Saham ABBA menjadi pusat perhatian publik sepanjang minggu ini, dan saya yakin sebagian dari anda tentu sudah mengetahui penyebabnya, pada hari Senin saham ini mengalami kenaikan yang signifikan seiring dengan pemanggilan Erick Thohir ke Istana, yang menandakan beliau akan masuk ke dalam jajaran Kabinet Jokowi – Amin.
Namun pada hari Rabu kemarin, tepat di saat pengumuman bahwa ET masuk ke dalam kabinet, saham ABBA justru terjun bebas, padahal Erick Thohir sendiri resmi menjabat posisi Menteri BUMN, sebuah posisi yang sangat penting di kabinet, karena sangat besar pengaruhnya untuk dunia usaha, dan bursa saham.
Bagi rekan-rekan yang sudah memahami Ilmu Bandarmologi, sehingga memahami apa yang terjadi di balik pergerakan harga saham ABBA, anda tentunya melihat kejadian di saham ABBA beberapa hari terakhir ini adalah sesuatu yang wajar, namun bagi yang masih baru di market dan mungkin belum memahami dengan benar apa yang sebenarnya terjadi di balik pergerakan harga saham, artikel ini mungkin bisa membantu anda untuk memahaminya.
Kejadian Hari Senin 21 Oktober 2019
Pada hari Senin, sehari setelah pelantikan presiden, sesuai rencana para calon menteri dipanggil ke istana, dan seperti sudah digosipkan jauh-jauh hari Erick Thohir juga menjadi salah satu tokoh yang dipanggil presiden di pagi hari.
Di waktu yang sama saham ABBA langsung terbang tinggi, disertai Euphoria di kalangan investor ritel, banyak yang mengaggap kenaikan ini adalah kenaikan yang wajar karena pemiliknya akan menjadi Menteri.
Pada perdagangan sesi 1 hari Senin lalu, tidak tanggung-tanggung saham ABBA sempat naik 25%, dan melihat kondisi tersebut kami langsung memberikan peringatan pada follower kami yang gambarnya bisa anda lihat di samping melalui Channel Telegram dan Instagram kami bahwa kenaikan ABBA pada hari tersebut cukup berbahaya.
Karena jika di analisa secara Bandarmologi di saat yang sama BANDAR ABBA yang notabene merupakan pihak yang bertanggung jawab mengatur pergerakan saham ABBA justru hanya melakukan AKSI MARK UP, atau dengan kata lain BANDAR hanya menaikan harga ABBA pada hari tersebut mereka memilih untuk tidak melakukan akumulasi di saham ini.
Dalam posting tersebut juga kami memberikan alasannya yang menjelaskan mengapa kenaikan ini berbahaya, antara lain :
Pertama, Bandar Saham ABBA yang adalah pihak yang sedang me-mark up harga saham ABBA pada hari tersebut tidak akan ikut jadi Menteri, artinya kalaupun Erick Thohir menjadi menteri, hal tersebut tidak akan memberikan dampak secara langsung atau apalagi memberi keuntungan bagi Bandar saham ABBA.
Karena bisnis yang dijalankan oleh Bandar saham umumnya fokus di mengatur pergerakan harga saham yang dibadarinya, mereka umumnya tidak ikut serta dalam mangelola perusahaan, apalagi masuk ke dalam kabinet. Namun tentunya sebagai pengusaha mereka bisa melihat momentum terpilihnya Erick Thohir sebagai menteri sebagai sebuat kesempatan yang menarik untuk mereka dapat mencari keuntungan di market.
Karena kita tahu dalam dunia bisnis ketika barang (atau saham) sedang viral dan banyak diminati publik, tentunya harga barang tersebut bisa dinaikan dan volume penjualannya pun bisa bisa ditingkatkan.
Namun kita juga tahu di bursa saham dalam mekanisme pembentukan harga saham yang diatur oleh BEI tidak ada peraturan yang mengatur hubungan antara kenaikan harga saham dengan diangkatnya pemilik perusahaan tersebut dalam kabinet.
Contoh :
Pihak Otoritas Bursa Efek Indonesia sejauh ini belum pernah menerbitkan peraturan seperti di bawah :
Kalau pemilik atau CEO dari satu perusahaan yang listing di BEI diangkat menjadi Menteri BUMN, maka 1 hari setelah pengangkatan tersebut, harga saham yang bersangkutan secara otomatis dinaikan oleh BEI sebanyak 20%. Sementara kalau pemimpin perusahaan hanya diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga, harga sahamnya hanya naik 10%.
