mengalahkan BANDAR dengan cara konsisten melakukan average down, dan sabar menunggu sampai puluhan tahun. Satu stretegi yang sudah kami bahas dalam artikel sebelumnya tentang bagaiman Lo Kheng Hong mengalahkan Mr Market di BUMI.
Well itu hanya komentar saya, silahkan dipertimbangkan saja dulu, lama kelamaan anda akan mengerti, atau mungkin memutuskan untuk tidak setuju. Itu hak anda… Saya sangat menghormatinya….
Sebenarnya tergantung marketnya.. hrs kita akui, ada market tertentu yg bisa dikendalikan oleh segelintir org ( market saham gorengan atau bhkan hampir smua saham di negara kita krna market kita msh dalam proses petumbuhan) tapi ada jg market terntu yg sdh sngt efisien hingga tdk bisa dikontrol oleh sgelintir org (forex market)… Contoh kasus kejatuhan sterling, bhkn bank sental inggrispun tdk bisa melawan “market” atau contoh kasus krismon di indonesia… Dimana kenaikan dollar tdk bisa ditahan oleh bank central kita…
Jadi mr market mnrt banjamin graham adalah smua pelaku pasar dalam market yg sdh “efisien”
Males.kerja benar, Pak Argha juga benar, masalah sudut pandang / framing nya saja. CTS selalu dengan framing bandarmologi, males.kerja dengan framing fundamental.
Analogi yang bagus market = war. Tapi saya rasa tdk bisa untuk hal rasional/ irasional seperti menang/kalah. Menang/kalah soal untung/rugi. Rasional/irasional di market sangat relatif, org msg2 punya karakter dan risk management yang berbeda2.
Keep writing & inspiring untuk CTS
Bandar = Mr. Market = The Secret Society oleh Wyckoff disebut sebagai “Composite Operator”.
saya tidak percaya tetang analisa candel ….
saya punya pertanyaan yg selama 20 tahun orang tidak bisa jawab dengan tepat atau masuk akal di saya.
1.siapa dibalik candel atau grafik yg bergerak
jelaakan cara kerja nya jika
a. orang atau pekerja yg bisa menyetel
b. robot /sistem
c. investor
d. bandar
e. sofware nya apa???
f . kenapatidak pernah ada berita bisa di hack
2. apakah ada rumus nya
3. teknikal atau fundamental yg paling mempengaruhi candel
4. kenapa stok saham yg tersisa tidak ditampilkan di market
dan masih banyak pertan nyaan sebenar nya.