Saat ini kondisi dalam negeri yang kembali memanas, belum reda efek dari vonis Ahok, yang diwarnai berbagai perdebatan dan keributan di sosial media, ditambah lagi saat media mulai meng-highlight mengenai rumor beberapa politisi kawakan sedang menyatukan kekuatan untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.
Dalam investasi pasar modal, memanasnya kondisi sosial politik selalu dinilai sebagai sebuah resiko yang harus sangat diperhatikan, karena kita tahu fundamental dan kinerja keuangan perusahaan tidak akan banyak berpengaruh jika pemerintahan di suatu negera ditumbangkan, atau jika terjadi kerusuhan sosial dalam negeri.
Secara teori jika kondisi dalam suatu negara memanas, pada umumnya investor asing menjadi pihak yang paling pertama bereaksi, dan mengurangi portfolio investasinya di negara tersebut, investor lokal sendiri umumnya hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik, karena memang tidak memiliki banyak pilihan opsi investasi.
Menariknya bukan itu yang sedang terjadi saat ini, ketika kita investor dalam negeri semakin hari semakin khawatir akan kondisi dalam negeri, investor asing malah terus memanfaatkan kondisi tersebut untuk memborong saham-saham yang dijual para investor lokal. Dalam 1 bulan terakhir (sejak 17 April – 16 Mei) di tengah banyaknya berita mengkhawatirkan di dalam negeri investor asing terus mencatatkan inflow setiap harinya. Pada periode tersebut saja dana asing sudah masuk sebesar 13.1 Triliyun.
Karena dalam beberapa minggu terakhir IHSG tidak kunjung naik, banyak investor dalam negeri yang mulai mempertanyakan aksi pembelian asing yang sedang terjadi saat ini. Pra Big Player dalam negeri beranggapan InvestorAsing sedang salah strategi sehingga investor asing yang malah memborong saham ketika kondisi dalam negeri seperti saat in, itu sebabnya investor asing bisa terus memborong saham dalam jumlah sangat besar tanpa menyebabkan IHSG mengalami kenaikan dalam 1 bulan terakhir.
Related: Jika anda tertarik mempelajari tentang ilmu yang mendalami pergerakan Investor Asing di bursa kita, anda bisa mempelajarinya dalam WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Jika kita melihat Grafik Foreign Flow IHSG di atas, sampai perdagangan kemarin tercatat dana asing sudah masuk sebesar 28.5 Triliyun sejak awal fase akumulasi asing tanggal 26 Jan 2017 lalu, dan IHSG baru naik 6.4% dalam periode yang sama. Sebagai perbandingan di masa Tax Amnesty tahun lalu, dimana investor asing juga memborong saham-saham di bursa kita total dana asing yang masuk sebesar 25.9 Triliyun, dan pada periode tersebut IHSG naik sebesar 15.8%.

GRAFIK FOREIGN FLOW IHSG 2016
Jadi bisa dikatakan kenaikan yang terjadi tahun lalu, dimotori oleh inflow yang lebih sedikit, namun membuat IHSG naik jauh lebih tinggi. Hal ini memang bisa dijelaskan karena pada tahun lalu sentimen Tax Amnesty diketahui oleh bersama, sehingga baik investor asing, maupun lokal sama-sama optimis akan kondisi tersebut, jadi pada saat tersebut jika Investor Asing mau memborong saham, mau tidak mau mereka harus membelinya di harga yang tinggi. Kondisi yang sangat berbeda dengan fase akumulasi yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Artinya saat ini investor asing sedang bertaruh akan diberikannya Investment Grade untuk Indonesia oleh S&P. Sentimen tersebut diharapkan akan menjadi sentimen positif yang jauh lebih besar dibandingkan dengan berbagai sentimen negatif yang ada saat ini. Setelah Investment Grade diberikan IHSG dipercaya akan langusng naik signifikan, dan akan memaksa investor lokal kembali membeli saham-saham yang baru saja mereka jual, di harga yang jauh lebih tinggi pasca rating diberikan. Itulah sebabnya asing terus memilih untuk memborong saham menjelang pengumuman S&P yang menurut informasi yang kami dapat dari beberapa sumber, akan diumumkan dalam waktu dekat (kemungkinan hari ini,16 Mei 2017).
Sebagai pemain kecil lokal kami memilih memilih untuk mengikuti strategi para Investor Asing, pertama karena sejarah membuktikan bahwa selama ini investor asing selalu berhasil memperoleh keuntungan yang besar di Indonesia, tidak peduli siapa presidennya, bagaimana kondisi Ekonomi atau kondisi Politik dalam negeri, investor asing selalu berhasil memperoleh keuntungan.
Kedua karena saya tidak mau berharap supaya Indonesia masuk ke dalam krisis terutama krisis sosial dan politik, yang dapat memberikan guncangan besar untuk Indonesia secara keseluruhan dan bukan pasar modal.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market