Artinya kalau bandar ABBA mau jualan saham ini di harga tinggi mereka harus me-mark up dulu harga saham ABBA, dan itulah yang mereka lakukan pada hari Senin. Karena jika anda mau me-mark up harga, tidak ada waktu yang lebih mudah untuk menaikan harga saham yang bersangkutan selain hari dimana sedang ada ‘rumor’ hot pada saham yang bersangkutan.
Namun kita tahu euphoria investor ritel tidak akan berlangsung lama, karena pemberitaan mengenai Menteri ini kemungkinan hanya akan hot sampai hari Rabu, setelahnya perlahan-lahan pemberitaan akan berubah ke topik-topik yang sedang hot lainnya. Sementara kita tahu secara fundamental tentunya tidak akan ada pengaruh dalam jangka pendek antara pengangkatan Erick Thohir dengan kinerja perusahaan ABBA paling tidak dalam beberapa bulan kedepan.
Hal ini berarti timeframe Bandar untuk bisa jualan ABBA memanfaatkan euphoria investor ritel tidak terlalu panjang, itu sebabnya tidak lama setelah Erick Thohir diumumkan menjadi Menteri BUMN, BANDAR langsung melakukan penjualan besar-besaran di saham ABBA, yang otomatis membuat harga saham ini terjun bebas di hari Rabu kamarin.
Hal ini juga sudah sempat kami bahas di channel kami pada perdagangan kemarin. Seperti yang bisa anda pada gambar di samping.
Dari kasus ini kita tentunya bisa banyak belajar, bagaimana cara Bandar memanfaatkan momentum yang sedang terjadi, untuk memperoleh keuntungan di saham yang mereka atur pergerakan harga sahamnya.
Itu sebabnya kita sering melihat harga saham terkadang justru turun tajam ketika ada berita positif, dan justru terbang tinggi ketika ada berita negatif, karena kembali lagi harga saham tidak diatur oleh wartawan yang mengeluarkan berita, melainkan oleh Bandar sahamnya masing-masing.
Namun saya tidak sedang mengatakan bahwa harga saham akan selalu bergerak berlawanan dengan fundamental perusahaan, karena kembali lagi kemana harga suatu saham bergerak itu murni keputusan Bandar, dan tidak ada peraturan yang menwajibkan Bandar untuk jualan ketika keluar berita positif, artinya harga saham pun tidak harus turun ketika ada berita positif. Itulah sebabnya banyak orang yang menganggap harga saham bergerak random, sebenarnya bukan random, harga saham bergerak sesuai keinginan para pemodal besar, yang bisa menaikan harga ketika mereka beli, dan menurunkan harga
Pertanyaan selanjutnya apakah ini berarti fundamental perusahaan itu sama sekali tidak penting dalam analisa saham ?
Jawabannya tidak juga, namun kita harus mengerti yang benar-benar bisa meningkatkan nilai perusahaan adalah ketika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau secara riil berpotensi memperoleh keuntungan yang besar di masa yang akan datang.
Dan apa yang terjadi di saham ABBA saat ini masih jauh dari kedua kondisi itu, hanya karena ET jadi menteri BUMN bukan berarti bisnis ABBA akan diuntungkan. Alasannya jelas, pertama karena usaha untuk menguntungkan perusahaan sendiri itu bukanlah hal yang diijinkan untuk dilakukan oleh pejabat publik. Erick Thohir sendiri langsung menunjukan integritasnya dengan mundur dari posisinya sebagai komisaris utama ABBA.
Lalu bagaimana kalau misalnya proses itu dilakukan dilakukan secara diam-diam ? Kemungkinan ET memang bukanlah sosok yang seperti itu, namun anggaplah kalau orang yang ada di posisi ET saat ini bukan beliau tapi sosok pengusaha yang kurang berintegritas.
Kita tahu pengusaha besar umumnya memiliki banyak perusahaan, dan kalau pengusaha tersebut mau melakukan proses tersebut tentunya tidak akan memilih perusahaan seperti ABBA, perusahaan yang notabene sudah dijual ke publik, dan wajib melaporkan laporan keuangannya ke publik.
Kalau memang mau melakukan hal tersebut, pengusaha yang kurang berintegritas itu akan secara diam-diam memberi keuntungan ke perusahaan yang sama sekali tidak diketahui publik, jadi ABBA jelas bukan pilihan yang ideal.
Sementara sebagai Bandar anda tidak perlu menebak-nebak, mereka cukup menaruh salah satu informannya dalam bagian keuangan perusahaan, dan memberi tahu apakah perusahaan perusahaan ini akan memperoleh profit besar atau tidak dalam jangka pendek. Kalau ternyata profitnya akan meningkat, jauh sebelum dirilisnya laporan keuangan Bandar bisa mengakumulasi dulu saham yang sudah dijualnya ke publik, lalu menaikan harganya, dan baru jualan ketika berita laporan keuangannya diumumkan ke publik.
