Di atas kertas Bambang Brodjonegoro adalah sosok yang ideal untuk mengemban posisi Menteri Keuangan, Kabinet Jokowi-JK. Latar belakangnya adalah akademisi yang sudah mendapat pengakuan baik local maupun international.
Dua jabatan sebelumnya adalah Wakil Menteri Keuangan setelah sebelumnya menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menunjukan bahwa dirinya sudah cukup lama berada di ‘track’ yang akan dijalaninnya 5 tahun kedepan.
Selama ini Bambang Brodjonegoro dipercaya sebagai ‘otak’ di balik pembuatan APBN, jadi bisa diasumsikan Bambang Brodjonegoro sudah mentahui jelas tantangan seperti apa yang akan dihadapinya dalam 5 tahun kedepan. Sebagai ‘orang dalam’ kementrian keuangan Bambang dapat langsung kerja, tanpa perlu banyak melakukan adaptasi.
Sejauh ini kami tidak mendapatkan keterkaitan Bambang Brodjonegoro dengan Bursa Saham atau dengan partai politik tententu, jadi bisa dibilang pemilihannya sebagai Menteri Keuangan murni atas dasar pertimbangan kemampuannya di bidang ini.
Latar belakang Akademisi Bambang mengingatkan kita pada sosok Sri Mulyani, namun yang perlu kita lihat kedepannya adalah, apakah pria lulusan UI 1990 ini memiliki ketegasan dan keberanian yang sama dengan SMI.
Seperti kita ketahui reformasi di bidang penggunaan APBN adalah ujung tombak perubahan di Indonesia, artinya Bambang akan menghadapi berbagai tantangan dan perlawanan dalam pekerjaannya mengatur keuangan negara selama 5 tahun kedepan. Untuk melakukan itu tidak hanya dibutuhkan kepintaran, tetapi juga keberanian dan ketegasan yang luar biasa.
Dalam usianya yang masih relative muda, dan karirnya yang lebih banyak sebagai ‘otak’ di belakang layar, daripada seorang pemimpin perubahan, tantangan yang besar menanti Bambang Brodjonegoro.
[follow_me]
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market