Bagi rekan-rekan yang sudah trading lebih dari 1 tahun tentunya masih ingat tentang maraknya pembahasan menjelang akhir tahun 2017 lalu tentang “Siklus Krisis 10 Tahunan”, pada saat itu banyak analis yang membahas mengenai akan terjadinya Market Crash di tahun 2018 ini. Sama seperti Market Crash yang terjadi di tahun 1998 dan tahun 2008.
Ketakutan akan Krisis 10 Tahunan tersebut sepertinya berhasil ‘dipopulerkan’ oleh para Analis, sehingga berhasil mendatangkan ketakutan pada para investor dan trader seperti kita. Namun faktanya sampai pertengahan bulan Desember ini, tidak ada satupun dari prediksi tersebut yang menjadi kenyataan. Secara Ekonomi, tidak terjadi krisis Ekonomi sedikitpun di 2018 ini, tidak ada kebangkrutan atau PHK besar-besaran, atau tanda-tanda krisis lainnya. Bahkan jika kita melihat pertumbuhan GDP Indonesia tahun 2018 jauh lebih baik daripada tahun 2017.
Nilai tukar rupiah memang tahun ini melemah, namun pelemahannya masih dalam kategori wajar mengikuti pelemahan mata uang dunia lainnya terhadap USD, dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan yang terjadi tahun 1998. Jadi mengingat kita sudah dekat dengan akhir tahun 2018, maka kita bisa menyimpulkan bahwa predikisi akan terjadi krisis tahun 2018 ini sudah ‘gagal total’.
Bagi para pembaca setia website ini, anda tentunya masih ingat bahwa sejak tahun lalu pun kami sudah membuktikan bahwa siklus krisis 10 tahunan yang banyak dikatakan para analis pada saat itu sebenarnya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Pembuktian tersebut kami jelaskan dalam Riset Market Outlook 2017 : Dancing With The Bull lalu. Anda juga bisa membaca lagi pembahasannya dalam artikel Ancaman Krisis 10 Tahunan, Mitos atau Fakta ? yang kami rilis Awal tahun 2018 lalu.
Dalam Market Outlook 2018 kami mengatakan dengan jelas, bahwa IHSG sewajarnya akan mengalami koreksi di tahun 2018 ini seperti yang sudah kita lihat buktinya sepanjang tahun ini, namun penurunan IHSG bukan disebabkan karena tahun ini adalah tahun 2018 dan berbeda 10 Tahun dengan 2008, dan 20 tahun dengan tahun 1998. Koreksi IHSG terjadi karena aksi jual yang dilakukan oleh investor asing, dan karena Bursa Saham di seluruh dunia tetap harus ‘tunduk’ oleh Hukum Bull & Bear.
Jadi tidak peduli tahun ini tahun 2018, 2019, atau 2024 sekalipun, kondisi IHSG di awal tahun memang memberikan indikasi IHSG akan mengalami koreksi (bukan krisis atau market crash). Berikut kami lampirkan beberapa halaman dari riset Riset Dancing With The Bull yang kami rilis awal tahun lalu.
Pertanyaannya sekarang :
Kalau di tahun 2018 tidak jadi krisis apakah krisisnya justru akan datang di tahun 2019 nanti, ataukah kita bisa melupakan sama sekali tentang siklus krisis 10 tahunan, 11 tahunan, dst ?!
Jawaban dari pertanyaan tersebut sebenarnya cukup sederhana, jika kita mempelajari krisis demi krisis yang terjadi di masa lalu. maka kita mendapati ada bebeberapa kejadian yang selalu terjadi sebelum krisis berlangsung :
1. Pertama hampir semua krisis di stock market hanya akan datang ketika indeks berada dalam fase euphoria, dan fase euphoria hanya akan terjadi ketika IHSG naik terus menerus dalam waktu yang cukup lama (seperti akhir tahun 2017 lalu). Jadi jika kita melihat kondisi di akhir tahun 2018 ini, kita bisa cukup tenang karena IHSG masih jauh dari fase euphoria, pasca kinerja negatif IHSG di tahun 2018.
2. Sejarah membuktikan IHSG hanya bisa mengalami koreksi yang signifikan (krisis) kalau di waktu yang sama investor asing melakukan aksi jual besar-besaran. Sejak Investor Asing memegang kendali atas pergerakan IHSG di tahun 2007 lalu sampai sekarang, IHSG tidak pernah mengalami masa koreksi, jika di waktu yang sama asing tidak jualan.
Jadi kecuali investor asing mulai melakukan aksi jual besar-besaran kembali, hampir mustahil IHSG masuk dalam kondisi krisis. Karena investor asinglah yang mengatur kemana arah IHSG, jadi pergerakan IHSG pasti akan bergerak sesuai dengan kepentingan mereka.
Hal lain yang bisa kita pelajari jika melihat koreksi-koreksi signifikan yang terjadi di IHSG selama 10 tahun terakhir, sebelum IHSG mengalami kejatuhan, umumnya investor asing akan secara diam-diam jualan ketika IHSG masih berada di ‘harga atas’ sebelum mulai diturunkan. Jadi di tahun 2019 nanti selama kita belum melihat adanya tanda-tanda aksi jual diam-diam investor asing ketika IHSG sedang berada di ‘puncak’ maka kita tidak perlu khawatir kalau market akan Crash.
