Sumber: Bareksa.com – Indonesia membutuhkan peningkatan eksplorasi minyak dan gas (migas) hingga tiga kali lipat dari aktivitas saat ini untuk mencukupi kebutuhan energi hingga tahun 2025.
Hal ini diungkapkan oleh Pri Agung Rakhmanto, Executive Director, ReforMiner Institute dalam acara Pertamina Energy Outlook, Rabu, 3 Desember 2014.
Perusahaan-perusahaan penunjang jasa migas akan memperoleh keuntungan jika kegiatan eksplorasi di Indonesia bertambah. Salah satunya adalah perusahaan perkapalan.
Ada beberapa perusahaan perkapalan yang bekerja mendukung sektor migas di Indonesia dan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Di antaranya PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), PT Trada Maritime Tbk (TRAM), PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Dan yang terbaru adalah PT Soechi Lines Tbk (SOCI), baru melantai di BEI pada tanggal 3 Desember 2014.
Tapi jika ditelaah lebih dalam dari kelima perusahaan kapal tersebut hanya tiga perusahaan yang berfungsi sebagai distribusi minyak sedangkan dua perusahaan lainnya lebih mendukung proses pengeboran.
Dalam hal ini, WINS dan LEAD merupakan emiten perkapalan yang mendukung pengeboran migas lepas pantai. Mereka menyediakan jasa kapal kapal seperti Anchor Handling Tungs (AHTS) dan kapal jenis PSV atau Platform Supply Vessel.
Sementara TRAM, HITS dan SOCI dalam bisnisnya melakukan distribusi migas dengan kapal jenis Floating,Storage, and Offloading (FSO) dan kapal tanker. Sektor ini lebih beresiko karena rawan pembajakan kapal, dan kecelakaan seperti yang terjadi pada kapal milik TRAM di 2011 dan Mei 2014 lalu.
Bagaimana kinerja ketiga emiten distribusi migas tersebut?
Dilihat dari komposisi pendapatan kapal, HITS dan TRAM lebih terdifersifikasi dalam jenis kapal. Sementara SOCI memiliki spesialisasi pada oil tanker yang memberi kontribusi pendapatan hingga 89 persen.
Kapal jenis floating storage and offloading (FSO) adalah jenis kapal tanker yang menampung minyak dari lokasi pengeboran di tengah laut hingga ke kilang besar. Sedangkan kapal jenis Chemical Oil adalah kapal jenis tanker yang mendistribusikan minyak dan bahan kimia dari kilang besar ke kilang kecil.
Kapal jenis Liquefied Natural Gas (LNG) hanya mendistribusikan gas cair. Sedangkan kapal jenis kargo (carrier) berfungsi mendistribusikan barang.
Grafik Komposisi Pendapatan Kapal
Selain itu, klien terbesar SOCI dalam bisnis perkapalannya adalah PT Pertamina yang memberi kontribusi pendapatan sebesar 57 persen. Ini memberikan keuntungan sekaligus risiko. Keuntungannya pendapatan menjadi lebih stabil yang diperoleh dari Pertamina. Tetapi jika kontrak diputus maka pendapatan SOCI akan langsung anjlok.
Membandingkan jumlah pendapatannya, TRAM catatkan pertumbuhan terendah yaitu 16,02 persen sementra SOCI catatkan pertumbuhan tertinggi yaitu 49 persen. Padahal impor BBM Pertamina sebagai langganan SOCI di 2013 mengalami penururunan sekitar 2 juta KL
Grafik Perbandingan Pendapatan
Sedangkan dari segi laba, di tahun 2012 SOCI menjadi satu-satunya perusahaan yang meraih laba diantara ketiga perusahaan. kemudian di tahun 2013 TRAM dan HITS sukses keluar dari kerugian. Di tahun 2012 rugi pada HITS disebabkan oleh penurunan nilai investasi sebesar $149 juta, sementara yang terjadi pada TRAM adalah penurunan nilai aset tetap sebesar $23 juta.
Secara valuasi, SOCI memiliki rasio price to earning (PER) terendah yaitu 10,13 kali. sementara TRAM dan HITS memiliki PER masing-masing sebesar 143,72 kali dan 349,06 kali. Hal tersebut menunjukan harga saham TRAM dan HITS masih terlalu tinggi jika dibanding dengan kemampuan mereka meraih laba.
Nilai rasio price to book value (PBV) SOCI juga tercatat terendah yaitu 1,81 kali sementara HITS 15,7 kali dan TRAM 63,47 yang menunjukan bahwa harga saham SOCI relatif lebih murah jika dibandingkan dengan TRAM dan HITS. (np)
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market