Bulan Puasa lalu menjadi bulan yang cukup ‘berwarna’ pada IHSG, dimulai dengan aksi jual asing tanpa henti yang terjadi sejak awal bulan Mei tersebut, aksi profit taking tersebut membuat IHSG jatuh dari level 6.450 sampai mendekati level ‘modal akumulasi asing’ di kisaran 5.800.
Di awal bulan Mei ketika IHSG masih berada di level 6.200an kami memposting artikel Asing Bisa Jatuhkan IHSG ke 5.800 sebelum Lebaran !! (dan tetap utung besar) , berikut kutipan dari salah satu point penting pada artikel tersebut:
Menurut perhitungan kami, investor asing masih terus bisa jualan dalam posisi untung selama IHSG masih berada di atas level 5.800 dan mengingat saat ini IHSG masih di level 6.200an masa mereka masih berada di atas angin tanpa ada kebutuhan mengangkat IHSG.
Dan seperti kita semua sudah ketahui sesuai prediksi kami di awal kejatuhan IHSG tersebut, IHSG pun terus turun ke level 5.800 seiring dengan terus berlangsungnya aksi profit taking asing di IHSG sepanjang bulan Mei. Dan seperti kami katakan pada paragraf di atas, setelah IHSG turun ke bawah 5.800 maka aksi profit taking asing tidak bisa lagi dilanjutkan, karena harga sudah turun ke bawah level ‘modal asing’ ketika mengangkat IHSG sejak awal kuartal keempat tahun 2018.
Dalam kondisi IHSG yang sudah sempat turun ke bawah level 5.800 pada tanggal 20 Mei lalu rekan-rekan yang sudah memahami Analisa Foreign Flow atau paling tidak mengikuti pembahasan kami baik di website ini atau di channel Creative Trader tentunya menyadari datangnya opportunity yang begitu besar pada saat kejatuhan IHSG tersebut.
Kami pun sudah mengatakannya dalam artikel : IHSG dibawah 6000, inikah saatnya Panic Selling ?!
Kondisi ini tentunya merupakan opportunity bagi kita yang sudah memahami Ilmu Foreign Flow untuk memanfaatkan momentum Mark Up asing ini untuk memperoleh keuntungan jangka pendek. Karena kita tahu ketika investor lokal sedang panik, jualan asing tidak laku, jadi dalam 1-2 hari kedepan ini kita bisa mulai berburu saham unggulan yang selama ini dibandari asing, dan harganya sudah turun signifikan. Karena saham-saham seperti itulah yang umumnya di MARK UP Asing untuk menenangkan para investor dalam negeri
Dan seperti yang kami katakan, tepat 2 hari setelah masa belanja yang kami katakan para artikel t
ersebut, IHSG mulai di Mark Up asing, dan IHSG pun bergerak naik sampai ke atas level 6.000an (zona kuning dalam grafik di atas). Aksi mark up asing tersebut membuat IHSG pun naik dari level 5.780an sampai ke level 6.030 hanya dalam waktu 4 hari.
Sampai zona kuning pada grafik di atas, semuanya bergerak sesuai dengan skenario kita, IHSG naik di atas level 6.000an, dan asing masih terus jualan dalam jumlah rendah yang semakin konfirmasi terjadinya mark up. Dalam kondisi tersebut rekan-rekan yang sudah mengenal analisa foreign flow tentunya bisa memaksimalkan opportunity tersebut untuk memperoleh keuntungan yang cukup signifikan.
Namun tepat seminggu sebelum libur lebaran mulai terlihat ada pergerakan investor asing yang cukup aneh, karena pada hari Senin tersebut investor asing justru tercatat melakukan pembelian yang cukup besar 495 Milyar, hal ini cukup aneh karena pada teorinya harga di mark up supaya asing bisa jualan lagi di harga atas, itu alasan yang kita pahami sebalumnya, yang membuat investor asing perlu menaikah IHSG dari level 5.800 ke 6.000. Supaya harga kembali ke atas level modal mereka, dan bisa jualan lagi. Jadi sangatlah aneh investor asing malah belanja ketika IHSG di 6.050, karena kalau mereka mau belanja kenapa tidak dimulai dari 5.800an saja ?
Outflow asing baru muncul di hari Selasa, itu pun hanya dilakukan di masa pre closing, dan meskipun pada hari itu IHSG turun lebih dari 1%, jumlah saham yang berhasil dijual asing pada hari itu hanya 307 Milyar.
Dalam gambar di samping anda bisa membaca komentar kami terhadap aksi outflow tidak wajar asing pada hari Selasa tersebut.
Keanehan kembali berlanjut di hari Rabu, dimana investor asing malah kembali melakukan pembelian di IHSG, dangan inflow sebesar 420 Milyar, yang notabene lebih besar dibanding hari sebelumnya. Hal ini semakin memperpanjang rentetan aksi tidak lazim yang dilakukan oleh investor asing.
Di akhir perdagangan sebelum libur lebaran pun aksi tidak lazim asing kembali berlanjut, IHSG kembali naik didorong aksi beli asing yang cukup besar sejak awal sesi 1.
Pergerakan aneh investor asing sepanjang seminggu ini cukup membuat para pengguna analisa foreign flow bingung, karena aksi asing sepanjang minggu tersebut, bisa dikatakan TIDAK NYAMBUNG, dengan aksi-aksi mereka sebelumnya.
