Saham EXCL turun signifikan sepanjang minggu ini, kejatuhan harga saham ini cukup menjadi berita yang menghebohkan karena di’bumbui’ oleh 2 berita yang bertolak belakang dalam jangka waktu hanya 2 hari.
Pada hari Selasa pagi ini, kami mendapat informasi dari narasumber kami yang merupakan rangkuman dari report salah satu Analis ternama yang mencover EXCL, dan mengatakan meskipun penjualan turun tipis namun terjadi peningkatan laba bersih perusahaan yang didapat dari penjualan menara telekomunikasi milik perusahaan. Dan para pelaku pasar cenderung optimis terhadap coorporate action tersebut.
Namun anehnya sepanjang hari tersebut investor asing terlihat melakukan penjualan besar-besaran di saham EXCL, pada hari Selasa lalu asing tercatat melakukan NET SELL sebesar 53M, penjualan ini adalah penjualan terbesar investor asing dalam 1 hari, dalam 3 tahun terakhir.
Dalam Analisa Foreign Flow jika aksi net sell yang begitu besar memang selalu merupakan indikasi bahaya, apalagi jika berita tersebut dikeluarkan justru ketika ada berita positif, seperti yang terjadi di Saham EXCL hari selasa lalu.
Seperti bisa kita lihat dalam grafik di atas penurunan hari Selasa berlanjut pada perdagangan hari Rabu ini, dimana EXCL langsung dibuka dalam kondisi GAP DOWN, disertai aksi jual lanjutan investor asing. Dan di awal sesi 1 kemarin, kembali keluar berita di saham EXCL yang mengatakan bahwa 2 faktor penyebab penurunan EXCL antara lain :
- Penjualan yang terus turun
- Dan terjadi ‘kanibalisasi’ pasca merger dengan Axis
Sangat menarik bahwa 2 berita yang kurang lebih sama (pejualan turun dan penjualan asset) dapat memberikan view yang benar-benar berbeda hanya dalam jangka waktu yang berbeda 1 hari.padahal keduanya diambil dari report broker-broker kenamaan.
Di sisi lain kita juga bisa melihat bahwa Foreign Flow dapat membantu kita melihat berita dengan sudut pandang yang berbeda, berita positif yang diberikan pada hari Selasa justru merupakan tanda bahaya ketika di hari yang sama kita melihat Investor Asing justru melakukan aksi jual terbesarnya dalam 3 tahun terakhir. Dan pada hari selanjutnya ketika berita kedua keluar, dan disertai outflow yang bahkan lebih besar dari hari sebelumnya, semakin mengkonfirmasi adanya bahaya penurunan lanjutan yang cukup besar di saham ini dalam jangka pendek – menengah.
Hal lain yang menarik dibahas dari pergerakan asing di saham ini adalah inflow dana asing yang sebelumnya terjadi di saham ini sejak bulan Mei lalu. Seperti terlihat dalam Grafik Foreign Flow di atas, jumlah dana asing di saham ini terus bertambah dalam waktu 3 bulan sebelum terjadinya aksi panic selling minggu ini (ditunjukan dari curva orange di dekat candlestick)
Dan jika kita menghitung average akumulasi asing sejak awal bulan Mei sampai sehari sebelum aksi panic selling dimulai kita mendapatkan angka 3.601/ lembar dengan jumlah akumulasi sebesar 199M, dan dalam 3 hari terakhir masa panic selling sampai penutupan sesi 1 hari Kamis ini, total penjualan Investor Asing sudah sebesar 130M dengan average penjualan di 3.220. Artinya untuk setiap lembar saham yang dijual asing dalam 3 hari terakhir asing sudah rugi sebesar 381 rupiah, dan jika dikalikan jumlah saham yang dijual maka didapatkan kerugian sebesar 15M hanya dalam waktu 3 hari.
Jumlah ini adalah jumlah yang sangat besar untuk saham dengan liquiditas setara EXCL, dan juga merupakan tanda bahaya yang cukup besar, karena apa pun alasan yang ada di balik penjualan tersebut, aksi jual sebesar ini dalam waktu sangat singkat selalu merupakan indikasi bahaya penurunan yang lebih lanjut.
Related: Di akhir pekan ini kami akan mengadakan acara FOREIGN FLOW WORKSHOP ONLINE, dimana anda dapat mempelajari lebih dalam mengengai pergerakan Dana Asing dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan kita. Info lebih lanjut bisa dibaca disini.
PREDIKSI JANGKA PENDEK
Dari data KSEI yang dirilis akhir bulan lalu, kepemilakan Asing di saham ini sangat besar di kisaran 86%, dan kepemilikan investor ritel domestic seperti kita hanya 1.1% artinya ada kepentingan sangat besar di saham ini, dan meskipun investor asing ingin melakukan penjualan besar-besaran di saham ini, penjualan tidak bisa selamanya dilakukan dalam kondisi panic selling seperti yang terjadi dalam 3 hari terakhir, karena cepat atau lambat investor ritel akan kehilangan minatnya di saham ini jika sahamnya terus turun.
Artinya dalam jangka pendek kita bisa melihat asing akan melakukan AKSI MARK UP dimana harga naik, namun asing melanjutkan aksi jualnya di saham ini. Aksi ini umumnya akan meningkatkan minat investor ritel di saham ini, dan di sisi lain merupakan peluang untuk investor asing melanjutkan aksi jualnya. Namun tentunya ada resiko yang sangat besar di saham ini dalam jangka menengah, jadi bagi anda yang menarik memanfaatkan adanya peluang mark up asing tersebut, pastikan anda mengetahui bahwa sampai saat ini saham ini diprediksi akan melanjutkan penurunannya dalam jangka menengah, artinya kita hanya sedang mencari momentum ‘dead cat bounce’ di mana harga berpotensi ‘mantul’ sebelum turun lebih dalam di kemudian hari.
Satu hal lagi yang menurut kami layak diperhatikan, yaitu jika pergerakan seperti yang terjadi pada sesi ini, dimana harga tidak turun banyak, namun investor asing menjual dalam jumlah besar, berlangsung dalam beberapa hari kedepan, maka potensi terjadinya ‘mantul’ sesaat di saham ini akan terus menurun.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market