Per 21 Januari 2016, kandungan bahan bakar nabati (biodiesel) pada solar di Indonesia mulai dinaikan menjadi sebanyak 20 persen. Kenyataan ini berdampak pada berkurangnya impor bahan bakar. Sehingga, devisa negara bisa dimanfaatkan untuk hal lain. “Kebutuhan solar PSO di Indonesia pada 2016 sebanyak 16 juta kiloliter. Penggunaan biodieselnya 3,2 juta Kl, cukup signifikan terhadap penggunaan fosil,” ujar Edi Wibowo, Kasubdit Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi Dirjen Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Bandung, Kamis, seperti dikutip Kompas.
Edi mengungkapkan, biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang digunakan untuk mesin atau motor diesel berupa ester metil asam lemak. Untuk Indonesia, bahan yang digunakan untuk biodiesel adalah kelapa sawit. “Sesuai mandatory, tahun ini digunakan B20 atau 20 persen biodiesel dalam kandungan solar. Ke depannya akan dikembangkan menjadi 30 persen,” ucapnya.
Pengembangan biodiesel, sambung Edi, sangat penting. Sebab, cadangan minyak terus menurun. Jika Indonesia tidak menemukan titik cadangan baru, pada12-13 tahun yang akan datang, persediaan sangat tipis. Atas dasar alasan itulah dikembangkanlah biodiesel.
Sumber : infosawit.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market