Beberapa tahun lalu PGAS dianggap sebagai salah satu BUMN dengan prosepek paling baik di Indonesia, wacana rencana kampanya Jokowi untuk terus menggenjot penggunaan Gas untuk industri di Pulau Jawa membuat saham ini naik ke kisaran 6.000 di masa beberapa saat sebelum Jokowi – JK memerintah. Pada saat itu banyak pihak percaya bahwa PGAS akan menjadi salah satu BUMN paling pesar pertumbuhannya di masa pemerintahan Jokowi – JK, yang tentunya akan memberikan dampak positif pada pergerakan harganya.
Namun memasuki tahun kedua pemerintahan Kabinet Kerja, harga PGAS justru terus terpuruk, bahkan berita rencana Merger PGN oleh Pertamin Gas yang dianggap banyak pihak akan memberikan sentimen positif untuk harga saham PGAS juga terus direspon negatif oleh market.
ASING TIDAK SETUJU DENGAN MERGER ?!
Dalam sejarah PGAS adalah salah satu saham yang pergerakan harganya sangat dipengaruhi oleh pergerakan dana asing, menurut perhitungan system kami seperti terlihat pada grafik di atas PGAS selalu masuk dalam kategori ‘High Foreign Power’ atau ‘Medium Foreign Power’ yang artinya investor asing selalu memiliki kekuatan cukup besar di saham ini.
Namun jika kita melihat pergerakan dana asing di saham ini kita justru menemukan fakta yang cukup mengkhawatirkan, karena dana asing (garis orange) terlihat terus keluar dan baru saja membentuk level terendahnya dalam beberapa tahun terakhir. Jika kita menggunakan titik 2.300 sebagai support saham ini, kita bisa melihat dalam 1 tahun terakhir PGAS 3 kali menyentuh level ini, dan yang menarik bahwa sejak bulan Agustus tahun lalu, sampai pada penutupan minggu lalu dana asing terlihat terus keluar dari saham PGAS.
Jika kami hitung menggunakan system kami, total dana asing yang keluar sejak pertama kali PGAS menyantuh level 2.300an bulan September tahun lalu, sampai akhir minggu lalu ketiga PGAS kembali menyentuh level 2300an, dana asing yang sudah keluar sebesar 602M, jumlah yang sangat besar mengingat dalam kedua periode ini harga PGAS bisa dibilang sama.
Hal lain yang bisa kita dapatkan adalah Outflow dana asing terlihat semakin aggressive dalam 2 bulan terakhir pasca keluarnya wacana Merger PERTAGAS dengan PGN hal ini bisa diasumksikan investor asing tidak ‘setuju’ dengan perubahan tersebut, dan memilih untuk melakukan aksi jual setelah wacana tersebut keluar.
Fakta lain yang kami temukan pada pergerakan dana asing di saham ini adalah :
INVESTOR RITEL LOKAL MENDOMINASI PEMBELIAN
Terus keluarnya dana asing di saham ini diperburuk jika kita mengamati lebih dalam mengenai siapa yang melakukan pembelian dari aksi jual asing tersebut.
Dari data Peta Kepemilikan saham PGAS yang dirilis KSEI akhir bulan April lalu kita bisa melihat bahwa kepemilikan investor lokal memang terus meningkat seiring dengan penurunan harga di Saham ini, sejak awal tahun 2015 lalu, namun yang lebih mengkhawatirkan adalah pembeli terbesar dalam periode tersebut adalah investor ritel.
Dara data yang bisa kita lihat pada grafik di atas, sejak awal 2015 kepemilikan investor lokal di saham ini naik dari 18% ke 26.3% di akhir bulan lalu, dan lebih dari setengah kenaikan tersebut didorong oleh pembelian investor ritel yang naik dari 1.5% ke 5.7%. Jauh melebihi pembelian yang dilakukan oleh Dana Pensiun Lokal dan Asuransi.
Investor ritel dianggap sebagai kategori paling lemah dibandingkan kategori lainnya, dan memiliki korelasi terbali dibanding pergerakan harga. Ketika Ritel membeli harga umumnya turun, dan ketika ritel jualan harga umumnya naik.
Hal ini memberikan indikasi buruk tambahan, untuk pergerakan saham ini kedepannya.
SISI POSITIF DARI PGAS
Selain beberapa point negatif di atas, kami juga menemukan beberapa point positif, antara lain :
Kepemilikan Asing masih lebih dari 70% di saham ini, meskipun terus turun, kepemilikan asing masih sangat besar di saham ini, artinya kepentingan investor asing masih sangat besar di saham ini, jadi meskipun asing masih berniat melakukan penjualan proses penjualannya akan terus dilakukan secara bertahap dan disertai dengan kenaikan-kenaikan jangka pendek seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Investor Asing biasa melakukan buyback di harga 2300an, dari grafik Foreign Flow di atas kita bisa melihat bahwa investor asing biasa melakukan pembelian ketika harga PGAS sudah berada di level 2.300an seperti saat ini. Hal tersebut terjadi di bulan Agustus dan Desember tahun lalu. Dimana dana asing terlihat kembali masuk dan berhasil mengangkat harga PGAS. Kenaikan tersebut juga bukan mustahil kembali terulang di PGAS beberapa minggu kedepan, karena meskipun trend jangka menengah investor asing masih melakukan penjualan, namun bukan mustahil asing akan mengangkat harga saham ini dulu dalam jangka pendek sebelum kembali melanjutkan aksi jualnya.
KESIMPULAN
Dalam jangka menengah sebaiknya saham ini dihindari dulu karena besarnya jumlah dana asing yang keluar di PGAS dalam beberapa bulan terakhir dan jika melihat besarnya Outflow bukan mustahil harga PGAS masih bisa turun ke bawah 2.000, namun jika investor asing terlihat kembali masuk ke saham ini, peluang harga saham ini mengalami rebound jangka pendek tetap terbuka.
Related : Bagi anda para Alumni Workshop Foreign Flow, anda bisa mendapat Update terakhir pergerakan Investor Asing di IHSG, dan Upgrade Foreign Flow System yang anda miliki secara FREE. Klik di sini untuk informasi lengkapnya.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
2 comments
apakah ada wacana buy back oleh pgas?
update akra juga pak, foreign kok tiba-tiba balik badan, secara foreign flow apakah masih berpeluang turun lebih dalam atau malah sudah relatif murah
thx