Karena bagaimana pun Bandar hanya bisa melakukan akumulasi ketika ritel mau jualan, dan tentunya masa-masa euphoria seperti minggu ini jelas bukan waktu yang tepat untuk bandar akumulasi. Kalau Bandar mau melakukan akumulasi sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum keluarnya berita, ketika ritelnya masih mau jualan, atau beberapa hari setelah keluarnya berita, dimana ritel-ritel sudah lupa, atau bahkan frustasi dan nyangkut di saham ini, di situlah saat yang tepat untuk Bandar melakukan akumulasi. Jadi kalau anda ingin mengetahui efek sebenarnya dari diangkatnya ET terhadap saham ABBA, anda bisa melihat apa yang dilakukan bandar beberapa minggu kedepan, terutama setelah investor ritelnya panik karena harga sahamnya terus turun.
Terakhir, Apakah Erick Thohir sebagai pemilik dan komisaris utama perusahaan ini tidak peduli harga saham perusahaannya dimainkan oleh Bandar seperti ini ?!
Pertanyaan seperti ini sering kali kami dapat terutama di sesi tanya jawab Workshop Bandarmologi, jawabannya memang bisa berbeda di setiap kasus. Ada saham yang Bandarnya bekerja sama langsung dengan pemilik perusahaan, jadi mereka akan sama-sama untung dan sama-sama mengeluarkan modal untuk menggoreng saham. Ada saham yang pemilik perusahaannya memang tidak peduli dan tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi pada pergerakan harga sahamnya.
Untuk kasus ABBA kami sama sekali tidak pernah mendapat informasi bahwa pihak perusahaan apalagi bapak Erick Thohir punya hubungan dengan pihak BANDAR yang mengatur pergerakan harga saham ABBA dalam beberapa bulan terakhir ini. Namun meskipun mereka tidak ada kaitan langsung, namun kalau saya ada di posisi ET saya akan senang-senang saja melihat harga saham ABBA dimainkan oleh BANDAR beberapa bulan terakhir. Karena pada akhirnya meskipun harga ABBA terjun bebas 2 hari terakhir, namun tetap saja karena adanya BANDAR ada banyak perubahan positif yang terjadi di saham ABBA dalam 1 tahun terakhir.
Karena bagaimana pun ABBA ini adalah perusahaan media cetak yang sudah ketinggalan jaman, dan di hampir seluruh dunia perusahaan di bidang ini hanya tinggal menunggu kebangkrutannya saja, dan bagi anda yang mungkin lupa sampai bulan September tahun lalu saham ABBA parkir di 50, dan tidak laku dijual. Sementara setahun setelahnya saham ABBA sekarang ada di harga 170an dan laku kerang di kalangan investor ritel. Jadi sebagai pemegang saham dalam jumlah besar, anda tentunya akan senang-senang saja melihat harga saham anda naik lebih dari 200% dalam setahun terakhir, dan kalau dulu saham ini tidak laku dijual, sekarang sahamnya jadi laku dijual.
Kami harap artikel ini dapat membantu anda untuk memahami dengan benar tentang apa yang terjadi di pergerakan harga saham yang ada lihat setiap harinya, karena tanpa memahami Ilmu Bandarmologi, bursa saham akan menjadi tempat yang membingungkan dan menakutkan. Namun jika anda sudah mengerti apa yang sebenarnya terjadi, anda akan menemukan begitu banyak peluang yang tercipta di balik pergerakan harga yang dilakukan oleh BANDAR.
Jika anda berminat mempelajari analisa Bandarmologi secara mendalam, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan DISKON SEBESAR 1 JUTA RUPIAH yang berlaku sampai akhir pekan ini untuk mengikuti Workshop Bandarmologi yang di akhir tahun ini akan diadakan di Jakarta (14-15 Des) , Surabaya (21-22 Des), dan Online (6-9 Des). Dapatkan info lengkap dan pendaftaran disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
1 comment
Setelah baca statement di ini :
“Pihak Otoritas Bursa Efek Indonesia sejauh ini belum pernah menerbitkan peraturan seperti di bawah :
Kalau pemilik atau CEO dari satu perusahaan yang listing di BEI diangkat menjadi Menteri BUMN, maka 1 hari setelah pengangkatan tersebut, harga saham yang bersangkutan secara otomatis dinaikan oleh BEI sebanyak 20%. Sementara kalau pemimpin perusahaan hanya diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga, harga sahamnya hanya naik 10%.”
Baru mikir, bener juga yaa…. Percuma ada berita, percuma fundamental bagus, kalau Bandar gak mutusin untuk naikin harga, harga tetep nggak naik. Jadi merasa bodoh selama ini gak kepikiran seperti ini