Namun pada istirahat siang hari Jumat lalu barulah kita bisa mendapatkan penjelasan dari rentetan aksi aneh investor asing tersebut, secara tiba-tiba keluar berita kalau lembaga rating S&P meng-upgrade rating Indonesia dari BBB- ke BBB.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa client-client terbesar dari lembaga rating Standard and Poor (S&P) adalah perusahaan-perusahan investasi luar negeri yang berinvestasi di Indonesia dan mengatur pergerakan IHSG, seperti JP Morgan, Morgan Stenley, Credit Suisse dan banyak lagi.
Jadi memang sangatlah wajar sebelum S&P mengupgrade rating Indonesia, rekan-rekan dekat mereka tersebut diberi tahu lebih dulu. Hal serupa juga terjadi 2 tahun yang lalu ketika investor asing terus masuk ke IHSG beberapa bulan sebelum berita upgrade rating S&P dirilis, dan setelah ratingnya dirilis dan para analis lokal memberikan berita positif, di situlah investor asing melakukan aksi profit taking besar-besaran.
Mempelajari kejadian 2 tahun lalu tersebut, bukan mustahil strategi yang sama sedang dilakukan investor asing saat ini, itulah sebabnya investor asing sengaja mengereka IHSG setinggi mungkin dalam 2 minggu terakhir, awalnya cuma mark up, dan akhirnya sampai melakukan pembelian. Dan di hari terakhir sebelum libur, barulan berita UPGRADE RATING tersebut dirilis.
Pada hari Jumat siang tersebut para analis-analis dan para manajer investasi dalam negeri tentunya sudah lebih fokus ke libur lebaran, jadi euphorianya kemungkinan baru dimulai minggu ini setelah libur lebaran. Jika prediksi kami tersebut benar, maka dalam beberapa minggu kedepan para analis dalam negeri akan kompak membahas kenaikan rating tersebut, akan mengatakan prospek IHSG kedepan cerah, perubumbuhan ekonomi kita bagus, dll. Intinya mereka terus mencari alasan untuk merekomendasikan kita-kita investor lokal untuk membeli saham, dan semua itu akan terkonfirmasi jika justru di masa euphoria dan optimisme para analis dalam negeri tersebut, investor asing kembali melakukan aksi jual mereka di IHSG.
MUNGKINKAH INFLOW ASING INI MERUPAKAN AWAL DARI KEBANGKITAN IHSG ?!
Kita tahu sebagai investor lokal kita hanya bisa menganalisa dan mencoba mengikuti pergerakan investor asing, pada akhirnya keputusan tetap ada di tangan investor asing.
Jadi kalau ternyata mereka memutuskan untuk terus melanjutkan aksi memborong saham-saham di bursa kita, maka IHSG pun akan terus naik.
Namun satu hal yang kami cukup yakin adalah, investor asing adalah bukan hanya sekumpulan orang-orang pintar yang punya cukup uang dan saham untuk menaik-turunkan IHSG sesuka hati mereka.
Namun mereka juga adalah orang-orang yang cerdas dan penuh dengan strategi dalam melakukan aksinya menaik-turunkan IHSG untuk memperoleh keuntungan. Dan sejauh ini kalau tujuan investor asing adalah terus menaikan IHSG dan terus melakukan aksi akumulasi, maka seperti kami bahas di atas, aksi mereka sejauh ini masih jauh dari kata cerdas.
Kalau saya yang memiliki kekuatan untuk menggerakan IHSG, dan tujuan saya kedepan adalah melakukan akumulasi, maka saya akan membanting dulu IHSG ke 5.700 bahkan 5.500an lalu secara perlahan melakukan akumulasi di harga bawah, dan bukan me-mark-up IHSG dulu baru melakukan akumulasi di saat IHSG sudah ada di level 6.000.
Memang ada kemungkinan investor asing agak terlambat mengetahui kalau rating S&P untuk Indonesia akan dinaikan, mungkin mereka baru tahu seminggu sebelum berita tersebut diumumkan ke publik, jadi kalaupun mereka mau kembali melakukan akumulasi karena keluarnya berita tersebut, maka mereka baru bisa melakukan akumulasi seminggu sebelum libur lebaran.
Namun kalau memang itu yang terjadi maka situasi saat ini tidak menguntungkan bagi investor asing, karena saat ini setelah berita rating Indonesia diketahui publik, dan IHSG yang sudah kembali ke 6.200an maka investor lokal tentunya sudah kembali optimis terhadap, apalagi ditambah dengan bursa Amerika yang menguat sangat signifikan sepanjang libur lebaran ini. Hal-hal tersebut tentu akan menjadi penghambat proses akumulasi investor asing kedepannya, jadi kalau mereka mau melakukan akumulasi, mereka harus memadamkan euphoria terlebih dahulu, mereka harus menurunkan IHSG dulu, membuat para investor lokal dan analis lokal kembali khawatir, supaya mau jualan, dan mereka bisa belanja.
Intinya jika kita menilai situasi saat ini, jauh lebih mudah untuk asing kembali jualan, dan seluruh kenaikan IHSG 2 minggu terakhir, dan dinaikannya rating Indonesia, adalah strategi yang digunakan asing untuk me Mark Up IHSG. Dan saat ini situasi sudah sangat kondusif untuk mereka melanjutkan aksi jual mereka.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God