3. Karena krisis hanya akan datang ketika terjadi aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor asing di IHSG, maka kapan aksi jual dilakukan atau krisis akan datang, murni terserah pada Investor Asing. Mereka bisa jualan di tahun berapa pun, mereka tidak diikat oleh siklus 10 tahunan, 11 tahunan bahkan 1000 tahunan.
Sama seperti kita investor ritel, kita bebas memutuskan untuk membeli atau menjual kapan saja, di hari apa saja, dalam kondisi apa saja, dan di tahun barapa saja, semuanya terserah kita. Kebebasan yang sama dimiliki investor asing dalam mengatur pergerakan IHSG.
Namun kita juga harus selalu ingat, kalau asing juga memiliki kebebasan untuk mengantur arah IHSG, jadi di masa yang akan datang mereka bisa saja memutuskan untuk melakukan aksi jual besar-besaran dan akhirnya IHSG masuk ke dalam masa krisis. Namun kalau itu terjadi tentunya kita bisa mengantisipasinya dan keluar dari market sebelum krisis datang, karena pergerakan asing bisa kita deteksi secara real time setiap harinya.
KESIMPULAN
IHSG tidak diatur oleh siklus apa pun, karena pergerakan bursa kita diatur oleh Investor Asing, dan mereka bebas memutuskan kapan mereka mau akumulasi, kapan mereka mau distribusi. Perubahan dari akumulasi ke distribusi, lalu ke akumulasi lagi, lalu distribusi lagi akan terus terjadi berulang-ulang. Semua siklus yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja, bahkan di awal tahun 2008 lalu pun tidak ada analis yang bilang tahun tersebut market akan crash karena sudah tepat 10 tahun setelah krisis 1998.
Pelajaran lain yang bisa kita ambil adalah, bagi seorang trader atau investor fungsi dari analisa dan prediksi adalah sebagai rambu-rambu dalam trading. Kurang seperti rambu-rambu lalu lintas ketika kita sedang menyetir. Jadi tugas kita adalah berhati-hati ketika rambu tersebut muncul di hadapan kita.
Dan sama juga seperti ketika menyetir kita tidak perlu informasi bahwa akan ada tikungan tajam yang letaknya 20 km di depan kita, dalam trading juga kita sama sekali tidak perlu mempedulikan jika ada analis-analis yang mengatakan akan terjadi krisis atau trend bullish 1 atau 2 tahun kedepan.
Dalam beberapa waktu kedepan bukan mustahil ada analis yang membuat sebuah teori yang tujuannya mengatakan kalau di tahun 2020 IHSG akan crash. Mungkin analis tersebut akan memperhatikan siklus tahunan, siklus politik, siklus Ekonomi atau mungkin pergerakan bintang, bulan, atau bahkan air laut untuk mendukung analisanya. Mungkin saja secara kebetulan memang di tahun 2020 nanti market akan crash. Namun sebagai trader, analisa tersebut tidak ada gunanya untuk kita sekarang, karena analisa tersebut sama sekali tidak membantu kita untuk trading di akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Analisa itu hanya dikeluarkan oleh analis untuk mencari popularitas, nanti kalau di tahun 2020 secara kebetulan benar-benar terjadi Market Crash, dia akan muncul lagi mengingatkan semua orang kalau ‘sejak tahun 2018 saya sudah prediksi market akan crash’ dan para investor yang tidak mengerti akan merasa analis tersebut sakti sekali karena sudah tahu market akan jatuh sejak 2 tahun sebelumnya. Padahal ketika analisa tersebut dikatakan di tahun 2018, analisa tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Sementara kalau tahun 2020 tidak terjadi krisis, dia akan diam saja, berharap semua orang sudah lupa, karena sudah 2 tahun. Karena pada akhirnya jika anda adalah analis, popularitas lah yang akan anda cari, bukan keuntungan !
Jika anda kebetulan punya cita-cita ingin menjadi analis, pelajaran di atas bisa anda gunakan untuk anda di masa yang akan datang. Namun jika anda adalah trader atau investor, saran kami belajarlah melihat dan mencari rambu-rambu untuk apa yang akan terjadi dalam 1 minggu sampai 1 bulan kedepan, karena itulah yang akan kita hadapi, itulah yang perlu kita waspadai.
Di atas kami sudah menjelaskan rambu-rambu yang akan muncul jika di tahun 2019 nanti akan terjadi kejatuhan di IHSG. Kemampuan kita mendeteksi kedatangan rambu-rambu tersebut, dan keputusan kita setelah melihat rambu-rambu tersebutlah yang akan menyelamatkan kita, atau memberikan kita keuntungan di masa yang akan datang.
Selamat Tahun Baru 2019…
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
3 comments
Terima kasih pak Argha dan tim CTS atas insight2, workshop2, serta gathering2 sepanjang 2018 ini. Selamat menyambut tahun baru 2019. Sukses selalu dan Tuhan memberkati.
Sama sama Pak Stefanus…
Terima kasih untuk semua attensi dan apresiasinya. Selamat Tahun baru juga…
Puji Tuhan, pak Argha dan team cts diberikan talenta utk senantiasa berbagi berkat utk kita semua. Berkat tidak berarti hanya materi semata tetapi juga ilmu pengetahuan….
Seperti air yg senantiasa mengalir tidak ada habisnya….
Salam damai sejahtera selalu….🙏🙏